IHSG Dipacu Pemulihan, Peluang Cetak Rekor Baru di Pasar Saham

Selasa, 21 Oktober 2025 | 10:52:11 WIB
IHSG Dipacu Pemulihan, Peluang Cetak Rekor Baru di Pasar Saham

JAKARTA  - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan kekuatannya setelah sempat melemah akibat tekanan jual di pasar. 

Tren positif yang terjadi di bursa global, penguatan nilai tukar rupiah, serta pergerakan positif sektor keuangan dan energi menjadi katalis utama yang mendorong indeks mendekati rekor tertinggi baru. 

Optimisme pelaku pasar meningkat seiring keyakinan bahwa pemulihan pasar saham Indonesia mulai memasuki fase yang lebih stabil.

Pada penutupan perdagangan Senin 20 Oktober IHSG tercatat menguat signifikan sebesar 173,32 poin atau sekitar 2,19% dan berakhir di level 8.088,97. Kenaikan ini menjadi sinyal bahwa tekanan jual yang sempat membebani pasar mulai berkurang. 

Menurut Herditya Wicaksana, Head of Research Retail di MNC Sekuritas, penguatan tersebut merupakan bagian dari proses rebound alami setelah periode koreksi yang cukup panjang.

 Ia menjelaskan bahwa dorongan kuat juga datang dari pergerakan saham-saham di sektor keuangan dan energi yang mengalami peningkatan.

Pemulihan Sentimen dan Dukungan Eksternal

Ruang bagi IHSG untuk menembus rekor baru dinilai masih terbuka lebar. Beberapa faktor eksternal memberi kontribusi positif terhadap kinerja pasar modal dalam negeri.

Pertama, sentimen global menunjukkan arah yang konstruktif. Penguatan di bursa Asia dan global menularkan efek positif ke pasar saham domestik.

 Investor global yang mulai beralih dari aset aman seperti obligasi menuju saham memberikan sinyal bahwa minat terhadap aset berisiko kembali meningkat. 

Dalam situasi “risk-on” seperti ini, aliran dana asing berpotensi masuk ke pasar Indonesia yang dinilai memiliki fundamental ekonomi cukup solid.

Kedua, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga menunjukkan penguatan. Stabilitas rupiah membantu menjaga kepercayaan investor terhadap prospek pasar modal domestik. 

Nilai tukar yang relatif kuat mengurangi kekhawatiran atas potensi tekanan eksternal, seperti inflasi impor dan biaya utang yang meningkat. Kondisi ini menjadi salah satu faktor penting yang menambah daya tarik saham-saham Indonesia.

Selain itu, pasar global yang merespons positif kebijakan moneter beberapa negara utama turut memberikan dorongan tambahan. Ekspektasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (The Fed) akan menahan kenaikan suku bunga memberikan angin segar bagi pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Sektor Unggulan Jadi Penggerak

Sektor keuangan dan energi menjadi dua pilar utama dalam penguatan IHSG. Kinerja saham-saham perbankan dan lembaga keuangan yang membaik menunjukkan bahwa likuiditas pasar kembali stabil. 

Sementara itu, sektor energi yang mendapat dukungan dari kenaikan harga komoditas global juga berkontribusi besar terhadap penguatan indeks.

Menurut analisis MNC Sekuritas, pergerakan positif pada dua sektor tersebut berpotensi terus berlanjut. “IHSG juga didorong menguatnya saham-saham keuangan dan energi,” ungkap Herditya Wicaksana. 

Kenaikan harga minyak dunia serta optimisme terhadap prospek permintaan energi yang lebih tinggi menjadi katalis tambahan bagi saham-saham terkait energi.

Beberapa saham yang sempat tertekan akibat aksi ambil untung mulai menunjukkan pemulihan. Rebound ini membuka peluang bagi investor yang ingin memanfaatkan momentum kenaikan jangka pendek. 

