JAKARTA - Dorongan Pemerintah Kabupaten Gorontalo untuk menyediakan rumah murah kini menyasar segmen yang selama ini dianggap kurang tertarik berkecimpung di sektor pertanian anak muda. Dengan menggandeng Gerakan Pemuda Tani Indonesia (GEMPITA), Real Estat Indonesia (REI), serta Bank Syariah Indonesia (BSI), inisiatif ini dirancang khusus untuk memberi solusi perumahan bagi para petani milenial yang belum memiliki hunian.
Program yang diluncurkan langsung oleh Bupati Gorontalo, Sofyan Puhi, pada bulan Juni lalu ini diharapkan mampu menjadi daya tarik baru bagi generasi muda untuk terjun dan bertahan di dunia pertanian. Pemerintah daerah memandang serius urgensi memiliki rumah sendiri sebagai bentuk kemandirian hidup yang sangat penting bagi kaum muda, terutama mereka yang berjuang di sektor pertanian.
“Selama ini masyarakat kita utamanya yang muda-muda, agak ogah bertani. Sehingga pemerintah dan organisasi pemuda tani berupaya mendorong petani milenial dapat mengakses rumah murah dengan harapan mereka akan tertarik terjun pada sektor ini,” ujar Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kabupaten Gorontalo, Rahmat Pomalingo.
Membidik Generasi Tangguh di Pedesaan
Rahmat menjelaskan bahwa gagasan menyediakan rumah murah bukan semata-mata untuk mengatasi persoalan tempat tinggal, tetapi juga sebagai strategi jangka panjang mencetak regenerasi petani. Saat ini banyak anak muda meninggalkan kampung dan ladang karena memandang pertanian tidak menjanjikan masa depan. Di sisi lain, ketiadaan rumah menjadi salah satu hambatan mereka untuk hidup mandiri di daerah asalnya.
“Rumah merupakan salah satu kebutuhan utama setiap individu. Ketika seseorang sudah memiliki rumah sendiri, Ia bisa hidup lebih mandiri dan fokus membangun masa depan,” kata Rahmat.
Untuk itu, pemerintah tidak tinggal diam. Program yang tengah disosialisasikan ini mulai menyentuh kelompok-kelompok muda, terutama mereka yang telah atau sedang berkecimpung di pertanian namun belum memiliki hunian tetap.
Dinas Perkim bersama Dinas Pertanian serta GEMPITA kini aktif melakukan kampanye dan pendekatan langsung ke komunitas petani muda. Mereka menyampaikan informasi terkait skema program, manfaat yang ditawarkan, dan proses administrasi yang perlu dipenuhi agar bisa ikut serta dalam program ini.
“Kami akan membantu segala administrasi yang diperlukan agar para petani dapat lebih mudah mengakses program tersebut,” tambah Rahmat.
Sinergi Lintas Sektor untuk Percepatan Akses Rumah
Inisiasi ini tidak dijalankan sendiri oleh Pemerintah Kabupaten Gorontalo. Peran aktif dari GEMPITA dan REI membawa kekuatan tambahan, baik dari sisi mobilisasi kelompok muda maupun penyediaan hunian berkualitas dengan harga terjangkau. Sementara BSI berkontribusi dalam skema pembiayaan berbasis syariah yang dinilai lebih ramah terhadap petani dan pelaku usaha kecil di pedesaan.
Kolaborasi lintas sektor ini menjadi kunci keberhasilan program. Dengan adanya dukungan dari perbankan dan asosiasi pengembang, beban calon pemilik rumah bisa ditekan semaksimal mungkin. Di sisi lain, peran GEMPITA sebagai penghubung dengan komunitas petani muda menjadikan sosialisasi lebih tepat sasaran.
Tujuan utama dari program ini adalah menjadikan rumah bukan lagi barang mewah yang sulit dijangkau, melainkan kebutuhan dasar yang realistis dimiliki oleh petani muda. Dalam jangka panjang, diharapkan tercipta kestabilan sosial dan ekonomi yang lebih baik, dimulai dari penyediaan rumah yang layak.
Tak Hanya Petani, Profesi Lain Juga Akan Difasilitasi
Meski fokus utama saat ini adalah petani milenial, namun Pemkab Gorontalo tak menutup kemungkinan memperluas cakupan program untuk profesi lainnya. Dalam jangka panjang, pemerintah berencana mendorong kelompok masyarakat lainnya yang juga belum memiliki rumah, untuk mendapatkan akses terhadap skema rumah murah ini.
“Bukan hanya petani milenial, semua yang belum punya rumah kita usahakan bisa memiliki rumah dengan harga yang terjangkau melalui berbagai program pemerintah,” tandas Rahmat.
Pernyataan ini menjadi sinyal kuat bahwa kebijakan perumahan murah akan menjadi prioritas strategis Pemkab Gorontalo dalam menyeimbangkan pembangunan ekonomi dan sosial, sekaligus memperkuat pemerataan kesejahteraan antarwilayah.
Momentum Kembalinya Anak Muda ke Pertanian
Salah satu tantangan terbesar dalam pembangunan sektor pertanian selama ini adalah krisis regenerasi. Petani muda yang idealnya menjadi motor penggerak pertanian modern dan berkelanjutan justru enggan terlibat karena berbagai keterbatasan, mulai dari akses lahan, modal, hingga tempat tinggal.
Program rumah murah ini muncul sebagai solusi konkret yang menyasar salah satu persoalan mendasar yang dihadapi petani muda. Dengan memiliki rumah di wilayah pertanian, generasi muda tidak hanya lebih dekat dengan lahan usaha mereka, tetapi juga memiliki kepercayaan diri untuk membangun masa depan di sektor ini.
Pemerintah berharap bahwa dengan hadirnya program ini, pertanian bisa kembali dipandang sebagai sektor strategis yang layak digeluti oleh generasi muda. Keberhasilan program ini akan menjadi model bagi daerah lain yang ingin mendorong sektor pertanian dengan pendekatan kesejahteraan dasar seperti perumahan.
Dengan visi membangun dari desa dan memastikan ketersediaan tempat tinggal yang layak bagi petani muda, langkah Pemkab Gorontalo ini bisa menjadi pemicu transformasi sosial dan ekonomi yang lebih luas di daerah.