JAKARTA - PT Patra Logistik kembali menunjukkan performa unggul dalam pengelolaan rantai distribusi energi nasional.
Melalui Depot Supply Point (DSP) Ujung Berung di Bandung, perusahaan berhasil mempertahankan ketepatan waktu pengiriman 100 persen sekaligus nol kecelakaan kerja sepanjang Januari hingga September 2025.
Pencapaian ini bukan sekadar angka, melainkan bukti komitmen perusahaan terhadap efisiensi, keselamatan, dan kualitas operasional di seluruh lini bisnisnya.
Sebagai bagian dari Pertamina Group, Patra Logistik memiliki tanggung jawab penting dalam memastikan kelancaran pasokan produk pelumas ke berbagai wilayah di Jawa Barat dan sekitarnya.
Corporate Secretary PT Patra Logistik Prakoso Yoga Ferlando menyampaikan bahwa keberhasilan DSP Ujung Berung menjadi refleksi nyata dari sinergi tim, pengawasan ketat, serta penerapan standar kerja kelas dunia di lapangan.
Kinerja Distribusi Pelumas yang Stabil dan Tepat Waktu
Selama sembilan bulan pertama tahun 2025, DSP Ujung Berung berhasil mempertahankan performa distribusi tanpa kendala. Setiap pengiriman dilaksanakan dengan tingkat akurasi dan keandalan tinggi, baik dari sisi waktu maupun keamanan kerja.
“Sebagai bagian dari Pertamina Group, Patra Logistik berperan penting dalam menjaga kelancaran distribusi produk pelumas Pertamina di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya,” ujar Yoga.
Ia menegaskan bahwa capaian ini mencerminkan dedikasi perusahaan dalam memberikan layanan logistik yang tepat waktu, aman, dan konsisten.
Secara operasional, DSP Ujung Berung menangani volume distribusi yang besar setiap bulannya — rata-rata 23 ribu karton, 30 pail, dan 400 drum produk pelumas diterima serta disalurkan ke lima distributor utama dan tiga pelanggan industri.
Seluruh produk tersebut dikirim dari DSP Plumpang melalui jalur darat sebelum diteruskan ke berbagai kawasan industri strategis di Jawa Barat.
Untuk menjamin kelancaran, setiap tahap distribusi — mulai dari pengecekan kendaraan, penerimaan barang, hingga pengiriman ke pelanggan — dijalankan sesuai dengan standar mutu dan keselamatan kerja tertinggi.
Komitmen Penuh terhadap Standar HSSE dan Keandalan Operasional
Pencapaian nol kecelakaan kerja di DSP Ujung Berung bukanlah kebetulan. Keberhasilan itu merupakan hasil dari penerapan prinsip HSSE Excellence (Health, Safety, Security, and Environment) yang menjadi fondasi utama seluruh kegiatan operasional Patra Logistik.
Manajemen perusahaan secara rutin melakukan Management Walkthrough untuk meninjau langsung proses kerja di lapangan, mulai dari penerimaan produk, penyimpanan, hingga penyaluran. Langkah ini memastikan setiap tahapan operasional berjalan sesuai standar keselamatan Pertamina.
“Kami memastikan setiap titik operasi berjalan sesuai standar layanan Pertamina. Meskipun sebagian lokasi tidak berinteraksi langsung dengan pelanggan, seluruh proses kami awasi secara ketat agar kualitas dan keselamatan kerja tetap terjaga,” tegas Yoga.
Selain pengawasan langsung, perusahaan juga menerapkan budaya kerja 5R (Rapi, Ringkas, Rajin, Rawat, Resik) serta pelatihan HSSE berkala bagi seluruh karyawan. Pendekatan ini terbukti efektif meningkatkan disiplin dan kesadaran keselamatan di seluruh lini kerja.
Raih Penghargaan dan Audit Kinerja Berstandar Pertamina
Konsistensi DSP Ujung Berung dalam menjaga mutu dan keselamatan telah mendapat pengakuan. Dalam audit Pertamina Lubricants Sustainability Management System Excellence (PLUS-E), depot ini berhasil meraih predikat Gold dan Platinum selama periode 2022–2024.
Program audit tersebut menjadi instrumen penting untuk mengukur sejauh mana sistem manajemen operasional dijalankan dengan baik. Tools PLUS-E yang digunakan oleh PT Pertamina Lubricants menilai efektivitas penerapan sistem terpadu dalam aspek produktivitas, efisiensi, dan kesiapsiagaan terhadap risiko kerja.
Capaian tersebut membuktikan bahwa DSP Ujung Berung tidak hanya mampu mempertahankan kualitas layanan, tetapi juga menjadi contoh penerapan manajemen risiko yang kuat dan adaptif di sektor logistik energi.
Jaringan DSP yang Luas dan Strategis
Keberhasilan DSP Ujung Berung hanyalah satu bagian dari sistem distribusi yang lebih besar. Saat ini, Patra Logistik mengelola sembilan Depot Supply Point (DSP) yang tersebar di berbagai wilayah strategis Indonesia, meliputi Region Sumatera Bagian Utara, Sumatera Bagian Selatan, hingga Jawa Bagian Barat.
Jaringan distribusi ini berperan penting dalam menjaga keandalan pasokan pelumas Pertamina di seluruh negeri. Setiap DSP berfungsi sebagai titik penghubung utama dalam rantai logistik yang menjamin ketersediaan produk energi di pasar domestik.
Keberhasilan Patra Logistik menjaga performa di setiap DSP menjadi bukti kuat bahwa perusahaan telah membangun sistem logistik yang terintegrasi, efisien, dan berdaya saing tinggi.
Langkah Strategis Menuju Masa Depan Digital dan Aman
Menghadapi dinamika industri logistik yang semakin digital dan kompetitif, Patra Logistik terus memperkuat strategi pengelolaan berbasis teknologi. Perusahaan menyiapkan langkah-langkah modernisasi untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan kecepatan dalam proses distribusi.
Yoga menyampaikan bahwa digitalisasi sistem operasional menjadi fokus pengembangan ke depan. Dengan integrasi teknologi di seluruh lini bisnis, Patra Logistik diharapkan mampu mendukung ketahanan energi nasional melalui sistem logistik yang lebih tangguh dan adaptif terhadap perubahan.
“Ke depan, kami akan memperkuat digitalisasi dan integrasi sistem logistik untuk memastikan setiap layanan kami tetap aman, andal, dan berdaya saing tinggi,” ujarnya.
Menjaga Reputasi dan Kepercayaan di Industri Energi Nasional
Pencapaian DSP Ujung Berung menjadi cerminan dari visi besar Patra Logistik untuk menjadi mitra logistik energi terdepan di Indonesia. Dengan mempertahankan ketepatan distribusi dan keselamatan kerja, perusahaan tidak hanya menjaga reputasi korporasi, tetapi juga mendukung stabilitas pasokan energi nasional.
Melalui kombinasi antara standar operasional tinggi, budaya kerja aman, dan inovasi digital, Patra Logistik siap menghadapi tantangan masa depan sembari terus memperkuat kontribusinya terhadap industri energi Indonesia.