Garuda Indonesia

Garuda Indonesia Didorong Percepat Transformasi Total

Garuda Indonesia Didorong Percepat Transformasi Total
Garuda Indonesia Didorong Percepat Transformasi Total

JAKARTA — PT Garuda Indonesia resmi masuk ke dalam fase transformasi menyeluruh sebagai bagian dari upaya memulihkan dan memperkuat kinerja perusahaan pasca restrukturisasi. Langkah ini ditandai dengan dimulainya agenda kick-off meeting antara manajemen Garuda Indonesia dengan pihak Danantara Indonesia sebagai pengelola baru.

Transformasi ini diproyeksikan akan mencakup banyak aspek penting, dari perbaikan layanan, ekspansi rute, hingga penambahan armada dan penguatan ekosistem pendukung. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria.

“Sebagai persero yang berada di bawah pengelolaan Danantara Indonesia, Garuda Indonesia kini memasuki fase transformasi menyeluruh,” ujar Dony dalam pernyataan yang dikutip dari akun Instagram resmi Danantara.

Dony hadir dalam pertemuan tersebut bersama Managing Director Business 3 Operations Holding, Febriany Eddy, yang bersama-sama mendampingi jajaran Direksi dan Komisaris Garuda Indonesia untuk menandai dimulainya fase penting dalam perjalanan bisnis maskapai pelat merah tersebut.

Fokus Transformasi: Ekspansi dan Efisiensi

Transformasi ini tidak hanya bersifat kosmetik, melainkan menyentuh fondasi operasional perusahaan. Menurut Dony, strategi transformasi menyeluruh itu mencakup target-target penting seperti perluasan jaringan penerbangan, penambahan jumlah pesawat, pengembangan ekosistem layanan, serta peningkatan kualitas operasional secara menyeluruh.

Langkah tersebut merupakan kelanjutan dari upaya restrukturisasi besar-besaran yang telah dilakukan oleh Garuda Indonesia sejak tahun 2021. Danantara selaku pengelola telah memberikan suntikan modal sebagai bagian dari strategi penyelamatan perusahaan.

Secara total, Danantara telah mengucurkan dana pinjaman sebesar Rp 6,65 triliun kepada Garuda Indonesia Group. Dari jumlah tersebut, Citilink Indonesia menerima porsi terbesar, yakni Rp 4,82 triliun, sedangkan sisanya sebesar Rp 1,82 triliun dialokasikan langsung untuk Garuda Indonesia.

Restrukturisasi Jadi Fondasi Perubahan

Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menjelaskan bahwa upaya restrukturisasi yang telah dijalankan sejak tahun 2021 hingga 2023 menjadi landasan kuat dalam menghadapi tantangan bisnis maskapai penerbangan.

“Restrukturisasi penyehatan perusahaan ini menjadi bagian penyelamatan kinerja yang telah dilakukan pada tahun 2021-2023, yang berfokus pada pengelolaan kewajiban usaha, restrukturisasi komposisi armada, hingga pengelolaan beban usaha,” kata Wamildan.

Dengan skema restrukturisasi yang dimulai sejak 2022, perusahaan telah berhasil memperbaiki sejumlah indikator penting, termasuk penurunan nilai kewajiban, peningkatan nilai ekuitas, serta efisiensi operasional dalam berbagai lini usaha.

11 Langkah Prioritas

Menghadapi periode transformasi ini, Garuda Indonesia telah merumuskan 11 langkah prioritas untuk memastikan keberhasilan strategi jangka panjang perusahaan. Beberapa langkah penting tersebut meliputi penambahan armada secara bertahap hingga mencapai sekitar 120 pesawat, serta ekspansi jaringan penerbangan ke 100 rute baru hingga tahun 2029.

Selain itu, perusahaan juga akan memperkuat kolaborasi antarlini usaha, membangun ekosistem pendukung penerbangan yang lebih solid, mendorong proses digitalisasi, dan terus meningkatkan kualitas pengalaman penumpang.

Langkah-langkah ini dinilai penting untuk menjadikan Garuda Indonesia sebagai maskapai nasional yang adaptif, kompetitif, dan mampu bersaing di pasar global, terutama setelah masa pemulihan pascapandemi.

Kinerja Kuartal I 2025 Positif

Fase transformasi ini tampaknya mendapat momentum dari kinerja keuangan perusahaan yang mulai membaik. Pada kuartal I 2025, Garuda Indonesia mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif, terutama dari sektor penerbangan charter atau tidak berjadwal.

Pendapatan dari pangsa charter meningkat hingga 92,88 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, pendapatan operasional konsolidasian per 31 Maret 2025 naik sebesar 1,63 persen, atau tercatat sebesar USD 723,56 juta.

Peningkatan ini menjadi sinyal bahwa upaya penyelamatan dan reformasi yang telah dilakukan mulai menunjukkan hasil, meski tantangan ke depan masih cukup besar.

Jumlah Penumpang Meningkat

Dari sisi operasional, jumlah penumpang yang dilayani Garuda Indonesia Group selama kuartal pertama 2025 juga menunjukkan tren pertumbuhan. Tercatat sebanyak 5,13 juta penumpang menggunakan jasa maskapai ini, dengan rincian 2,65 juta penumpang diterbangkan oleh Garuda Indonesia dan 2,48 juta oleh Citilink.

Pencapaian tersebut semakin menegaskan pentingnya akselerasi transformasi demi mengoptimalkan peluang pemulihan industri penerbangan nasional.

Harapan Baru dalam Kepemimpinan Baru

Dengan masuknya Garuda Indonesia ke bawah naungan Danantara Indonesia dan dimulainya fase transformasi menyeluruh ini, publik dan pelaku industri berharap ada arah baru yang lebih terstruktur dalam pengelolaan perusahaan. Terlebih, dengan rekam jejak Danantara dalam restrukturisasi BUMN lainnya, banyak yang optimistis Garuda Indonesia akan kembali berjaya.

“Garuda Indonesia bukan hanya sebuah entitas bisnis, tapi simbol konektivitas nasional dan wajah Indonesia di langit dunia,” kata seorang pengamat penerbangan dalam wawancara terpisah.

Jika seluruh rencana strategis ini dapat diimplementasikan dengan konsisten, Garuda Indonesia bukan hanya akan kembali pulih, tetapi juga mampu menapaki peta persaingan global dengan kekuatan baru.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index