JAKARTA - Transformasi ekonomi Indonesia memasuki babak baru dengan hadirnya sektor mineral dan batu bara (minerba) sebagai pilar strategis yang mampu mempercepat laju pertumbuhan nasional. Kontribusi industri ini kini tidak hanya dilihat dari sisi produksi sumber daya alam semata, melainkan juga dari peran pentingnya dalam menguatkan ketahanan energi dan mendukung hilirisasi.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, menegaskan bahwa potensi komoditas mineral dan batu bara di Indonesia sangat melimpah dan termasuk salah satu yang terbesar di dunia. Hal ini membuka peluang besar untuk memperkuat sektor energi nasional dan sekaligus mendukung cita-cita pemerintah dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Jadi, suatu bidang yang diharapkan ini bisa mendorong perekonomian yang baik, men-support, berkontribusi, dan menurut Bappenas (Badan Perencanaan Nasional), ini salah satu yang memang akan berkontribusi utama untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi 8 persen itu bisa tercapai dengan hilirisasi,” ungkap Dadan.
Potensi Besar dan Peran Strategis dalam Ketahanan Energi
Dengan cadangan alam yang besar dan tersebar di berbagai wilayah, subsektor minerba menjadi salah satu tulang punggung dalam pembangunan berkelanjutan. Potensi ini telah dilirik sebagai bagian dari strategi nasional untuk menjaga ketahanan energi, sejalan dengan Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo.
Ketersediaan sumber daya yang melimpah memberikan ruang bagi Indonesia untuk tidak hanya menjadi pengekspor bahan mentah, namun juga memacu industri hilir agar dapat memberikan nilai tambah secara signifikan bagi perekonomian.
Langkah hilirisasi yang digalakkan pemerintah bertujuan untuk mengolah sumber daya dalam negeri agar bisa memberi dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat, penciptaan lapangan kerja, serta peningkatan penerimaan negara.
Kontribusi Nyata dalam Penerimaan Negara
Sejak tahun 2022, subsektor minerba mencatat kontribusi besar terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Realisasi tahun 2024 menunjukkan angka yang sangat menggembirakan, yakni mencapai Rp140,5 triliun dari total PNBP Kementerian ESDM sebesar Rp269,6 triliun.
Angka ini mencerminkan optimalisasi pemanfaatan potensi minerba yang dilakukan secara berkelanjutan dan terukur. Hal tersebut juga memperlihatkan bahwa sektor ini tidak hanya penting dari sisi energi, tetapi juga sebagai sumber pendanaan pembangunan nasional.
Dengan kontribusi yang terus meningkat, minerba menjadi andalan utama dalam memperkuat fondasi fiskal negara dan membuka peluang besar untuk memperluas investasi di sektor terkait.
Teknologi Dorong Efisiensi dan Transparansi
Di tengah meningkatnya kebutuhan akan efisiensi dan transparansi, pemanfaatan teknologi menjadi kunci utama dalam operasional subsektor minerba. Menurut Dadan, berbagai tahapan kegiatan, mulai dari eksplorasi hingga pelaporan, kini telah didukung oleh teknologi yang cukup canggih.
“Sudah disebut di dalam undang-undang kita yang terkait dengan Minerba, bahwa pemanfaatan teknologi, pemanfaatan sistem informasi, ini yang menjadi salah satu driver utama untuk mendorong, baik itu secara ekonomi lebih baik, maupun juga untuk memastikan bahwa datanya itu data yang benar, data yang dipercaya,” ujar Dadan.
Dukungan regulasi menjadi faktor penting dalam memastikan pemanfaatan teknologi berjalan optimal. Pemerintah melalui Kementerian ESDM telah mengadopsi pendekatan digital untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi di seluruh rantai kegiatan industri minerba.
Sistem Informasi yang Terintegrasi
Untuk memperkuat tata kelola dan pengawasan, Kementerian ESDM telah menerapkan sejumlah sistem informasi yang saling terintegrasi. Salah satunya adalah Sistem Informasi Mineral dan Batubara Antar Kementerian/Lembaga (SIMBARA) yang dirancang untuk memastikan seluruh penerimaan negara dapat tercatat secara akurat dan real-time.
Selain itu, hadir pula Minerba One Data Indonesia (MODI) sebagai platform data nasional yang menyediakan informasi lengkap dan akurat terkait aktivitas pertambangan. Tidak kalah penting adalah e-RKAB, sistem perencanaan dan pelaporan yang memastikan seluruh kegiatan pertambangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Langkah ini merupakan bentuk nyata dari transformasi digital di sektor publik, khususnya dalam sektor energi dan sumber daya mineral. Dengan sistem yang terbuka dan terintegrasi, pemerintah memastikan tata kelola minerba menjadi lebih efisien, transparan, dan akuntabel.
Komitmen terhadap Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Dengan berbagai inisiatif yang telah berjalan, subsektor minerba menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Keberadaan regulasi yang berpihak pada hilirisasi, pemanfaatan teknologi canggih, hingga tata kelola yang berbasis data, menjadi bukti bahwa industri ini telah bergerak ke arah yang lebih modern dan strategis.
Pemerintah juga terus mendorong sinergi antara pelaku usaha, lembaga negara, dan masyarakat agar manfaat dari pengelolaan sumber daya alam ini dapat dirasakan secara luas.
Transformasi ini bukan hanya soal peningkatan produksi atau penerimaan negara, melainkan mencakup misi yang lebih besar, yaitu membawa Indonesia menjadi bangsa yang mandiri secara energi dan tangguh dalam menghadapi tantangan global.