Dengan kondisi fundamental yang relatif terjaga, sektor-sektor unggulan dinilai masih memiliki ruang pertumbuhan lebih lanjut.

Rekomendasi Saham untuk Diperhatikan

Berdasarkan perkembangan tersebut, saham-saham di sektor keuangan dan energi menjadi rekomendasi utama bagi investor yang ingin memanfaatkan momentum penguatan pasar.

Saham perbankan dan keuangan, karena dukungan likuiditas yang semakin membaik dan ekspektasi pertumbuhan kredit yang lebih kuat di kuartal mendatang.

Saham energi dan tambang, yang berpotensi terdorong oleh tren harga komoditas global dan meningkatnya permintaan dalam negeri.

Saham-saham yang sempat terkoreksi tajam, kini mulai rebound dan memiliki potensi keuntungan lebih besar ketika pasar kembali stabil.

Strategi investasi jangka menengah dengan fokus pada sektor-sektor tersebut dinilai dapat memberikan hasil optimal selama kondisi makroekonomi tetap kondusif.

Risiko yang Masih Mengintai

Meski peluang menuju rekor baru terbuka, pelaku pasar tetap perlu berhati-hati. Kondisi global yang tidak menentu masih bisa memicu volatilitas di pasar saham. Perubahan arah kebijakan moneter The Fed atau ketegangan geopolitik dapat menjadi faktor penghambat penguatan indeks.

Rupiah yang saat ini menguat juga berpotensi kembali melemah jika terjadi tekanan eksternal yang kuat. Selain itu, beberapa saham yang sudah mengalami kenaikan tajam berisiko menghadapi aksi ambil untung dalam waktu dekat.

Investor disarankan untuk tetap melakukan diversifikasi portofolio dan memperhatikan indikator ekonomi domestik, seperti inflasi dan suku bunga, yang berpotensi mempengaruhi kinerja pasar modal.

Prospek IHSG ke Depan

Secara teknikal, ruang kenaikan IHSG masih terbuka selama indeks mampu bertahan di atas level psikologis 8.000. Jika momentum penguatan berlanjut, peluang menembus rekor tertinggi sebelumnya akan semakin besar. 

Dukungan dari sektor perbankan, energi, dan konsumsi domestik diperkirakan menjadi motor utama pertumbuhan indeks dalam beberapa pekan ke depan.

Rebound yang terjadi pada perdagangan awal pekan menunjukkan bahwa pasar telah mampu mengatasi tekanan jangka pendek dan mulai menatap potensi pertumbuhan baru. 

Optimisme investor terhadap stabilitas ekonomi nasional dan arus masuk modal asing menjadi faktor yang memperkuat keyakinan terhadap prospek jangka menengah IHSG.

Pergerakan IHSG yang menguat di atas 8.000 menandakan kepercayaan pasar terhadap prospek ekonomi Indonesia semakin membaik. Dukungan dari sektor keuangan dan energi menjadi penopang utama yang mendorong indeks mendekati rekor baru.

Namun, kehati-hatian tetap diperlukan karena pasar masih berpotensi mengalami fluktuasi akibat dinamika global. Dengan manajemen risiko yang tepat dan pemilihan saham yang selektif, peluang untuk meraih hasil positif dari momentum pemulihan pasar saham Indonesia tetap terbuka lebar.

Terkini

Prabowo Ungkap Proyek Jip Nasional, Dana dan Pabrik Siap

Selasa, 21 Oktober 2025 | 18:41:34 WIB

PAN Usul Pimpinan MPR Ikut Gunakan Mobil Maung

Selasa, 21 Oktober 2025 | 18:41:29 WIB

Persiapan Haji 2026 Dikebut, Hanya Tersisa Enam Bulan

Selasa, 21 Oktober 2025 | 18:41:25 WIB

17 Tempat Makan Dekat Stasiun Tugu Jogja 2025

Selasa, 21 Oktober 2025 | 18:41:23 WIB