JAKARTA - Bursa saham Asia membuka sesi perdagangan Jumat dengan pergerakan yang beragam, setelah pasar Wall Street menunjukkan penghentian sementara dalam reli yang mendorong indeks saham mendekati rekor tertinggi. Situasi ini terjadi di tengah kewaspadaan investor terhadap potensi pasar yang terlalu panas.
Indeks berjangka di Australia dan Hong Kong memulai perdagangan dengan tren pelemahan, sementara Jepang justru mencatat kenaikan pada kontrak berjangkanya. Di sisi lain, kontrak saham AS sedikit menguat setelah indeks S&P 500 berakhir hampir datar, meski sebelumnya sempat mencatat kenaikan tajam hingga hampir 30% sejak titik terendah pada bulan April.
Pergerakan Mata Uang dan Dampak Kebijakan Dagang
Dolar AS terus melemah untuk hari keenam berturut-turut, menuju penurunan terpanjang sejak Maret 2024. Yen Jepang menjadi mata uang yang menguat paling signifikan terhadap dolar AS di antara mata uang utama lainnya. Penguatan ini mendapat dorongan setelah kepala negosiator dagang Jepang mengonfirmasi bahwa AS telah menyetujui pengakhiran praktik "stacking" pada tarif universal sekaligus melakukan pemangkasan pungutan tarif pada produk otomotif.
Perkembangan tersebut mencerminkan optimisme di sisi kebijakan dagang yang berpotensi mengurangi ketegangan dan memperlancar arus perdagangan antar negara.
Pasar Tetap Waspada Menjelang Akhir Pekan
Meski awal perdagangan relatif tenang, pasar menunjukkan kewaspadaan tinggi menjelang akhir pekan. Hal ini dipicu oleh serangkaian berita terkait tarif dan kebijakan perdagangan yang terus bergulir, termasuk meningkatnya ketegangan antara AS dan India.
Presiden AS juga memberi sinyal kemungkinan sanksi baru terhadap Rusia, sementara pejabat tinggi AS mempertimbangkan tarif terkait pembelian minyak Rusia dari China. Situasi ini menjadi salah satu faktor yang membuat pelaku pasar bersiap menghadapi potensi volatilitas.
Perhatian pada Koreksi Pasar dan Valuasi Saham
Beberapa perusahaan besar mulai memberikan peringatan kepada klien mereka agar bersiap menghadapi kemungkinan koreksi jangka pendek. Hal ini terutama disebabkan oleh valuasi saham yang kini berada pada tingkat sangat tinggi setelah reli tajam baru-baru ini.
Indeks S&P 500, misalnya, telah melonjak sekitar 30% sejak April, namun para investor juga diingatkan oleh faktor musiman yang menunjukkan bahwa Agustus dan September historisnya adalah bulan yang menantang bagi pasar saham Amerika.
Kondisi Obligasi dan Data Ekonomi Terbaru
Pasar obligasi Australia juga mengalami pelemahan, mengikuti pergerakan Treasury AS setelah lelang obligasi senilai US$25 miliar yang berlangsung Kamis lalu menunjukkan hasil yang kurang menggembirakan. Imbal hasil obligasi bertenor panjang, seperti 30 tahun, tercatat naik tipis menjadi 4,83%, sementara obligasi bertenor 10 tahun meningkat menjadi 4,25%.
Dari sisi ekonomi, klaim pengangguran berkelanjutan di AS melonjak ke level tertinggi sejak November 2021, memberikan sinyal adanya pelemahan pada pasar tenaga kerja. Namun, data ini juga dapat menjadi indikator penyesuaian pasar dalam jangka menengah.
Perubahan Kepemimpinan di Federal Reserve dan Kebijakan Bank Sentral Lain
Deputi Gubernur Federal Reserve Christopher Waller dipandang sebagai kandidat utama untuk posisi gubernur bank sentral yang akan menggantikan Jerome Powell. Presiden AS juga telah menunjuk Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Stephen Miran sebagai calon deputi gubernur The Fed, yang akan mengisi posisi hingga masa jabatan sebelumnya berakhir.
Sementara itu, Bank of England mengambil langkah menurunkan suku bunga ke level terendah dalam dua tahun terakhir, sebuah keputusan yang memberikan tantangan sekaligus peluang baru bagi para investor. Poundsterling merespons kebijakan ini dengan menguat, menandakan optimisme terhadap prospek ekonomi Inggris ke depan.
Dengan pergerakan bursa yang variatif di Asia dan dinamika kebijakan global yang terus berkembang, pelaku pasar diharapkan tetap cermat dan optimis menghadapi peluang investasi yang muncul. Positifnya respons mata uang utama dan kebijakan moneter di beberapa negara memberikan harapan akan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.