Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Ungkap Permasalahan Perumahan Subsidi, Desak BPK Lakukan Audit Menyeluruh

Rabu, 05 Maret 2025 | 11:56:25 WIB
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Ungkap Permasalahan Perumahan Subsidi, Desak BPK Lakukan Audit Menyeluruh

JAKARTA – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengungkapkan sejumlah permasalahan serius terkait program perumahan subsidi di provinsi tersebut. Dalam acara peletakan batu pertama pembangunan rumah subsidi khusus untuk pegawai negeri pada Polri di Desa Cengkong, Kecamatan Purwasari, Karawang Timur, Dedi menyoroti berbagai penyimpangan yang merugikan masyarakat dan meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melakukan audit menyeluruh.

Penyimpangan dalam Program Perumahan Subsidi

Jawa Barat tercatat sebagai provinsi dengan pembangunan rumah subsidi terbanyak di Indonesia. Data Sistem Informasi Kumpulan Pengembang (SiKumbang) menunjukkan bahwa Jawa Barat memiliki 4.326 lokasi pembangunan dengan total 731.909 unit rumah subsidi. Namun, di balik angka tersebut, terdapat berbagai permasalahan yang mencuat.

Salah satu isu utama adalah kasus penipuan oleh pengembang nakal. Banyak masyarakat yang telah membayar untuk mendapatkan rumah subsidi, namun hingga kini belum menerima unit yang dijanjikan. Selain itu, terdapat praktik pembelian lebih dari satu unit rumah subsidi oleh individu yang seharusnya hanya berhak atas satu unit. Lebih parahnya, beberapa pembeli merenovasi rumah subsidi di bagian hook dan kemudian menyewakannya, padahal aturan menyatakan bahwa rumah subsidi harus ditempati oleh pemiliknya dan tidak boleh disewakan.

"Akhirnya masyarakat tidak menikmati rumah subsidi itu. Dan yang paling harus diketahui oleh masyarakat bahwa rumah subsidi itu adalah ada uang negara yang diberikan kepada masyarakat bisa jadi hanya dinikmati oleh pengembang, tidak dinikmati oleh masyarakat," ujar Dedi Mulyadi.

Desakan Audit oleh BPK

Menanggapi berbagai permasalahan tersebut, Dedi Mulyadi menilai perlu adanya langkah tegas untuk memastikan program perumahan subsidi berjalan sesuai tujuan. Ia meminta BPK untuk melakukan audit terhadap rumah subsidi yang bermasalah. "Dan audit BPK adalah langkah untuk menyelesaikan seluruh problem dari kecarut-marutan para pengembang yang nakal di perumahan subsidi," tegasnya. citeturn0search0

Koordinasi dengan Kementerian ATR/BPN

Selain itu, Dedi juga berencana melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Tujuannya adalah memastikan bahwa daerah resapan air, lahan persawahan, dan kawasan pegunungan tetap aman dan tidak disalahgunakan untuk pembangunan perumahan yang tidak sesuai peruntukan. Langkah ini diambil untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan mencegah bencana alam seperti banjir dan longsor.

Audit Perumahan yang Terkena Banjir

Dedi Mulyadi juga menyoroti perumahan-perumahan yang sebelumnya diklaim bebas banjir namun kenyataannya terendam saat musim hujan. Ia menekankan pentingnya audit terhadap perumahan tersebut untuk mengetahui apakah penyebab banjir disebabkan oleh kesalahan tata ruang atau kelalaian pengembang. "Saya juga akan mengaudit dari sisi aspek lingkungan seluruh perumahan di Jawa Barat yang banjir. Faktornya oleh apa? Kesalahan tata ruang atau kesalahan pengembang?" tutupnya. citeturn0search1

Tanggapan dari Berbagai Pihak

Rencana audit yang diusulkan oleh Gubernur Dedi Mulyadi mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan. Akademikus menilai bahwa pengembang perumahan dapat menjadi pusat informasi dalam proses audit ini. Mereka menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam program perumahan subsidi untuk memastikan bahwa bantuan pemerintah benar-benar sampai kepada yang berhak. citeturn0search8

Sementara itu, Indonesia Corruption Watch (ICW) menekankan bahwa audit program rumah subsidi harus menyeluruh dan tidak hanya terfokus pada pengembang. ICW menyoroti bahwa permasalahan dalam program perumahan subsidi tidak hanya disebabkan oleh pengembang nakal, tetapi juga bisa melibatkan oknum-oknum lain yang memanfaatkan celah dalam sistem. Oleh karena itu, diperlukan audit yang komprehensif untuk mengidentifikasi dan mengatasi akar permasalahan. citeturn0search11

Langkah Konkret Pemerintah Daerah

Sebagai langkah konkret, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana melakukan pendataan ulang terhadap penerima manfaat program perumahan subsidi. Pendataan ini bertujuan untuk memastikan bahwa rumah subsidi benar-benar diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Selain itu, pemerintah daerah akan meningkatkan pengawasan terhadap pengembang perumahan untuk mencegah terjadinya penyimpangan di masa mendatang.

Dedi Mulyadi juga mengajak masyarakat untuk proaktif melaporkan jika menemukan indikasi penyimpangan dalam program perumahan subsidi. Ia menegaskan bahwa partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam mengawasi pelaksanaan program pemerintah agar tepat sasaran dan bebas dari praktik korupsi.

Harapan ke Depan

Dengan berbagai langkah yang telah dan akan diambil, diharapkan program perumahan subsidi di Jawa Barat dapat berjalan lebih transparan dan akuntabel. Masyarakat yang berhak diharapkan dapat menikmati fasilitas perumahan yang layak tanpa harus khawatir menjadi korban penipuan atau penyimpangan lainnya. Selain itu, dengan adanya audit dan pengawasan yang ketat, kualitas perumahan subsidi diharapkan meningkat sehingga dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penghuninya.

Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan komitmennya untuk terus memperbaiki program perumahan subsidi di Jawa Barat. Ia berharap dengan kerjasama antara pemerintah, pengembang, dan masyarakat, permasalahan yang

Terkini