Wijaya Karya (WIKA) Jual Aset dan Hapus Anak Perusahaan untuk Perkuat Modal

Jumat, 07 Maret 2025 | 11:57:29 WIB
Wijaya Karya (WIKA) Jual Aset dan Hapus Anak Perusahaan untuk Perkuat Modal

JAKARTA – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) mengambil langkah strategis dalam menghadapi penurunan pasar konstruksi akibat perubahan kebijakan pemerintah. Salah satu strategi utama yang dilakukan adalah dengan menjual aset serta menghapus beberapa anak dan cucu perusahaan agar lebih fokus pada bisnis inti di sektor konstruksi dan engineering, procurement, construction, and commissioning (EPCC).

Divestasi Aset untuk Penguatan Modal

Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito, mengungkapkan bahwa pelepasan aset akan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2025. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi beban investasi sekaligus mendapatkan dana tunai guna memperkuat modal serta memenuhi kewajiban perusahaan.

“Kami akan melakukan divestasi pada 2025, baik di jalan tol maupun penyertaan lainnya. Selain mengurangi beban investasi, juga memberikan dana tunai untuk memperkuat modal dan penyelesaian kewajiban,” ujar Agung dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi VI DPR di Jakarta.

Bisnis.com mencatat bahwa salah satu aset yang akan dilepas WIKA adalah ruas Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) dan Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja). Selain itu, proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM Jatiluhur) yang berlokasi di Bekasi Timur, Jawa Barat, juga masuk dalam daftar aset yang akan dijual.

Keputusan untuk menjual aset ini bukanlah tanpa alasan. Menurut Agung, kondisi industri konstruksi mengalami tekanan yang cukup besar akibat perubahan kebijakan pemerintah yang lebih selektif dalam belanja infrastruktur. Hal ini mendorong WIKA untuk merestrukturisasi portofolio agar tetap kompetitif dan memiliki keuangan yang sehat.

Penataan Anak dan Cucu Perusahaan

Selain melakukan divestasi aset, WIKA juga akan mengoptimalkan struktur perusahaan dengan mengurangi jumlah anak dan cucu perusahaan. Langkah ini bertujuan agar WIKA dapat lebih fokus pada bisnis utama di sektor konstruksi dan EPCC.

“Pada tahun ini, kami akan mengurangi jumlah cucu supaya tidak terlalu banyak maupun penataan ulang anak [perusahaan], sehingga kami akan fokus pada bisnis konstruksi dan EPCC saja. Di luar ini, kami akan hapus,” tegas Agung.

Restrukturisasi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional serta mempercepat pengambilan keputusan dalam menjalankan proyek-proyek strategis. Dengan jumlah anak dan cucu perusahaan yang lebih ramping, WIKA optimistis dapat lebih lincah dalam menghadapi dinamika industri konstruksi yang terus berubah.

Efisiensi Operasional Tanpa PHK

Dalam menghadapi tantangan industri, WIKA juga menerapkan kebijakan efisiensi operasional secara menyeluruh. Target efisiensi yang ditetapkan adalah pengurangan biaya operasional minimal sebesar 15 persen. Penghematan ini dilakukan melalui beberapa langkah, seperti pemangkasan tunjangan pejabat, efisiensi dalam perjalanan dinas, serta pengurangan fasilitas bagi pengurus perusahaan.

Meski melakukan berbagai langkah efisiensi, WIKA menegaskan bahwa tidak akan ada pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi pegawai. “Kami mempertahankan semua pegawai yang ada, tetapi kami membuat efisiensi-efisiensi baik itu pemasaran, sponsorship, konsultan, dan sebagainya,” ujar Agung.

Kebijakan ini diambil agar perusahaan tetap dapat beroperasi secara optimal tanpa harus mengorbankan tenaga kerja. Sebagai perusahaan milik negara, WIKA berkomitmen untuk menjaga stabilitas tenaga kerja dan memastikan bahwa efisiensi yang dilakukan tidak berdampak negatif terhadap kesejahteraan karyawan.

Tantangan dan Prospek WIKA ke Depan

Langkah-langkah yang diambil WIKA mencerminkan upaya perusahaan dalam menghadapi tantangan industri konstruksi yang semakin kompleks. Dengan kondisi pasar yang berubah akibat kebijakan pemerintah yang lebih selektif dalam proyek infrastruktur, perusahaan BUMN karya seperti WIKA harus lebih adaptif dalam mengelola portofolio dan keuangan.

Dengan strategi divestasi aset, restrukturisasi anak perusahaan, serta efisiensi operasional, WIKA berharap dapat tetap bersaing dan mempertahankan posisinya sebagai salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia. Ke depan, WIKA akan lebih selektif dalam mengambil proyek-proyek baru dengan fokus pada keberlanjutan dan profitabilitas.

Langkah ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para investor dan pemegang saham, dengan menciptakan perusahaan yang lebih efisien dan memiliki struktur keuangan yang lebih sehat. WIKA optimistis bahwa strategi ini akan memberikan hasil yang positif dalam jangka panjang dan memperkuat daya saing perusahaan di industri konstruksi nasional.

Dengan demikian, tahun 2025 akan menjadi tahun yang penuh tantangan sekaligus peluang bagi WIKA dalam menata ulang strategi bisnisnya demi mencapai pertumbuhan yang lebih berkelanjutan.

Terkini