JAKARTA — Hubungan keuangan antara PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan anak usahanya PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) menunjukkan perkembangan positif. ADCP telah menyelesaikan sebagian kewajibannya atas fasilitas pinjaman jangka pendek yang diberikan oleh ADHI dengan melakukan pembayaran senilai Rp 74,59 miliar.
Diketahui, dana pinjaman yang diberikan ADHI kepada ADCP mencapai batas maksimum sebesar Rp 82 miliar. Pencairan dana tersebut dilakukan sebagai bagian dari mekanisme Shareholder Loan yang dimanfaatkan ADCP untuk menopang kebutuhan pendanaan jangka pendek.
Sebagai induk usaha, ADHI memegang sekitar 90% saham di ADCP, sehingga struktur pinjaman ini tidak hanya memiliki dimensi keuangan, tetapi juga memperkuat sinergi korporasi antar entitas dalam grup usaha tersebut.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis, ADCP telah melakukan pembayaran kepada ADHI hingga mencapai nilai Rp 74.592.209.081 atau setara Rp 74,59 miliar. Pembayaran tersebut berlangsung secara bertahap, dengan angsuran terakhir.
Struktur Fasilitas dan Ketentuan Pinjaman
Pinjaman yang diberikan oleh ADHI kepada ADCP menetapkan bunga tahunan sebesar 9,02%. Perjanjian antara kedua pihak berlaku sejak tanggal penandatanganan hingga 30 Juni 2028, dengan jangka waktu yang relatif panjang untuk kategori pendanaan jangka pendek.
Sebagai bentuk jaminan atas pinjaman ini, ADCP diwajibkan untuk menyerahkan aset berupa tanah dalam kondisi clean & clear yang bersifat cross collateral. Aset-aset tersebut antara lain Cikunir Hilaliyah, Cikunir 2, Anggrek Kadumangu, Sentul Precast, dan Anggana, yang telah mendapatkan persetujuan melalui perjanjian resmi.
Dalam keterangannya, manajemen ADCP menjelaskan, “Yaitu, Cikunir Hilaliyah, Cikunir 2, Anggrek Kadumangu, Sentul Precast, dan Anggana berdasarkan persetujuan yang disahkan melalui perjanjian.”
Dorong Operasional dan Modal Kerja
Fasilitas pinjaman ini disebut sebagai bagian dari strategi pendanaan yang ditempuh ADCP dalam memperkuat permodalan dan operasional perusahaan. Tambahan likuiditas dari induk usaha sangat dibutuhkan mengingat kondisi eksternal yang turut memengaruhi kinerja perusahaan.
“Transaksi ini dilakukan sebagai langkah strategis untuk mendukung kebutuhan operasional ADCP yang masih memerlukan tambahan pendanaan. Dukungan ini bertujuan untuk memperkuat modal kerja,” jelas manajemen dalam keterbukaan informasi yang sama.
ADCP menghadapi tantangan likuiditas yang berasal dari beragam faktor, termasuk tekanan makroekonomi nasional dan global, dinamika dalam penjualan unit properti, serta ritme produksi yang tidak selalu stabil.
Langkah Proaktif untuk Jaga Stabilitas
Menghadapi tekanan tersebut, manajemen ADCP menyatakan telah mengadopsi langkah-langkah taktis guna memperbaiki kondisi kas dan efisiensi internal. Perusahaan berusaha memaksimalkan potensi penerimaan dana (cash in), melakukan efisiensi dalam proses bisnis, serta mempercepat siklus penagihan piutang.
Upaya tersebut menjadi bagian dari strategi menyeluruh untuk menjaga kesehatan keuangan serta menjamin keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.
“Untuk mengatasi hal tersebut, ADCP telah mengambil berbagai langkah proaktif, seperti mengoptimalkan potensi pemasukan kas (cash in), meningkatkan efisiensi operasional, serta mempercepat proses penagihan piutang,” papar manajemen.
Pihak manajemen juga menekankan bahwa inisiatif ini mencerminkan komitmen perusahaan dalam menjaga keberlangsungan usaha serta mendorong peningkatan kinerja perusahaan di tengah ketidakpastian ekonomi.
Perkuat Sinergi dan Proyek Strategis
Lebih dari sekadar transaksi keuangan, pinjaman ini juga dianggap sebagai alat untuk memperkuat sinergi antara induk dan anak usaha. Manfaatnya dinilai tidak terbatas pada aspek finansial semata, namun turut mendukung kelangsungan proyek-proyek strategis yang dijalankan oleh ADCP di sektor properti dan kawasan berbasis transportasi (transit-oriented development/TOD).
“Transaksi pinjaman antara ADCP dan ADHI tidak hanya memberikan manfaat finansial langsung, tetapi juga memperkuat hubungan afiliasi, mendukung proyek strategis, dan meningkatkan kesehatan finansial jangka panjang ADCP,” demikian disampaikan oleh manajemen.
Sinergi ini diharapkan mampu menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi para pemegang saham serta mendukung pencapaian visi bisnis jangka panjang kedua entitas tersebut.
Fokus pada TOD dan Properti Terpadu
Sebagai perusahaan yang fokus mengembangkan kawasan hunian dan komersial berbasis TOD, ADCP memiliki peran penting dalam mengelola dan mengembangkan properti-properti yang terintegrasi dengan transportasi publik. Dalam beberapa tahun terakhir, ADCP gencar membangun kawasan hunian vertikal dan pusat komersial di sekitar jalur LRT dan kereta komuter.
Dengan dukungan keuangan dari ADHI, ADCP dinilai mampu menjaga ritme pembangunan serta menjaga performa keuangan tetap solid meski dalam tekanan. Keterlibatan induk usaha menjadi penting untuk memastikan proyek tidak mengalami stagnasi di tengah tantangan pendanaan eksternal.
Pinjaman ini, meskipun bersifat jangka pendek, menunjukkan adanya dukungan korporasi yang solid dari ADHI terhadap ADCP. Hal ini mencerminkan praktik pengelolaan grup usaha yang terkoordinasi dan terarah.