JAKARTA - Langkah besar dilakukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) dalam memperkuat posisi Indonesia di peta transisi energi global. Dengan menjalin kerja sama strategis bersama perusahaan energi asal Arab Saudi, ACWA Power, serta menggandeng PT Pertamina (Persero), Indonesia kini membuka peluang investasi energi bersih hingga USD10 miliar.
Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan dua Nota Kesepahaman (MoU) di Jakarta. Penandatanganan ini menjadi awal dari eksplorasi berbagai proyek ambisius di sektor pembangkit listrik terbarukan, hidrogen hijau, hingga desalinasi air. MoU pertama melibatkan Danantara Indonesia dan ACWA Power, sementara perjanjian kedua dilakukan antara Pertamina dan ACWA Power.
Dalam pernyataan resminya, Chief Executive Officer Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, menyatakan kemitraan ini merupakan tonggak penting dalam misi mempercepat transformasi energi Indonesia. Menurutnya, kemitraan ini bukan hanya soal transfer modal, tetapi juga melibatkan alih keahlian dan inovasi dari pemain global ke Indonesia. “Danantara membina kemitraan jangka panjang yang kredibel yang mendukung prioritas nasional sekaligus memberikan nilai komersial. Dengan menyalurkan sumber daya milik negara ke dalam usaha dengan pemain global, kami bertujuan untuk mengkatalisasi pertumbuhan berkelanjutan, meningkatkan ketahanan energi, dan menarik investasi asing langsung yang berkelanjutan,” ujar Rosan, Kamis, 3 Juli 2025.
MoU ini membuka jalan bagi ACWA Power untuk berinvestasi dalam berbagai proyek utama di sektor energi Indonesia. Fokus utama mencakup pengembangan energi terbarukan seperti tenaga surya, pembangunan pembangkit listrik turbin gas siklus gabungan, proyek hidrogen hijau, dan sistem pengolahan air laut menjadi air tawar (desalinasi).
Tidak hanya itu, ACWA Power dan Pertamina juga menyepakati pengembangan proyek-proyek energi bersih lainnya. Ini meliputi pembangkit listrik berbasis gas dan energi terbarukan dengan kapasitas gabungan mencapai 500 MW, pengembangan proyek hidrogen hijau, serta penguatan lini bisnis operasional dan pemeliharaan (O&M).
Wakil Ketua dan Direktur Pelaksana ACWA Power, Raad Al-Saady, menegaskan bahwa kerja sama ini menunjukkan komitmen perusahaannya dalam mendukung ketahanan energi dan air Indonesia jangka panjang. Ia juga menyebut bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin di sektor energi bersih di kawasan Asia Tenggara. “Kemitraan ini merupakan bentuk komitmen kami untuk mendukung Indonesia dalam mencapai tujuan ketahanan energi dan air jangka panjang, yang berkontribusi pada pengembangan masa depan yang berkelanjutan dan lebih hijau,” ujar Raad.
Komitmen USD10 Miliar untuk Masa Depan Energi Indonesia
Besarnya nilai investasi yang direncanakan, yakni hingga USD10 miliar, menjadi indikasi kuat dari besarnya potensi kerja sama ini. Dana tersebut akan digunakan untuk mendanai berbagai proyek yang akan membantu Indonesia mencapai target bauran energi terbarukan sebesar 34% pada tahun 2034, dan meningkat hingga 87% pada 2060.
Dengan target ambisius ini, Indonesia akan mempercepat langkah dalam mencapai ekonomi rendah karbon, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang selama ini masih mendominasi.
Dari sisi BUMN energi nasional, Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menegaskan bahwa kolaborasi dengan ACWA Power menjadi bagian dari strategi dual growth perusahaan. Strategi ini menekankan pentingnya menjaga ketahanan energi nasional, sambil tetap agresif melakukan percepatan transisi energi ke sumber terbarukan. “Dengan menggabungkan kekuatan pada energi terbarukan, hidrogen hijau, dan infrastruktur berkelanjutan, kami bertujuan untuk menciptakan nilai nyata bagi kedua negara dan memimpin transformasi kawasan menuju ekonomi rendah karbon,” kata Simon.
Kerja sama ini juga diharapkan bisa mendorong terciptanya teknologi dan infrastruktur baru yang lebih ramah lingkungan. Hal ini tentu akan membawa dampak positif tidak hanya bagi sektor energi, tetapi juga terhadap berbagai industri lainnya yang bersinggungan dengan ketahanan energi dan lingkungan hidup.
Dorong Posisi Indonesia sebagai Pemain Global
Langkah Danantara menggandeng mitra strategis dari Timur Tengah ini dinilai sebagai bagian dari strategi besar untuk menjadikan Indonesia sebagai hub energi hijau di kawasan Asia Pasifik. Melalui kolaborasi ini, diharapkan Indonesia dapat menyalurkan potensi alamnya yang besar menjadi sumber energi bersih yang berdaya saing global.
Dengan ekosistem energi terbarukan yang terus dibangun, Danantara juga menunjukkan bahwa investasi strategis yang dikelola secara kredibel dapat membuka jalan bagi masuknya investasi asing langsung (FDI) secara berkelanjutan.
Rosan menekankan bahwa peran Danantara bukan hanya sebagai pengelola investasi, tetapi juga sebagai katalis dalam menyatukan kepentingan nasional dengan peluang ekonomi global.
Seiring meningkatnya tekanan global terhadap transisi energi dan perubahan iklim, kerja sama ini menjadi contoh konkret dari bagaimana Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga pemain aktif dalam menciptakan solusi energi masa depan.