Jasa Marga

Jasa Marga Suntik Dana ke PSBI

Jasa Marga Suntik Dana ke PSBI
Jasa Marga Suntik Dana ke PSBI

JAKARTA - Langkah strategis kembali diambil oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) dalam mendukung kelangsungan proyek infrastruktur nasional. Perusahaan pelat merah yang dikenal sebagai operator jalan tol ini menggelontorkan dana senilai Rp116,49 miliar dalam bentuk pinjaman pemegang saham kepada PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).

Kucuran dana tersebut ditujukan untuk mendukung kebutuhan arus kas proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang kini telah memasuki tahap operasional. PSBI sendiri merupakan konsorsium BUMN yang memiliki 60% saham KCIC.

Transaksi ini diklasifikasikan sebagai transaksi afiliasi sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 42/POJK.04/2020. Jasa Marga menyampaikan bahwa perjanjian resmi antara perusahaan dan PSBI telah diteken. 

Dalam keterbukaan informasi yang dirilis di Bursa Efek Indonesia (BEI), JSMR menyatakan bahwa dana tersebut dialokasikan sebagai bentuk cash deficiency support (CDS) untuk proyek kereta cepat Whoosh. Dana CDS biasanya diberikan untuk menutup kekurangan arus kas di tahap awal pengoperasian proyek infrastruktur.

“Transaksi tersebut dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan cash deficiency support PT Kereta Cepat Indonesia China tahun 2023–2024 yang dilakukan melalui PSBI,” demikian tertulis dalam keterbukaan informasi Jasa Marga.

Secara teknis, dana Rp116,49 miliar tersebut dicatatkan sebagai pengalihan kas menjadi piutang lain-lain dalam laporan keuangan konsolidasi JSMR. Manajemen perusahaan menegaskan bahwa langkah ini tidak akan memengaruhi pendapatan maupun beban operasional perusahaan secara keseluruhan.

Untuk memastikan transparansi, Jasa Marga juga menunjuk Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Budi, Edy, Saptono & Rekan untuk menilai kelayakan transaksi ini. Hasil kajian menyebutkan bahwa transaksi ini wajar, baik dari sisi nilai maupun struktur. Selain itu, tingkat suku bunga pinjaman juga dinyatakan masih dalam kisaran yang sesuai dengan pasar.

“Rencana transaksi tidak memberikan dampak negatif terhadap laporan keuangan perseroan,” jelas manajemen Jasa Marga.

Dalam struktur kepemilikan PSBI, Jasa Marga menguasai 7,08% saham. Sementara itu, mayoritas saham PSBI dipegang oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI sebesar 58,53%. Adapun PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menggenggam 33,36%, dan PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) memiliki porsi 1,03%.

PSBI sendiri dibentuk sebagai wadah konsorsium BUMN yang memegang saham mayoritas dalam proyek strategis nasional kereta cepat Jakarta–Bandung. Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang dioperasikan oleh entitas tersebut kini semakin menunjukkan progres positif sejak pertama kali beroperasi secara komersial.

Dalam perkembangan terpisah, KCIC mencatat bahwa layanan Kereta Cepat Whoosh telah mencetak tonggak sejarah baru. General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa melaporkan bahwa layanan ini telah melayani lebih dari 10 juta penumpang sejak diresmikan pada Oktober 2023 lalu.

“Pencapaian ini menunjukkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat terhadap layanan Kereta Cepat Whoosh,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Berdasarkan data operasional, hingga 25 Juni 2025, KCIC telah melayani sebanyak 10.014.707 penumpang. Jumlah tersebut ditempuh melalui total 29.786 perjalanan kereta. Ini mencerminkan tingginya kepercayaan publik terhadap transportasi modern berkecepatan tinggi pertama di kawasan Asia Tenggara ini.

Sebagai informasi, proyek kereta cepat Whoosh pertama kali digagas pada 2015 dan dimulai pembangunannya pada tahun berikutnya. Setelah bertahun-tahun pembangunan dan uji coba, layanan akhirnya resmi beroperasi pada Oktober 2023.

Dalam kacamata strategis, langkah Jasa Marga menyuntikkan dana ke PSBI bukan hanya sekadar mendukung keberlangsungan proyek KCIC, tetapi juga memperlihatkan komitmen perusahaan terhadap pengembangan ekosistem infrastruktur transportasi nasional yang saling terhubung. Meski dikenal sebagai operator jalan tol, Jasa Marga secara aktif berperan serta dalam proyek lintas moda transportasi yang memiliki dampak jangka panjang.

Tak hanya Jasa Marga, perusahaan BUMN lainnya seperti KAI dan WIKA juga berperan besar dalam merealisasikan proyek ini. Keikutsertaan entitas-entitas BUMN menunjukkan pendekatan kolaboratif antar-lembaga dalam pembangunan infrastruktur nasional.

Dalam konteks keuangan, meski dana yang disalurkan cukup besar, manajemen Jasa Marga menegaskan bahwa hal ini tidak akan membebani neraca keuangan perusahaan. Dengan adanya penilaian independen yang menyatakan transaksi ini wajar, investor dapat merasa lebih tenang terhadap prospek keberlanjutan JSMR ke depan.

Lebih dari itu, keberhasilan KCIC dalam melayani jutaan penumpang menjadi bukti bahwa investasi yang dilakukan para pemegang saham termasuk Jasa Marga berjalan sesuai rencana. Ke depan, apabila tren penumpang terus meningkat, diharapkan proyek ini bisa mencapai titik balik operasional yang menguntungkan.

Dengan berbagai catatan positif ini, suntikan dana dari Jasa Marga melalui PSBI tak hanya menjadi instrumen pembiayaan, melainkan juga bentuk nyata dari sinergi BUMN dalam mempercepat pembangunan nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index