Jangan Keliru, Begini Cara Bedakan Nyeri Dada Jantung dan Asam Lambung

Jumat, 17 Oktober 2025 | 10:17:44 WIB
Jangan Keliru, Begini Cara Bedakan Nyeri Dada Jantung dan Asam Lambung

JAKARTA - Keluhan nyeri dada atau rasa tidak nyaman di bagian ulu hati sering kali dianggap hal biasa. Banyak orang mengira gejala tersebut hanya disebabkan oleh gangguan asam lambung atau maag. 

Namun, di balik keluhan sederhana itu, bisa jadi tersembunyi ancaman penyakit jantung yang jauh lebih berbahaya.

Spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan intervensi, dr. Adrianus Kosasih, SpJP(K), mengingatkan bahwa kesalahan dalam mengenali gejala nyeri dada dapat berakibat fatal. 

“Paling bahayanya kalau sampai [nyeri] ke lambung dan sering disangka sakit maag, ternyata ujungnya meninggal mendadak. Ternyata itu dari jantung atau jantung kurang oksigen. Itu disebutnya referred pain atau nyeri alih,” ujarnya, dikutip dari Detik.

Fenomena salah diagnosis ini sering terjadi karena gejala antara penyakit jantung dan asam lambung memang mirip — keduanya dapat menimbulkan rasa nyeri atau panas di area dada. 

Namun, memahami perbedaan detailnya dapat membantu seseorang mengambil langkah penanganan yang tepat sebelum terlambat.

Nyeri Dada Karena Jantung: Ditekan, Berat, dan Tak Hilang Cepat

Menurut dr. Adrianus, nyeri dada akibat gangguan jantung biasanya memiliki karakteristik khas. Penderitanya merasakan sensasi seperti dada ditindih benda berat atau ditekan kuat dari dalam. 

Rasa tidak nyaman itu bisa berlangsung cukup lama — bahkan mencapai 10 menit atau lebih — dan sering disertai dengan gejala tambahan seperti lemas, sesak napas, keringat dingin, mual, dan muntah.

“Kalau jantung, gejalanya seperti ditekan dan tidak perih. Biasanya berlangsung lama dan sering membuat penderitanya merasa sangat lelah,” jelasnya.

Selain itu, rasa nyeri akibat jantung sering kali muncul secara mendadak dan bisa menjalar ke bagian lain tubuh, seperti bahu kiri, leher, punggung, atau rahang. 

Hal ini terjadi karena sistem saraf yang menghubungkan jantung dan daerah sekitar dada saling berinteraksi, sehingga otak sulit membedakan sumber nyeri sebenarnya.

Kondisi inilah yang disebut referred pain — nyeri alih yang membuat seseorang keliru mengira rasa sakit berasal dari lambung, padahal penyebabnya adalah jantung yang kekurangan pasokan oksigen.

Nyeri Akibat Asam Lambung: Terasa Perih dan Bisa Ditekan

Berbeda dengan nyeri akibat jantung, rasa tidak nyaman karena GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) atau asam lambung memiliki sensasi yang lebih perih dan terbatas di area tertentu. Biasanya, rasa sakit muncul setelah makan besar, berbaring, atau mengonsumsi makanan pedas dan asam.

Dr. Adrianus menjelaskan dua cara sederhana untuk membedakan nyeri dada akibat asam lambung dan jantung:

Tipe Nyeri: “Nyeri akibat GERD biasanya terasa lebih perih, sedangkan nyeri yang berasal dari jantung tidak perih,” ujarnya.

Respons Tekanan: “Kalau ditekan ulu hatinya sakit, itu GERD. Tapi kalau pada penyakit jantung, tidak sakit,” tambahnya.

Artinya, jika rasa nyeri muncul ketika perut bagian atas ditekan, besar kemungkinan sumbernya adalah gangguan pencernaan, bukan masalah pada jantung. 

Sebaliknya, bila nyeri terasa seperti tekanan berat di dada tanpa bisa ditentukan titik pastinya, segera periksakan diri ke dokter untuk menyingkirkan kemungkinan gangguan jantung.

Waspadai Faktor Risiko Penyakit Jantung

Selain mengenali karakter nyeri, dr. Adrianus juga menekankan pentingnya memperhatikan faktor risiko yang dimiliki seseorang. 

Beberapa kondisi seperti hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, obesitas, dan kebiasaan merokok dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami penyakit jantung koroner.

Usia dan gaya hidup juga berperan penting. Mereka yang sudah memasuki usia di atas 40 tahun, terutama pria, disarankan lebih waspada terhadap setiap keluhan dada yang tidak biasa. 

Aktivitas fisik yang rendah, pola makan tinggi lemak, dan stres berkepanjangan turut memperbesar risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah jantung.

“Melihat faktor risiko pasien juga penting untuk menentukan apakah nyeri di ulu hati itu merupakan nyeri alih yang menandakan masalah pada jantung,” terang dr. Adrianus.

Deteksi Dini Bisa Selamatkan Nyawa

Kesalahan dalam menilai gejala nyeri dada kerap membuat pasien datang terlambat ke rumah sakit. Padahal, pada kasus serangan jantung, setiap menit sangat berharga.

 Otot jantung yang kekurangan oksigen selama lebih dari 30 menit dapat rusak permanen dan meningkatkan risiko kematian mendadak.

Karena itu, masyarakat disarankan tidak menunda pemeriksaan medis jika mengalami keluhan seperti dada terasa ditekan, sesak, atau muncul keringat dingin tanpa sebab jelas. 

Pemeriksaan rekam jantung (EKG) dan tes darah bisa membantu dokter memastikan apakah jantung masih berfungsi dengan baik atau sudah mengalami gangguan.

“Banyak kasus pasien yang datang dengan keluhan maag, tapi setelah dicek ternyata jantungnya bermasalah. Kalau terlambat ditangani, bisa berakibat fatal,” kata dr. Adrianus mengingatkan.

Gaya Hidup Sehat Jadi Langkah Pencegahan

Selain waspada terhadap gejala, langkah pencegahan juga menjadi kunci utama menjaga kesehatan jantung. Mengurangi konsumsi makanan berlemak, rutin berolahraga, berhenti merokok, dan mengelola stres dapat menurunkan risiko penyakit jantung secara signifikan.

Sementara bagi penderita asam lambung, menjaga pola makan, tidak langsung berbaring setelah makan, dan menghindari makanan pemicu seperti kopi, cabai, serta makanan tinggi lemak bisa membantu mengendalikan gejalanya.

Kedua kondisi — baik asam lambung maupun penyakit jantung — sama-sama memerlukan perhatian serius. Namun, mengenali perbedaannya akan membantu masyarakat mengambil keputusan medis yang tepat waktu.

Nyeri di dada atau ulu hati memang bisa disebabkan oleh berbagai hal. Tapi jangan pernah menganggapnya remeh. Salah mengenali gejala antara asam lambung dan penyakit jantung bisa berakibat fatal.

Seperti diingatkan oleh dr. Adrianus Kosasih, memahami tipe nyeri, respons terhadap tekanan, dan faktor risiko pribadi dapat membantu membedakan keduanya. 

Jika rasa sakit tidak biasa muncul dan tak kunjung hilang, segera periksakan diri. Deteksi dini adalah langkah terbaik untuk mencegah kematian mendadak akibat serangan jantung.

Terkini