Wisata Malam Ragunan Diuji Coba, Pemprov DKI Janjikan Evaluasi Layanan Pengunjung

Selasa, 14 Oktober 2025 | 15:15:03 WIB
Wisata Malam Ragunan Diuji Coba, Pemprov DKI Janjikan Evaluasi Layanan Pengunjung

JAKARTA - Program wisata malam Night at The Ragunan Zoo di Jakarta menarik perhatian publik setelah sejumlah pengunjung mengeluhkan sulitnya melihat satwa secara langsung. 

Sebagian besar pengunjung mengaku hanya bisa menyaksikan hewan jika menggunakan buggy car, sementara yang berjalan kaki tidak memiliki akses yang sama leluasa.

Menanggapi hal itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menegaskan bahwa kegiatan ini masih dalam tahap uji coba. Staf Khusus Gubernur Bidang Komunikasi Sosial, Chico Hakim, menyampaikan bahwa seluruh aspek pelaksanaan, mulai dari teknis hingga kenyamanan pengunjung, tengah dievaluasi.

“Tentu semua masih tahap uji coba,” ujar Chico saat dihubungi media .

Evaluasi Fasilitas dan Pencahayaan

Chico menjelaskan bahwa Pemprov DKI akan melakukan evaluasi menyeluruh, terutama terkait sistem transportasi internal dan pencahayaan di sekitar area kandang. Ia mengakui bahwa beberapa pengunjung memang lebih mudah melihat satwa saat menaiki buggy car dibanding berjalan kaki.

“Evaluasi akan terus dilakukan dan diperbaiki, mulai dari pencahayaan khususnya yang bukan di area kandang, termasuk juga ketersediaan buggy car,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi keluhan serupa, Pemprov juga tengah mengkaji opsi penambahan shuttle bus agar pengunjung yang berjalan kaki tidak kesulitan menjangkau titik-titik tertentu. “Kami sedang mencarikan solusi ke depannya, apakah dengan shuttle bus dan sebagainya,” tambah Chico.

Antusiasme Pengunjung Tetap Tinggi

Meski masih dalam masa uji coba, animo masyarakat terhadap wisata malam Ragunan ternyata cukup besar. Berdasarkan data Pemprov DKI, sebanyak 3.708 pengunjung datang ke Taman Margasatwa Ragunan (TMR) hingga pukul 21.00 WIB pada hari pertama pembukaan .

“Masyarakat antusias dalam uji coba hari pertama Night at The Ragunan Zoo. Jumlah pengunjung sampai pukul 21.00 mencapai 3.708 orang,” ungkap Chico.

Ia menjelaskan bahwa dalam tahap awal ini, hanya seperempat dari total area Ragunan yang dibuka untuk umum. Area tersebut meliputi jalur jogging sepanjang 1,8 kilometer, kawasan kuliner UMKM di sekitar bundaran, serta empat titik lokasi satwa yang aktif di malam hari atau nokturnal.

“Dalam uji coba ini, hanya 1/4 area Taman Margasatwa Ragunan yang diaktivasi,” ujarnya.

Satwa Aktif dan Pengaturan Cahaya

Empat titik satwa yang dibuka mencakup mamalia kecil seperti binturong, landak, dan musang; reptil seperti ular dan kura-kura; serta harimau dan kuda nil. Chico menegaskan bahwa pengelola telah menyesuaikan pencahayaan di area tersebut agar tidak mengganggu kenyamanan hewan.

“Ada empat titik satwa, di antaranya mamalia kecil, reptil, harimau, dan kuda nil, dengan pencahayaan yang disesuaikan untuk kenyamanan hewan,” terangnya.

Menurut hasil pemantauan sementara, satwa-satwa tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda stres selama pelaksanaan wisata malam. “Alhamdulillah, pantauan sementara dari uji coba, hewan tidak stres karena dikelola dari sisi pencahayaan dan juga minim suara,” tambahnya.

Keluhan Pengunjung: Buggy Car dan Penerangan

Namun di balik antusiasme, sejumlah pengunjung tetap menyampaikan kritik. Salah satunya adalah Haini (32), yang mengaku kecewa karena tidak bisa menikmati atraksi satwa malam tanpa menyewa buggy car.

Ia menuturkan, dirinya baru mengetahui di lokasi bahwa untuk melihat satwa, pengunjung perlu membayar Rp50.000 per orang untuk naik buggy car berkapasitas lima orang.

“Tahunya lewat berita itu bisa lihat satwa tanpa harus sewa mobil. Ternyata di sini harus bayar Rp50 ribu per orang, jadi ya enggak bisa nikmatin satwa nokturnalnya,” ujarnya.

Haini menambahkan, informasi terkait mekanisme kunjungan seharusnya bisa disampaikan lebih jelas. “Kalau dibilang kecewa, ya kecewa, cuma mungkin informasinya kurang aja, kurang lengkap,” katanya.

Selain soal transportasi, Haini juga menyoroti minimnya penerangan di sejumlah titik, terutama di area gerbang utama menuju lokasi wisata malam. “Pas masuk dari parkiran itu kan memang gelap ya. Mungkin bisa next-nya ditambah pencahayaannya,” tambahnya.

Jadwal Feeding Time Satwa Malam

Sebagai bagian dari pengalaman wisata malam, pengunjung juga dapat menyaksikan feeding time atau waktu pemberian makan satwa. Kegiatan ini dilakukan pada jam-jam tertentu agar pengunjung bisa melihat aktivitas hewan nokturnal secara langsung.

Berikut jadwal pemberian makan satwa malam Ragunan:

Trenggiling: Pukul 19.00 WIB

Linsang: Pukul 20.00 WIB

Landak: Pukul 21.00 WIB

Musang Bulan: Pukul 21.00 WIB

Harimau: Pukul 19.00 WIB

Kuda Nil Kerdil: Pukul 18.30 WIB dan 20.30 WIB

Rencana Pengembangan Selanjutnya

Pemprov DKI menegaskan bahwa wisata malam ini masih merupakan proyek percobaan. Evaluasi dari pengunjung akan dijadikan bahan perbaikan untuk tahap berikutnya sebelum program resmi dijalankan secara penuh.

Dengan antusiasme masyarakat yang tinggi, Pemprov berharap Night at The Ragunan Zoo dapat menjadi salah satu daya tarik wisata baru Jakarta, tanpa mengabaikan kesejahteraan satwa maupun kenyamanan pengunjung.

“Masih banyak yang perlu kami benahi, tapi ini langkah awal agar masyarakat bisa melihat sisi lain Ragunan pada malam hari,” tutup Chico.

Terkini