Danantara Kukuhkan Jejak di Langit Indonesia

Jumat, 01 Agustus 2025 | 13:59:27 WIB
Danantara Kukuhkan Jejak di Langit Indonesia

JAKARTA - Upaya memperkuat industri penerbangan nasional kembali mendapat momentum setelah Danantara anak usaha Indonesia Financial Group (IFG) mengucurkan dukungan pendanaan kepada PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) senilai Rp 6,6 triliun. Dukungan ini bukan hanya menjadi tonggak penting dalam restrukturisasi maskapai pelat merah tersebut, tetapi juga memberikan efek positif secara menyeluruh pada ekosistem penerbangan di Tanah Air.

Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (INACA), Denon Prawiraatmadja, menilai langkah Danantara tersebut memberikan sinyal positif yang sangat kuat kepada pelaku industri lainnya. Menurutnya, dukungan keuangan ini akan berdampak luas karena Garuda Indonesia memiliki peran penting sebagai bagian dari jantung industri penerbangan nasional.

"Ini menjadi kabar baik tidak hanya untuk Garuda Indonesia, tetapi juga bagi seluruh ekosistem industri penerbangan di Indonesia. Jika Garuda kembali sehat, maka maskapai lain juga akan ikut terdorong menuju pemulihan,” ujar Denon.

Ia menekankan bahwa posisi Garuda Indonesia sangat strategis karena menjadi tolok ukur kinerja sektor penerbangan nasional secara keseluruhan. Ketika Garuda dalam kondisi prima, kepercayaan investor dan mitra global terhadap dunia aviasi Indonesia ikut terdongkrak.

Dana sebesar Rp 6,6 triliun tersebut dikucurkan Danantara melalui skema konversi utang menjadi saham, menjadikan perusahaan tersebut sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 61,6 persen di Garuda Indonesia. Sementara itu, pemerintah tetap mempertahankan sahamnya sebesar 27,3 persen dan publik sebesar 11,1 persen.

Kepemilikan saham Danantara atas Garuda merupakan hasil dari konversi utang melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) senilai Rp 6,6 triliun. Proses ini menjadi bagian dari restrukturisasi menyeluruh yang dilakukan pasca pandemi, yang sempat mengguncang operasional maskapai penerbangan dunia, termasuk Indonesia.

Melalui keterangan resmi, IFG menyebutkan bahwa langkah ini menjadi bentuk implementasi dari program penyelamatan BUMN strategis. Danantara, sebagai special mission vehicle (SMV) IFG, memiliki mandat khusus dalam rangka memulihkan perusahaan-perusahaan negara yang terdampak berat oleh pandemi.

"Ini bukan semata-mata penyertaan modal, melainkan bagian dari peran negara dalam menjaga keberlangsungan layanan publik di sektor aviasi,” ungkap pernyataan IFG.

Denon dari INACA pun menyampaikan optimismenya bahwa penguatan struktur keuangan Garuda akan membawa angin segar pada jaringan logistik udara dan konektivitas nasional. Menurutnya, keberhasilan Garuda bangkit akan menciptakan efek domino terhadap perbaikan kualitas layanan penerbangan domestik dan internasional.

"Kita perlu dukung upaya ini karena efeknya sangat luas. Tidak hanya terhadap sektor penerbangan, tetapi juga ekonomi, pariwisata, dan pelayanan publik secara keseluruhan,” tambah Denon.

Sebelumnya, Garuda Indonesia telah melalui proses panjang restrukturisasi sejak 2020. Berbagai kebijakan efisiensi dan negosiasi dengan kreditur dilakukan untuk menyelamatkan operasional perusahaan. Kini, dengan masuknya Danantara sebagai pemegang saham mayoritas, harapan untuk keberlanjutan bisnis Garuda Indonesia kembali menguat.

Danantara sendiri merupakan entitas yang dibentuk untuk mendukung pemulihan BUMN terdampak pandemi melalui skema investasi dan penyelamatan. Dengan fokus pada tata kelola yang baik, transparansi, dan prinsip bisnis berkelanjutan, Danantara diharapkan mampu memastikan bahwa dukungan dana negara digunakan secara optimal dan memberikan dampak signifikan.

Salah satu tujuan strategis dari penyertaan ini adalah mengembalikan Garuda Indonesia pada jalur pertumbuhan yang sehat dan kompetitif, baik di dalam maupun luar negeri. Dengan struktur modal yang lebih kuat, Garuda kini memiliki peluang lebih besar untuk mengembangkan layanan, memperkuat armada, dan memperluas jaringan penerbangannya.

IFG juga menekankan pentingnya integritas tata kelola dalam proses ini. "Sebagai bagian dari upaya penyelamatan BUMN, kami memastikan seluruh proses dilaksanakan dengan prinsip kehati-hatian dan akuntabilitas tinggi," tegas pernyataan IFG.

Dukungan terhadap Garuda Indonesia ini diharapkan tidak hanya memberikan solusi jangka pendek, tetapi juga menjadi landasan bagi perbaikan menyeluruh dalam pengelolaan perusahaan penerbangan nasional. INACA pun mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menjaga momentum ini agar industri penerbangan Indonesia dapat kembali menjadi pilar penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

Dengan skema kepemilikan baru ini, Danantara memegang peranan sentral dalam arah strategis Garuda Indonesia ke depan. Penguatan struktur bisnis dan operasional akan menjadi kunci untuk meraih kembali kepercayaan konsumen, mitra, dan pasar global.

Dalam konteks yang lebih luas, langkah ini diharapkan mendorong percepatan pemulihan industri penerbangan nasional yang selama ini menjadi salah satu sektor terdampak paling dalam akibat pandemi. Dukungan finansial yang tepat sasaran, disertai dengan reformasi internal, dinilai menjadi formula penting dalam mendorong transformasi Garuda Indonesia ke arah yang lebih profesional dan berdaya saing.

Kehadiran Danantara tidak hanya sebagai pemilik saham, tetapi juga sebagai pengawal tata kelola dan perencanaan strategis, diharapkan mampu mendorong Garuda Indonesia menjadi perusahaan yang sehat secara finansial dan unggul secara layanan.

Sebagai penutup, Denon Prawiraatmadja menyatakan bahwa kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan pelaku industri menjadi pondasi utama dalam membangun kembali kepercayaan terhadap layanan udara Indonesia.

"Jika kita bisa menjaga sinergi ini, maka pemulihan industri penerbangan bukan hanya sekadar target, tapi sesuatu yang nyata dan bisa kita wujudkan bersama," pungkasnya.

Terkini