Gas Melon Langka Pemkab Sragen Langsung Bertindak

Kamis, 07 Agustus 2025 | 08:27:42 WIB
Gas Melon Langka Pemkab Sragen Langsung Bertindak

JAKARTA - Fenomena kelangkaan gas Elpiji 3 Kg atau biasa disebut gas melon kembali mencuat di sejumlah wilayah Kabupaten Sragen. Beberapa desa seperti Gading di Kecamatan Tanon, Ngandul di Kecamatan Sumberlawang, serta Sangiran dan Bukuran di Kalijambe merasakan langsung dampak dari keterbatasan pasokan ini. Harga yang biasanya berada di kisaran Rp 19.000 per tabung kini melonjak tajam, bahkan mencapai Rp 26.000 di beberapa pengecer.

Meningkatnya kebutuhan masyarakat menjadi salah satu faktor utama yang disebutkan sebagai penyebab kelangkaan. Terutama di musim kemarau seperti sekarang, banyak warga memanfaatkan gas untuk menyedot air, sehingga permintaan meningkat tajam.

Pemerintah Daerah Ambil Langkah Taktis

Menanggapi kondisi ini, Pemerintah Kabupaten Sragen melalui Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan tidak tinggal diam. Kepala Dinas, Cosmas Edwi Yunanto, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi intensif dengan pihak Pertamina guna memastikan pasokan kembali stabil.

“Musim kemarau membuat banyak warga menggunakan gas untuk menyedot air, sehingga kebutuhan melonjak,” ujar Cosmas.

Sebagai bentuk tindak lanjut, Pemkab telah mengajukan permohonan penambahan kuota gas Elpiji 3 Kg dan dijadwalkan pengiriman tambahan sebanyak 16.540 tabung di luar alokasi harian yang biasa diterima Sragen.

Isu Pengalihan Kuota Dibantah

Seiring dengan terjadinya kelangkaan, isu mengenai pengalihan jatah gas dari Sragen ke daerah lain pun sempat merebak di tengah masyarakat. Namun, hal tersebut langsung dibantah tegas oleh pihak dinas.

“Secara resmi tidak mungkin kalau alokasi untuk wilayah Sragen dipindahkan ke alokasi wilayah lain,” terang Cosmas, menepis spekulasi tersebut.

Dengan langkah cepat dan komunikasi yang intens bersama pihak distribusi, diharapkan pasokan gas akan segera kembali normal dan harga pun bisa terkendali sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan.

Kelangkaan Menyebar ke Berbagai Wilayah

Tidak hanya di satu titik, keterbatasan pasokan gas Elpiji 3 Kg dirasakan hampir merata di berbagai kecamatan di Sragen. Di Tanon, misalnya, harga mencapai Rp 23.000 per tabung. Sementara itu, di Desa Ngandul, Sumberlawang, harga bahkan melonjak hingga Rp 26.000.

Salah satu warga Desa Ngandul, berinisial M (50), mengungkapkan bahwa situasi ini sudah berlangsung hampir sebulan. Ia mengatakan bahwa karena sulitnya mencari gas, masyarakat terpaksa membeli dengan harga tinggi di berbagai toko pengecer.

“Harga biasanya 19 ribu, sekarang di pengecer bisa sampai 25 ribu. Meski mahal, ya tetap kita beli karena butuh,” kata M saat diwawancarai.

Warga Berharap Solusi Cepat

Dampak dari kelangkaan ini tentu tidak hanya soal ekonomi rumah tangga, tapi juga menimbulkan keresahan sosial. Masyarakat berharap agar pemerintah lebih tanggap dan memberikan solusi jangka pendek maupun panjang.

“Harapannya kondisi segera kembali normal dan jangan menyusahkan masyarakat di situasi seperti ini,” lanjut M.

Di beberapa wilayah lain seperti Sangiran dan Desa Krikilan Kalijambe, harga di pengecer juga naik dari biasanya Rp 19.000 menjadi Rp 20.000–Rp 22.000. Sementara itu, di Kecamatan Karangmalang, kondisi serupa terjadi di Kroyo dan Puro, dengan keluhan serupa dari warga yang kesulitan memperoleh gas melon.

Antrean dan Pemberitahuan “Gas Habis” di Pangkalan

Kondisi yang terjadi di lapangan menunjukkan tingginya animo warga dalam mendapatkan gas melon. Bahkan, sejumlah pangkalan terpantau memasang papan bertuliskan “Gas Habis” untuk mengantisipasi keluhan pembeli.

Di SPBU Taman Asri, misalnya, petugas menyampaikan bahwa stok baru akan tiba pada hari Senin mendatang. Hal yang sama terlihat di kawasan Gambiran, Kelurahan Sine, di mana warga harus menelan kecewa karena gas belum tersedia.

Tak sedikit warga yang akhirnya membeli gas dari pengecer dengan harga mencapai Rp 24.000, meskipun HET yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 18.000 per tabung.

Dinamika Harga di Kecamatan Lain

Kecamatan Tangen juga ikut terdampak. Di sana, gas Elpiji 3 Kg masih tersedia meskipun dengan harga bervariasi antara Rp 23.000 hingga Rp 25.000. Menurut Sri, warga setempat, meski sulit, masih ada pengecer yang menjual meski dengan harga yang tidak murah.

Kelangkaan yang terjadi ini turut menimbulkan beragam spekulasi di masyarakat, mulai dari keterbatasan suplai, lonjakan konsumsi hingga dugaan permainan distribusi. Namun, pihak dinas tetap menegaskan bahwa alokasi wilayah tetap sesuai peruntukan dan tak terjadi pengalihan resmi.

Komitmen Pemerintah untuk Stabilkan Pasokan

Dengan langkah konkret yang telah dilakukan, termasuk permintaan tambahan tabung dan pemantauan langsung di lapangan, Pemkab Sragen berharap pasokan dapat segera pulih. Kolaborasi antara pemerintah daerah dan Pertamina menjadi kunci utama untuk memastikan masyarakat kembali mendapatkan akses terhadap gas subsidi ini.

Langkah pemantauan di berbagai kecamatan akan terus dilakukan agar distribusi tetap dalam kendali dan tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Sinergi Pemerintah dan Distribusi Diperkuat

Kondisi yang tengah terjadi di Sragen menunjukkan pentingnya penguatan koordinasi antara pemerintah, distributor, dan masyarakat. Meskipun kelangkaan sempat menimbulkan keresahan, respons cepat dari pihak terkait memberi harapan akan kembalinya stabilitas pasokan dan harga gas Elpiji 3 Kg di wilayah tersebut.

Dengan langkah-langkah positif yang telah diambil, masyarakat Sragen berharap solusi yang berkelanjutan agar kebutuhan dasar seperti gas tetap terpenuhi secara merata dan terjangkau.

Terkini