Karier Cemerlang dari Jurusan yang Sepi Peminat

Senin, 07 Juli 2025 | 15:08:01 WIB
Karier Cemerlang dari Jurusan yang Sepi Peminat

JAKARTA - Ketika membicarakan soal perencanaan karier, tak sedikit calon mahasiswa yang terpaku pada jurusan-jurusan populer seperti kedokteran, teknik, atau manajemen bisnis. Padahal, di balik jurusan yang sepi peminat, tersimpan potensi besar untuk meraih kesuksesan dan penghasilan tinggi.

Berbagai data dari universitas ternama dan platform pencarian kerja menunjukkan bahwa ada sejumlah program studi yang meskipun tidak diminati secara luas, namun justru membuka jalan karier dengan gaji yang menjanjikan. Dengan kata lain, peluang tidak selalu tersembunyi di tengah keramaian.

Berikut lima jurusan kuliah yang kerap diabaikan namun memiliki prospek karier luar biasa:

1. Seni Rupa dan Desain

Di antara program studi di Institut Teknologi Bandung (ITB), Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) mencatat jumlah pendaftar terendah dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tahun 2025. Hanya ada 52 orang yang mendaftar di jurusan ini. Sementara itu, di Universitas Brawijaya (UB), jurusan Seni Rupa Murni pun tak jauh berbeda, hanya 40 peminat.

Padahal, jurusan ini mengajarkan berbagai keterampilan dan wawasan artistik yang sangat dibutuhkan di era industri kreatif. Mahasiswa akan mempelajari seni murni seperti melukis, patung, dan keramik, serta bidang desain seperti desain komunikasi visual, produk, interior, dan kriya.

Universitas lain seperti Universitas Sebelas Maret (UNS), Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, ISI Surakarta, dan ISI Denpasar juga menawarkan jurusan serupa.

Lulusan dari bidang seni ini bisa meniti karier sebagai ilustrator, desainer grafis, visual artist, bahkan art director. Menariknya, kisaran gaji awal untuk profesi-profesi ini berada di angka Rp 5 juta hingga Rp 11 juta per bulan, tergantung proyek dan portofolio.

2. Mikrobiologi

Jurusan Mikrobiologi Pertanian di Universitas Gadjah Mada (UGM) juga masuk dalam daftar program studi yang peminatnya relatif rendah. Pada tahun 2024, rasio antara peminat dengan daya tampung hanya 1:10.

Jurusan ini hanya menyediakan 35 kursi, yang terbagi dalam tiga jalur masuk, yaitu SNBP (11 kursi), SNBT (11 kursi), dan seleksi mandiri (13 kursi).

Padahal, ilmu mikrobiologi sangat penting di berbagai sektor kehidupan. Mahasiswa akan mempelajari bakteri, virus, jamur, dan protozoa, serta bagaimana mikroorganisme ini mempengaruhi kesehatan, lingkungan, dan industri makanan.

Lulusan mikrobiologi memiliki peluang karier luas, mulai dari industri farmasi, bioteknologi, lembaga riset lingkungan, hingga pengembangan ilmu hayati. Gaji di sektor ini juga kompetitif, terutama bagi mereka yang melanjutkan ke bidang riset atau bekerja di industri global.

3. Aktuaria

Meski perlahan mulai dikenal, Program Studi Aktuaria masih belum setenar jurusan-jurusan eksakta lainnya. Aktuaria adalah ilmu yang mengombinasikan matematika, statistika, dan ekonomi untuk menganalisis risiko keuangan, terutama di sektor asuransi dan dana pensiun.

Di Indonesia, hanya beberapa universitas yang menyediakan jurusan ini secara khusus, seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Profesi aktuaris sangat dibutuhkan di perusahaan asuransi, konsultan keuangan, dan bank. Karena kompetensinya yang tinggi dan spesifik, aktuaris termasuk dalam jajaran profesional dengan gaji awal di atas Rp 10 juta per bulan, bahkan lebih untuk level senior dan bersertifikasi.

4. Kehutanan

Jurusan Kehutanan sering kali dianggap hanya cocok untuk mereka yang ingin bekerja di hutan. Padahal, program studi ini justru membuka peluang luas di bidang manajemen lingkungan, konservasi, riset biodiversitas, serta pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan.

Kampus seperti IPB University, UGM, dan Universitas Hasanuddin menjadi pionir dalam bidang ini.

Dengan meningkatnya kesadaran akan isu perubahan iklim dan keberlanjutan, permintaan terhadap ahli kehutanan juga meningkat—baik di dalam negeri maupun luar negeri. Banyak lulusan kehutanan bekerja di organisasi lingkungan, perusahaan tambang, LSM internasional, hingga lembaga pemerintah. Gaji awal bisa berada di kisaran Rp 6 juta hingga Rp 12 juta, tergantung posisi dan lokasi kerja.

5. Geofisika

Geofisika merupakan cabang ilmu kebumian yang menggabungkan fisika dan geologi untuk memahami struktur bumi. Jurusan ini sering dianggap terlalu teknis atau sulit, sehingga jumlah pendaftarnya pun tak sebanyak teknik sipil atau teknik mesin.

Padahal, lulusan geofisika sangat dicari di industri energi dan eksplorasi sumber daya alam seperti minyak, gas, dan tambang.

Kampus-kampus seperti ITB, UGM, dan Universitas Padjadjaran menyediakan program studi ini.

Para geofisikawan berpeluang bekerja di sektor migas, badan geologi, bahkan di lembaga antariksa dan mitigasi bencana. Gaji awal bisa mencapai Rp 8 juta hingga Rp 15 juta, terutama jika bekerja di perusahaan energi berskala internasional.

Jangan Takut Ambil Jalur Tak Umum

Kenyataannya, prospek karier tak selalu ditentukan oleh popularitas jurusan. Dalam banyak kasus, justru program studi yang sepi peminat memberikan peluang lebih besar untuk menonjol dan mendapatkan posisi strategis di dunia kerja.

Dengan kata lain, berani memilih jurusan yang tidak mainstream bisa menjadi kunci membangun karier yang cemerlang dan berpenghasilan tinggi.

Jika pilihan Anda didasarkan pada potensi jangka panjang dan bukan sekadar tren sesaat, maka langkah Anda akan lebih mantap dalam meniti masa depan.

Terkini