JAKARTA — Di tengah perjuangannya menempuh pendidikan tinggi, Sitti Aminah Muslimah, mahasiswi Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), menerima kabar bahagia yang tak disangka. PT Freeport Indonesia memilihnya sebagai salah satu penerima beasiswa, sebuah bantuan yang datang tepat saat ia dan keluarganya tengah menghadapi beban biaya pendidikan yang cukup berat.
Sebagai anak sulung dari tiga bersaudara, Sitti merasa bertanggung jawab atas keberlangsungan pendidikan dirinya dan adik-adiknya. Keringanan dari beasiswa ini bukan hanya menenangkan pikirannya, tapi juga meringankan beban finansial kedua orang tuanya. “Alhamdulillah, beasiswa ini sangat membantu, terutama dalam meringankan beban orang tua saya,” tutur Sitti.
Sitti, mahasiswi angkatan 2021, mengaku tidak pernah menyangka akan menerima beasiswa dari PT Freeport Indonesia. Ia terpilih sejak semester tiga melalui proses seleksi administratif yang dilakukan oleh Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) UGM, berdasarkan asal daerah dan prestasi akademik, tanpa tes tertulis maupun wawancara.
Lahir dan besar di Jayapura, Papua, dari keluarga Bugis yang merantau ke tanah Papua sejak generasi kakeknya, Sitti merasa bersyukur atas kesempatan emas tersebut. Ia mengaku belum pernah mendapatkan beasiswa sebelumnya. “Saya dihubungi langsung oleh Ditmawa dan saat itu saya merasa sangat bersyukur karena beasiswa ini datang di waktu yang tepat,” ungkapnya.
Kini, seluruh Uang Kuliah Tunggal (UKT) ditanggung sepenuhnya oleh PT Freeport Indonesia. Hal itu membuatnya bisa fokus pada akademik dan kegiatan organisasi kemahasiswaan. Sebelumnya, dana UKT sering kali membuatnya khawatir, namun kini dana tersebut bisa dialihkan untuk kebutuhan penting lain seperti biaya praktikum dan kebutuhan harian.
“Praktikum di Fakultas Kehutanan cukup mahal dan beasiswa ini membuat saya tidak perlu membebani orang tua lagi,” ujar Sitti yang kini bisa mengikuti aktivitas kampus tanpa harus memikirkan biaya tambahan.
Meski beasiswa dari Freeport Indonesia tidak mencakup uang saku, Sitti merasa terbantu secara signifikan. Bahkan, ia semakin bersemangat mempertahankan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) agar tetap memenuhi syarat penerimaan beasiswa. “Beasiswa ini mendorong saya untuk lebih giat belajar agar tetap layak menjadi penerima,” jelasnya.
Sitti aktif mengikuti berbagai organisasi kampus seperti Keluarga Mahasiswa Manajemen Hutan (KMMH) dan Keluarga Mahasiswa Islam Kehutanan (KMIH). Ia pun tidak perlu mencari pekerjaan paruh waktu untuk menutupi biaya kuliah seperti sebelumnya. “Dengan beasiswa ini, saya bisa fokus kuliah tanpa harus bekerja sambil belajar,” ujarnya penuh syukur.
Beasiswa dari PT Freeport Indonesia menurut Sitti punya keunikan tersendiri dibandingkan program lain. Salah satunya adalah komitmen perusahaan untuk mendampingi mahasiswa hingga lulus, tidak dibatasi hanya delapan semester seperti kebanyakan beasiswa. Ini membuatnya lebih tenang dalam merencanakan studi hingga selesai tanpa rasa khawatir.
“Saya percaya PT Freeport akan mendampingi penerima beasiswa hingga selesai studi, sesuai dengan komitmen mereka sejak awal,” ucapnya.
Meskipun saat ini belum ada pertemuan rutin antara para penerima beasiswa Freeport Indonesia, Sitti merasa tetap menjadi bagian dari komunitas yang memiliki visi dan tujuan sama. Ia berharap di masa mendatang, ada ruang interaksi dan pengembangan diri bersama sesama penerima. “Saya belum pernah bertemu lagi dengan sesama penerima sejak beasiswa diberikan, namun tetap merasa bangga menjadi bagian dari sesuatu yang besar,” tambahnya.
Beasiswa ini juga membuka peluang akademik lebih luas. Sitti pernah terlibat sebagai asisten praktikum dan ikut riset bersama dosen. Kini, ia tengah menyelesaikan tugas akhir berupa penelitian simpanan karbon di hutan rakyat Desa Pacarjo, Gunungkidul. Penelitiannya fokus pada peran pohon jati dalam menyerap karbon sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim. “Penelitian saya menghitung kemampuan pohon jati dalam menyerap karbon,” tuturnya.
Setelah lulus, Sitti berharap bisa berkarya di bidang kehutanan atau lingkungan, terutama pada sektor reklamasi dan pengelolaan sumber daya alam. Ia juga membuka peluang untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 bila kesempatan dan dukungan tersedia.
Ia tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada PT Freeport Indonesia atas dukungan yang telah memungkinkan dirinya untuk terus belajar dan mengembangkan diri. “Saya sangat berterima kasih kepada PT Freeport yang telah meringankan beban finansial keluarga saya dan memberi saya kesempatan untuk belajar dengan tenang,” ujar Sitti.
Sitti menitipkan pesan untuk para mahasiswa penerima beasiswa di masa mendatang. Ia berharap mereka bisa menjaga amanah dan menunjukkan dedikasi dalam menempuh studi. “Belajarlah dengan sungguh-sungguh agar PT Freeport bangga telah memilih kalian sebagai penerima beasiswa,” pungkasnya.