OJK Dorong Literasi Keuangan Petani Kakao di Sulbar

Jumat, 08 Agustus 2025 | 08:16:47 WIB
OJK Dorong Literasi Keuangan Petani Kakao di Sulbar

JAKARTA - Upaya meningkatkan pemahaman dan keterampilan pengelolaan keuangan bagi masyarakat terus menjadi perhatian Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kali ini, OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) mengadakan kegiatan edukasi keuangan khusus bagi 150 petani kakao di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Acara yang berlangsung di area pergudangan PT Bumi Surya Selaras tersebut menjadi momentum penting dalam mendukung kemajuan sektor pertanian melalui penguatan literasi dan inklusi keuangan. Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pemberian pengetahuan, tetapi juga menjadi bagian dari rangkaian penandatanganan nota kesepahaman antara pelaku usaha jasa keuangan dan PT Bumi Surya Selaras terkait penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi petani kakao.

Sinergi untuk Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Kegiatan edukasi ini menghadirkan berbagai pihak penting. Hadir di antaranya Anggota DPD RI Jufri Mahmud, Staf Ahli Bupati Polewali Mandar Bidang Ekonomi dan Keuangan H. Muhammad Akbar, Direktur Utama PT Bumi Surya Selaras, serta sejumlah pejabat daerah dan pimpinan lembaga jasa keuangan setempat.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Divisi Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen, Amiruddin Muhidu, yang hadir mewakili Kepala OJK Sulselbar Moch. Muchlasin, menyampaikan bahwa OJK berkomitmen mendorong sektor jasa keuangan menjadi mitra strategis pemerintah. Menurutnya, peran ini sangat penting dalam mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi yang bersifat inklusif dan berkelanjutan.

“Hal ini sejalan dengan mandat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan,” ujar Amiruddin.

Edukasi sebagai Bentuk Perlindungan

Amiruddin juga menekankan bahwa edukasi keuangan bagi petani merupakan langkah strategis agar mereka mampu membuat keputusan finansial yang tepat. Selain membantu dalam pengelolaan usaha, literasi yang memadai juga dapat melindungi petani dari risiko kerugian akibat praktik keuangan yang tidak sehat.

Ia menjelaskan bahwa paparan terhadap informasi di era digital membuat masyarakat, termasuk petani, perlu lebih waspada. Pengetahuan yang memadai akan membantu menghindarkan mereka dari tawaran yang tidak jelas dan mendorong pengelolaan pendapatan yang lebih bijak. “Rendahnya literasi keuangan dapat memicu perilaku konsumtif berlebihan, terutama akibat pengaruh media sosial,” tambahnya.

Apresiasi dan Harapan dari Perwakilan DPD RI

Dalam kesempatan yang sama, Anggota DPD RI, Jufri Mahmud, menyampaikan apresiasi atas inisiatif OJK dalam menjaga stabilitas sektor jasa keuangan nasional, termasuk perannya di Sulawesi Barat. Menurutnya, langkah ini tidak hanya bermanfaat bagi industri jasa keuangan, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat di tingkat akar rumput.

Ia menilai kolaborasi antara OJK, pemerintah daerah, dan pelaku usaha harus terus ditingkatkan agar literasi dan inklusi keuangan semakin merata. “Stabilitas sektor keuangan menjadi kunci keberlanjutan pertumbuhan sektor riil yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, seperti UMKM, petani, dan nelayan,” ujarnya.

KUR sebagai Dukungan Modal Produktif

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat yang menjadi bagian dari kerja sama ini diharapkan dapat memberikan akses pembiayaan yang lebih luas dan mudah bagi petani kakao. Melalui KUR, petani memiliki kesempatan memperbesar skala usaha, meningkatkan produktivitas, dan mengembangkan kualitas hasil panen.

OJK memandang pembiayaan produktif seperti ini sebagai salah satu cara efektif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus memperkuat posisi sektor pertanian sebagai salah satu pilar ekonomi nasional.

Peran Kakao dalam Perekonomian Sulbar

Sulawesi Barat dikenal sebagai salah satu wilayah penghasil kakao unggulan di Indonesia. Dengan potensi lahan yang luas dan dukungan sumber daya manusia yang memadai, sektor ini memiliki peluang besar untuk terus berkembang. Namun, pengelolaan keuangan yang kurang optimal sering menjadi kendala dalam memaksimalkan potensi tersebut.

Melalui edukasi keuangan yang diberikan OJK, diharapkan para petani tidak hanya mampu mengatur hasil pendapatan dari penjualan kakao, tetapi juga dapat mengalokasikannya untuk investasi usaha, tabungan, dan kebutuhan lainnya secara lebih terencana.

Literasi Keuangan sebagai Investasi Masa Depan

Edukasi yang dilakukan bukan sekadar memberi pengetahuan sesaat, tetapi menjadi bekal jangka panjang bagi para petani. Pemahaman yang baik tentang produk dan layanan keuangan akan membantu mereka merencanakan masa depan dengan lebih aman dan terarah.

OJK menegaskan bahwa literasi keuangan adalah bagian dari investasi sumber daya manusia yang akan mendukung ketahanan ekonomi keluarga dan daerah. Dengan masyarakat yang melek finansial, roda perekonomian diharapkan berputar lebih stabil dan sehat.

Membangun Kolaborasi Berkelanjutan

Kegiatan seperti ini diharapkan dapat menjadi agenda berkelanjutan, tidak hanya di Sulawesi Barat, tetapi juga di daerah lain yang memiliki potensi serupa. Kolaborasi antara regulator, pemerintah daerah, lembaga keuangan, dan pelaku usaha menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem keuangan yang sehat dan inklusif.

OJK berkomitmen melanjutkan program edukasi dan sosialisasi di berbagai daerah, dengan materi yang disesuaikan kebutuhan masyarakat setempat. Bagi petani kakao di Polman, langkah ini merupakan peluang emas untuk mengoptimalkan potensi yang mereka miliki, didukung akses keuangan yang semakin terbuka.

Terkini