Indofarma Fokus Restrukturisasi dan Efisiensi Setelah Disuntik Dana Rp220 Miliar

Rabu, 15 Oktober 2025 | 11:06:40 WIB
Indofarma Fokus Restrukturisasi dan Efisiensi Setelah Disuntik Dana Rp220 Miliar

JAKARTA - PT Indofarma Tbk. (INAF) memasuki tahap baru dalam upaya pemulihan bisnisnya setelah menerima suntikan modal dari PT Biofarma (Persero) senilai Rp220 miliar. 

Langkah ini menjadi bagian dari strategi restrukturisasi menyeluruh yang ditujukan untuk memperbaiki kinerja keuangan, memperkuat efisiensi operasional, serta memastikan keberlanjutan usaha jangka panjang.

Dukungan pendanaan dari Biofarma memberikan ruang bagi Indofarma untuk melaksanakan program efisiensi yang telah diatur dalam putusan homologasi terkait restrukturisasi perusahaan. 

Sejalan dengan itu, manajemen menegaskan bahwa seluruh hak karyawan terdampak akan tetap dipenuhi sesuai ketentuan yang berlaku.

Pemulihan Keuangan dan Efisiensi Biaya Operasional

Corporate Secretary Indofarma, Hilda Yani, menyampaikan bahwa dukungan dana tersebut digunakan untuk mendukung pelaksanaan efisiensi biaya operasi dan peningkatan produktivitas. '

Hal ini sesuai dengan keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 September 2025.

Langkah efisiensi dilakukan secara komprehensif terhadap berbagai komponen biaya operasional yang dinilai belum optimal. Fokus utama perusahaan adalah menekan beban yang tidak produktif tanpa mengganggu kelancaran kegiatan utama bisnis.

“Dengan dukungan pendanaan ini, Indofarma memastikan seluruh kewajiban terkait hak-hak karyawan diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” jelas Hilda.

Restrukturisasi juga mencakup penyesuaian struktur organisasi agar selaras dengan model bisnis baru yang tengah disiapkan. Melalui langkah ini, perusahaan berharap kegiatan operasional dapat berjalan lebih efektif dan efisien di tengah tekanan industri farmasi nasional yang semakin ketat.

Tindak Lanjut Putusan Homologasi PKPU

Program restrukturisasi Indofarma merupakan tindak lanjut dari putusan homologasi dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Berdasarkan Putusan Perdamaian Nomor 74/PDT.SUS-PKPU/2024/PN.NIAGA.JKT.PST yang disahkan pada 15 Agustus 2024, perusahaan diwajibkan menyusun Rencana Restrukturisasi sebagai bagian dari penyelesaian kewajiban kepada para kreditur.

Melalui rancangan restrukturisasi tersebut, Indofarma menargetkan pemulihan arus kas dan stabilitas neraca keuangan. Perseroan juga berkomitmen menjaga keberlanjutan usaha dengan mengoptimalkan aset yang dimiliki serta memperkuat sinergi dengan perusahaan induk.

Dukungan Biofarma untuk Stabilitas Jangka Pendek

Dalam mendukung program restrukturisasi, PT Biofarma (Persero) sebagai pemegang saham seri B terbanyak, memberikan pinjaman kepada Indofarma dengan nilai maksimal Rp220,17 miliar. 

Pinjaman ini memiliki jangka waktu 12 bulan dengan bunga sebesar 7% per tahun yang dibayarkan pada akhir periode pinjaman.

Sebagai bagian dari kesepakatan, Indofarma akan memberikan jaminan berupa aset non-jaminan di 18 lokasi setelah memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 

Dukungan ini diharapkan dapat memperkuat posisi likuiditas perusahaan di tengah proses restrukturisasi dan menjaga kelancaran operasional.

Langkah penyuntikan dana ini juga menjadi bukti dukungan pemerintah terhadap upaya penyelamatan dan penyehatan industri farmasi nasional, khususnya bagi BUMN sektor kesehatan. 

Dengan dukungan induk usaha, Indofarma diharapkan dapat kembali fokus pada produksi dan distribusi produk farmasi esensial.

Kinerja Keuangan Masih Tertekan

Meski mendapat tambahan modal, kinerja keuangan Indofarma hingga pertengahan 2025 masih menghadapi tekanan. Pada semester I/2025, perseroan mencatat rugi bersih sebesar Rp43,55 miliar. 

Angka ini sebenarnya menunjukkan perbaikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, ketika rugi bersih mencapai Rp101,94 miliar.

Dari sisi pendapatan, penjualan bersih Indofarma tercatat sebesar Rp67,03 miliar hingga semester I/2025, turun dibandingkan Rp109,72 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

 Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya penyerapan pasar dan meningkatnya harga bahan baku obat yang dipengaruhi inflasi medis global.

Namun, manajemen optimistis bahwa hasil restrukturisasi dan suntikan modal akan mulai menunjukkan dampak positif pada kuartal-kuartal mendatang. Langkah efisiensi dan optimalisasi aset diyakini mampu memperbaiki margin usaha serta menekan beban keuangan.

Restrukturisasi untuk Arah Bisnis yang Lebih Adaptif

Restrukturisasi yang dilakukan Indofarma tidak hanya berfokus pada penyehatan keuangan, tetapi juga pembenahan menyeluruh terhadap model bisnis.

 Perusahaan berupaya memperkuat tata kelola, memperbaiki manajemen rantai pasok, serta meninjau ulang portofolio produk agar lebih sesuai dengan kebutuhan pasar domestik dan regional.

Hilda menegaskan bahwa program restrukturisasi yang dijalankan saat ini merupakan langkah penting menuju transformasi bisnis yang lebih adaptif dan berdaya saing tinggi. 

Dengan perbaikan struktur organisasi serta dukungan keuangan dari Biofarma, perusahaan menargetkan operasional yang lebih efisien dan berorientasi pada keberlanjutan.

Prospek Indofarma di Tengah Perubahan Industri

Langkah penyehatan yang dilakukan Indofarma mencerminkan dinamika sektor farmasi nasional yang tengah bertransformasi. Setelah mengalami tekanan akibat pandemi dan kenaikan harga bahan baku global, banyak perusahaan farmasi menata ulang strategi bisnis mereka agar tetap kompetitif.

Bagi Indofarma, keberhasilan restrukturisasi akan menjadi kunci dalam mengembalikan kepercayaan pasar dan memperkuat posisi perusahaan di industri.

 Dukungan finansial dari Biofarma diharapkan menjadi pijakan penting untuk memulihkan operasional dan menyiapkan perusahaan menghadapi tantangan industri kesehatan ke depan.

Dengan berbagai langkah yang tengah dijalankan, Indofarma menegaskan komitmennya untuk tetap menjaga hak-hak karyawan, meningkatkan efisiensi, serta memastikan keberlanjutan bisnis di masa mendatang. 

Transformasi ini diharapkan menjadi fondasi baru bagi kebangkitan perusahaan pelat merah di sektor farmasi tersebut.

Terkini