Mahasiswa UAD Selenggarakan Pelatihan Pembuatan Lilin dari Minyak Jelantah di Dusun Bengle adalah Upaya Kreatif Mengelola Limbah

Senin, 03 Maret 2025 | 09:02:01 WIB
Mahasiswa UAD Selenggarakan Pelatihan Pembuatan Lilin dari Minyak Jelantah di Dusun Bengle adalah Upaya Kreatif Mengelola Limbah

JAKARTA — Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan limbah rumah tangga, mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler 138 Unit XIV.B.1 mengadakan pelatihan bertajuk Pelatihan Pembuatan Lilin dari Minyak Jelantah. Kegiatan yang berlangsung di Dusun Bengle, Kelurahan Pucung, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul ini, menjadi sorotan karena memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi lilin bernilai ekonomi dan ramah lingkungan. Pelatihan ini dilakukan di bawah bimbingan dosen pembimbing lapangan (DPL) Dr. Fatwa Tentama, S.Psi., M.Si.

Inovasi Pengelolaan Limbah Rumah Tangga

Pelatihan ini dirancang untuk memberikan wawasan baru kepada masyarakat mengenai potensi besar dari limbah rumah tangga, terutama minyak jelantah yang kerap dibuang begitu saja. Minyak goreng bekas yang tadinya dianggap sebagai polutan dapat diubah menjadi produk lilin yang ramah lingkungan, menawarkan solusi yang tidak hanya membantu mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga memberikan peluang ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat.

Dr. Fatwa Tentama menekankan pentingnya inovasi dalam pengelolaan limbah. "Memanfaatkan minyak jelantah untuk membuat lilin merupakan langkah nyata dalam menerapkan prinsip daur ulang. Ini tidak hanya mengedukasi masyarakat mengenai masalah lingkungan, tapi juga memberdayakan mereka secara ekonomi," ujarnya.

Detail Pelatihan dan Proses Pembuatan Lilin

Kegiatan yang dilaksanakan dimulai dengan sesi pemaparan materi oleh Muhammad Hillal Nurhansa. Dalam paparannya, Hillal menjelaskan bahaya pembuangan minyak jelantah secara sembarangan, yang dapat mencemari tanah dan air, serta bagaimana daur ulang menjadi kunci utama dalam pengurangannya.

Selanjutnya, mahasiswa KKN memberikan demonstrasi proses pembuatan lilin. Tahapan pertama yakni perendaman minyak jelantah dengan arang selama 1 x 24 jam. Proses ini diperlukan untuk menyaring kotoran dan menghilangkan bau tidak sedap. Setelah itu, minyak yang sudah disaring dicampur dengan bahan-bahan lain, seperti lilin lebah atau parafin, untuk memberikan tekstur yang lebih solid. Kemudian, campuran tersebut dicetak dan didinginkan hingga siap digunakan.

Masyarakat Dusun Bengle menunjukkan antusiasme tinggi, menyaksikan dan terlibat langsung dalam proses pembuatan lilin dengan berbagai variasi warna dan aroma. "Saya tidak menyangka minyak jelantah bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti ini. Ini adalah ilmu baru bagi saya, dan pastinya akan saya coba buat di rumah," ujar salah satu peserta wanita.

Respon Positif dari Peserta dan Potensi Jangka Panjang

Kehadiran pelatihan ini diyakini dapat meningkatkan kesadaran dan kapasitas masyarakat dalam mengelola limbah rumah tangga. Dengan didorongnya kegiatan semacam ini, mahasiswa UAD berharap ilmu dan keterampilan yang dibagikan dapat terus dikembangkan dan diaplikasikan oleh warga Dusun Bengle dalam kehidupan sehari hari.

Mujikasna, Ketua RT 1 Dusun Bengle, menyampaikan apresiasinya, “Kami sangat berterima kasih atas pelatihan ini. Ini adalah sesuatu yang baru bagi kami, dan saya sendiri tidak menyangka bahwa minyak jelantah yang selama ini hanya dianggap limbah ternyata bisa diolah menjadi lilin yang bermanfaat. Semoga ilmu yang diberikan dapat terus diterapkan oleh warga dan membawa manfaat bagi lingkungan serta ekonomi masyarakat Bengle,” ujarnya.

Dengan harapan besar, kegiatan ini juga bertujuan untuk menjadikan Dusun Bengle sebagai contoh desa yang peduli lingkungan, menggunakan pendekatan kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan limbah rumah tangga. Langkah ini diharapkan dapat memotivasi desa lainnya untuk mengikuti jejak serupa, mendorong pentingnya inisiatif lokal dalam menjaga lingkungan.

Berkaca pada Masa Depan, Daur Ulang sebagai Pilar Ekonomi Desa

Diharapkan bahwa dengan adanya inisiatif ini, makin banyak masyarakat yang terinspirasi untuk mengembangkan berbagai ide inovatif dalam pengelolaan limbah. Dr. Fatwa Tentama berharap bahwa kegiatan seperti ini tidak hanya berhenti pada acara pelatihan semata, tetapi juga berkembang menjadi pola hidup yang menyatu dengan budaya masyarakat. "Jika setiap desa memiliki kesadaran dan inisiatif seperti ini, dapat dipastikan bahwa kita tidak hanya memiliki lingkungan yang lebih bersih tetapi juga masyarakat yang lebih sejahtera," pungkasnya.

Melalui program tersebut, UAD menunjukkan bahwa pendidikan tinggi tidak hanya berfokus pada pengetahuan teoritis semata, tetapi juga bagaimana mengimplementasikannya secara langsung dalam kehidupan masyarakat. Pelatihan pembuatan lilin dari minyak jelantah ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara dunia akademik dan komunitas untuk menciptakan perubahan positif dan berkelanjutan.

Terkini