JAKARTA — Lembaga Pengelola Investasi Negara, BPI Danantara, kembali menarik perhatian dunia internasional dengan rencana masuknya dana jumbo dari perbankan luar negeri. Tambahan pendanaan yang akan dikantongi pada Juli 2025 ini diperkirakan mencapai US$10 miliar, atau setara Rp162,3 triliun mengacu pada kurs JISDOR Rp16.233.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, dalam sambutannya saat Presiden Prabowo Subianto meresmikan Wisma Danantara Indonesia di kawasan strategis Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta.
“Bahkan, pada Juli mendatang, lembaga ini diproyeksikan mendapatkan tambahan pendanaan baru sebesar US$10 miliar dari perbankan luar negeri. Kepercayaan itu sangat-sangat luar biasa dari luar negeri dan kita pun masih menjajaki beberapa kerja sama lain dan juga pendanaan lain,” ujar Rosan di hadapan Presiden dan sejumlah pejabat tinggi negara.
Langkah ini menandai kepercayaan global yang semakin besar terhadap kapasitas Danantara sebagai institusi strategis yang kini membawahi 889 BUMN strategis dan mengelola aset lebih dari US$1 triliun.
Wisma Danantara, Simbol Kolaborasi Menuju 2045
Peresmian Wisma Danantara Indonesia oleh Presiden Prabowo bukan sekadar seremoni, melainkan simbol dimulainya fase baru kiprah lembaga ini. Gedung tersebut digadang-gadang menjadi pusat kolaborasi antara negara, sektor usaha, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya, menuju visi Indonesia Emas 2045.
“Dan dengan adanya keberadaan Danantara ini, insyaallah kita bisa mengakselerasi pembangunan ekonomi Indonesia, mencanangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen sesuai dengan arahan Bapak Presiden,” kata Rosan.
Pernyataan ini memperkuat optimisme bahwa Danantara akan menjadi penggerak utama pembangunan nasional, terlebih dengan adanya dukungan pendanaan dari mitra internasional.
Jejak Cemerlang Sejak Peluncuran Perdana
Sejak diresmikan pada 24 Februari 2025, Danantara Indonesia telah menunjukkan performa impresif. Dalam waktu kurang dari lima bulan, lembaga ini berhasil mengamankan kerja sama investasi senilai US$7 miliar dari berbagai negara strategis seperti Qatar, Rusia, China, dan Australia.
Kinerja awal ini menjadi fondasi penting dalam memperluas jejaring dan memantapkan posisi Danantara di mata dunia internasional. Tidak heran bila tambahan pendanaan dari perbankan luar negeri kembali menyasar lembaga ini.
“Yang terjadi adalah tanggung jawab yang sangat besar, yang kami berkomitmen penuh, Bapak Presiden, Bapak Wakil Presiden, untuk menjaga amanah ini sebaik-baiknya,” ucap Rosan dalam laporannya.
Legalitas dan Struktur Lembaga
BPI Danantara merupakan Lembaga Pengelola Investasi Negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025, memperkuat landasan hukum dan arah strategis lembaga ini ke depan.
Keberadaan lembaga ini juga menjadi upaya pemerintah dalam menciptakan ekosistem investasi yang lebih efisien dan berdampak luas terhadap pembangunan ekonomi nasional. Selain itu, Danantara bertugas mendorong percepatan transformasi di sektor-sektor penting termasuk hilirisasi, infrastruktur, dan energi baru terbarukan.
Acara Peresmian Bernuansa Penuh Makna
Acara peresmian Wisma Danantara berlangsung dalam suasana sederhana namun sarat makna. Presiden Prabowo tiba di lokasi dan disambut langsung oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming serta Kepala BPI Danantara, Rosan Roeslani.
Seremoni peresmian dilanjutkan dengan laporan dari Rosan, pembacaan doa oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar, dan pemotongan tumpeng sebagai simbol syukur yang kemudian diserahkan Presiden kepada Rosan.
Dalam sambutannya, Rosan menyampaikan rasa terima kasih atas arahan Presiden Prabowo, yang disebut berperan besar dalam keputusan strategis mendirikan kantor pusat Danantara di lokasi tersebut.
Turut hadir dalam acara ini jajaran Kabinet Merah Putih, sejumlah kepala badan, serta seluruh manajemen Danantara Indonesia. Hadirnya para pemangku kebijakan ini semakin menegaskan pentingnya peran Danantara sebagai tulang punggung pengelolaan investasi nasional.
Harapan dan Langkah ke Depan
Kehadiran Danantara di tengah ketidakpastian ekonomi global diharapkan menjadi solusi nyata bagi Indonesia dalam mempercepat pembangunan. Terlebih, keberhasilan awal mengamankan investasi miliaran dolar AS dari berbagai negara menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi destinasi utama bagi arus modal global.
Upaya Danantara dalam memangkas birokrasi serta mendorong percepatan investasi di berbagai sektor strategis, termasuk hilirisasi nikel di daerah, telah mendapatkan sorotan positif.
Dengan tambahan dana Rp162,3 triliun dari bank asing yang akan masuk dalam waktu dekat, lembaga ini semakin mempertegas posisinya sebagai katalis transformasi ekonomi nasional.