JAKARTA – Maraknya penipuan berkedok penjualan tiket kapal melalui media sosial membuat PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Maumere angkat bicara. Pihak Pelni mengimbau masyarakat lebih waspada dan tidak mudah tergiur tawaran tiket kapal laut yang beredar di platform daring.
Kepala Pelni Cabang Maumere, Daulat Apul Gervasius Naibaho, menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menyikapi praktik penipuan yang kerap menyasar calon penumpang melalui media sosial. Ia menyebutkan bahwa calo dan pelaku penjualan tiket palsu biasanya menyasar masyarakat yang belum familiar dengan prosedur resmi pembelian tiket kapal Pelni. “Kita ajak masyarakat agar selalu waspada dengan para calo dan penjual tiket palsu,” ujar Apul kepada wartawan, Senin, 30 Juni 2025.
Menurutnya, masyarakat harus lebih selektif dalam memperoleh informasi terkait jadwal keberangkatan maupun pembelian tiket kapal Pelni. Langkah awal yang disarankannya adalah mengakses informasi melalui aplikasi resmi Pelni atau melalui situs web resmi milik perusahaan pelayaran nasional tersebut.
Apul menyebutkan bahwa selama ini masih banyak masyarakat yang menjadi korban penipuan, terutama mereka yang membeli tiket kapal dari akun-akun tidak resmi di media sosial. Ia mengungkapkan, dalam beberapa waktu terakhir, pihaknya telah menemukan enam orang penumpang yang ternyata membeli tiket palsu secara online. “Masyarakat bisa datang cek langsung di kantor Pelni, atau bisa melalui agen-agen resmi yang bekerja sama dengan Pelni untuk mengetahui ketersediaan tiket serta harganya,” jelas dia.
Ia menegaskan bahwa Pelni tidak pernah menjual tiket melalui media sosial seperti Facebook, dan segala bentuk transaksi yang tidak melalui kanal resmi sangat rentan disusupi penipuan. Ini yang menjadi alasan kuat bagi pihaknya untuk terus menggencarkan edukasi kepada masyarakat, terutama di wilayah kerja Cabang Maumere dan sekitarnya. “Kita tidak pernah menjual tiket lewat media sosial seperti Facebook.”
Harapan Masyarakat Turut Jadi Pengedukasi
Apul juga mengajak masyarakat yang telah memahami sistem pembelian tiket resmi untuk berperan aktif dalam menyebarkan informasi yang benar, utamanya kepada keluarga, kerabat, atau lingkungan sekitar yang belum paham. Ia menilai, edukasi dari sesama masyarakat bisa menjadi alat bantu yang efektif dalam memerangi modus penipuan semacam ini. “Harapannya masyarakat dapat teredukasi dengan baik sehingga tidak ada lagi korban calo dan penipuan lewat media sosial,” pungkasnya.
Tak hanya menyasar kalangan tertentu, aksi penipuan berkedok tiket ini menyasar siapa saja, terutama mereka yang belum memiliki pemahaman digital yang memadai atau masih mengandalkan informasi dari media sosial tanpa melakukan verifikasi ulang.
Upaya Pencegahan dari Pelni
Sebagai bentuk antisipasi, Pelni Maumere terus mengingatkan masyarakat melalui berbagai saluran informasi resmi, termasuk baliho, pengumuman di kantor, dan juga edukasi langsung melalui layanan pelanggan. Pihaknya juga menjalin komunikasi intensif dengan agen resmi dan mitra penjualan untuk memastikan bahwa harga tiket, jadwal keberangkatan, dan informasi lainnya tersampaikan dengan benar kepada calon penumpang.
Selain itu, dengan meningkatnya jumlah penumpang kapal laut pada masa liburan sekolah dan hari besar lainnya, risiko penipuan semacam ini juga ikut meningkat. Oleh karena itu, edukasi dan kewaspadaan publik menjadi kunci dalam menghindari kerugian, baik secara finansial maupun dari segi waktu dan rencana perjalanan.
Modus Lama yang Terus Berulang
Fenomena tiket palsu bukan hal baru dalam dunia transportasi. Dalam sektor pelayaran, modus ini tetap menjadi ancaman karena masih adanya masyarakat yang tergoda dengan tawaran tiket murah atau janji mendapatkan kursi pada saat kondisi penuh. Media sosial sering dijadikan alat oleh para pelaku untuk menjaring korban secara acak.
Pelaku biasanya membuat akun yang menyerupai akun resmi Pelni, lengkap dengan logo dan informasi palsu. Mereka kemudian menawarkan tiket melalui pesan langsung atau postingan promosi yang menarik. Begitu transaksi dilakukan, calon penumpang baru menyadari penipuan tersebut saat hendak melakukan check-in atau naik ke kapal.
Karena itu, Pelni menegaskan bahwa satu-satunya cara aman untuk mendapatkan tiket kapal adalah melalui kanal resmi, baik itu aplikasi Pelni, situs web resmi, kantor cabang Pelni, maupun agen resmi yang telah ditunjuk.
Peran Keluarga dan Komunitas
Apul turut mendorong peran keluarga dan komunitas lokal dalam membantu menyebarkan informasi yang benar. Edukasi dari mulut ke mulut dianggapnya bisa sangat membantu, terutama bagi warga yang belum terbiasa dengan penggunaan teknologi atau internet.
Ia berharap tidak ada lagi masyarakat yang menjadi korban, mengingat kerugian yang ditimbulkan bisa cukup besar, mulai dari hilangnya uang, batalnya perjalanan, hingga dampak psikologis akibat merasa ditipu. “Bagi masyarakat yang belum paham, sebaiknya menghubungi pihak Pelni atau menanyakan ke keluarga dan kerabat yang sudah memahaminya,” ujar Apul.
Penegakan dan Pengawasan
Meskipun pihak Pelni bukan lembaga penegak hukum, namun kerja sama dengan aparat kepolisian dan pihak berwenang terus dilakukan, terutama untuk menindak para pelaku penipuan yang merugikan masyarakat. Di sisi lain, masyarakat diimbau segera melaporkan jika menemui akun mencurigakan atau praktik penjualan tiket tidak resmi.
Langkah preventif dan kolaboratif ini diharapkan mampu menekan praktik ilegal yang merugikan banyak pihak, serta memperkuat kepercayaan publik terhadap layanan resmi Pelni.