Kemenkes Siapkan Peningkatan Layanan Haji

Selasa, 15 Juli 2025 | 07:50:38 WIB
Kemenkes Siapkan Peningkatan Layanan Haji

JAKARTA - Upaya peningkatan mutu layanan kesehatan jemaah haji terus menjadi prioritas Kementerian Kesehatan. Evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan musim haji tahun ini menjadi dasar bagi Kemenkes untuk merancang perbaikan yang lebih baik di musim mendatang.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes, Tjandra Yoga Aditama, menyatakan bahwa sejumlah rencana perbaikan telah disiapkan dan dibahas lintas kementerian serta lembaga. Langkah-langkah tersebut bertujuan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi tim kesehatan selama mendampingi para jemaah di Tanah Suci.

“Kami sudah konsultasikan dengan beberapa pihak untuk perbaikan di tahun depan,” ujar Tjandra.

Selama penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, tim medis dari Kemenkes menghadapi berbagai kendala di lapangan. Salah satu persoalan utama yang menjadi sorotan adalah keterbatasan fasilitas layanan kesehatan. Ruang yang sempit menyebabkan beberapa jemaah tidak bisa ditangani di dalam tenda kesehatan seperti yang diharapkan.

Terkait hal ini, Tjandra menyebutkan bahwa komunikasi dan koordinasi dengan pemangku kepentingan telah dilakukan. Pembicaraan telah digelar bersama Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Anggito Abimanyu, serta anggota DPR. Hasilnya, terdapat kesepahaman bahwa tenda kesehatan akan diperluas pada musim haji mendatang.

Langkah tersebut menjadi sinyal positif bahwa kebutuhan dasar jemaah akan layanan medis tidak diabaikan dan terus menjadi perhatian utama pemerintah.

Kendala lain yang dihadapi adalah keterbatasan akses mobilitas ambulans dari pos kesehatan menuju Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS). Petugas di lapangan mengeluhkan sulitnya mengantarkan pasien karena ambulans dari tim kesehatan Indonesia tidak memiliki stiker resmi yang dikeluarkan oleh otoritas Arab Saudi. Tanpa stiker tersebut, kendaraan medis tidak bisa leluasa melintasi jalur-jalur yang ramai saat ibadah berlangsung.

“Padat dan macetnya jalanan saat ibadah berlangsung juga menjadi kendala,” jelas Tjandra.

Sebagai solusi, dua skenario tengah disiapkan oleh tim kesehatan Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Arafah. Skenario pertama adalah mengupayakan pengurusan stiker resmi agar ambulans Indonesia bisa bergerak dengan leluasa. Sementara alternatif kedua adalah mempersiapkan tenaga penerjemah yang mampu menjembatani komunikasi antara petugas Indonesia dengan tenaga kesehatan Arab Saudi.

Dengan pendampingan bahasa yang baik, diharapkan pihak Indonesia mendapat kemudahan untuk menggunakan ambulans yang tersedia di fasilitas medis milik Arab Saudi. Strategi ini dinilai realistis untuk mempercepat proses rujukan bagi jemaah yang membutuhkan perawatan lebih lanjut.

Meski dihadapkan pada tantangan tersebut, Kemenkes tetap menilai bahwa penyelenggaraan layanan kesehatan jemaah haji tahun ini mengalami kemajuan. Beberapa indikator menunjukan perbaikan signifikan dibanding musim haji sebelumnya. Salah satunya adalah menurunnya angka kematian jemaah secara keseluruhan.

“Hingga hari ini baru tercatat 77 jemaah haji yang meninggal selama musim haji dengan rasio 0,46 per 1.000 jamaah,” ungkap Tjandra.

Sebagai perbandingan, pada musim haji tahun sebelumnya tercatat 127 jemaah wafat dengan rasio kematian 0,62 per 1.000 jemaah. Penurunan ini menjadi cerminan dari meningkatnya ketepatan dan kecepatan dalam penanganan kesehatan di lapangan.

Tjandra juga menegaskan bahwa keberhasilan penurunan angka kematian ini tak lepas dari kesiapsiagaan tim medis yang bekerja siang dan malam melayani para jemaah. Mereka bertugas tidak hanya dalam penanganan kasus-kasus darurat, tapi juga memberikan edukasi kesehatan dan pemantauan rutin terhadap jemaah.

Langkah Kemenkes dalam mengutamakan kesehatan jemaah ini mendapat dukungan berbagai pihak. Pemerintah Arab Saudi pun disebut bersikap kooperatif, meskipun tetap dibutuhkan komunikasi dan pendekatan khusus untuk menyamakan pemahaman di lapangan, terutama terkait regulasi dan prosedur lokal yang harus diikuti.

Evaluasi yang dilakukan secara menyeluruh oleh Kemenkes tidak hanya mencakup aspek medis, tetapi juga menyangkut aspek logistik dan koordinasi lintas negara. Dengan melihat tren perbaikan yang terjadi, harapannya musim haji mendatang akan berjalan lebih lancar dan aman bagi seluruh jemaah asal Indonesia.

Tjandra pun optimistis bahwa berbagai catatan dan masukan yang telah diterima akan menjadi dasar kuat untuk memperkuat kebijakan pelayanan kesehatan haji ke depan.

“Kami akan terus tingkatkan pelayanan dan respons cepat terhadap situasi-situasi darurat yang mungkin terjadi. Ini demi keselamatan dan kenyamanan jemaah,” tegasnya.

Persiapan yang matang dan kerja sama lintas sektor menjadi kunci sukses dalam penyelenggaraan layanan kesehatan haji. Kemenkes berkomitmen untuk terus memperbaiki segala kekurangan yang ada demi memberikan pelayanan terbaik bagi para tamu Allah.

Dengan semangat peningkatan layanan dan evaluasi yang konstruktif, Kemenkes berharap kualitas pelayanan kesehatan selama ibadah haji akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Terkini