JAKARTA - Garuda Indonesia terus menunjukkan langkah optimistis dalam memperkuat eksistensinya di industri penerbangan nasional dan regional. Melalui kolaborasi strategis dengan Danantara Indonesia, maskapai pelat merah ini mengamankan pendanaan awal sebesar USD405 juta atau sekitar Rp6,6 triliun sebagai bagian dari rencana investasi jangka panjang senilai USD1 miliar.
Dana tersebut disalurkan melalui skema shareholder loan dan menjadi tahap awal dari keseluruhan komitmen investasi yang disiapkan oleh Danantara. Langkah ini membuka jalan bagi Garuda untuk melakukan ekspansi signifikan, mulai dari pembaharuan armada hingga peningkatan kesiapan operasional.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menyampaikan bahwa dana yang diperoleh akan dimanfaatkan untuk mendukung transformasi menyeluruh perusahaan. Salah satu fokus utama adalah rencana pembelian pesawat baru sebagai bagian dari strategi memperkuat posisi Garuda di pasar global.
“Kami masih dalam tahap pembicaraan untuk pembelian 50 hingga 70 pesawat Boeing, dengan tipe 737 Max dan 787 Dreamliner. Ini akan menjadi bagian dari transformasi armada kami untuk beberapa tahun ke depan,” ungkap Wamildan saat konferensi di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.
Proses penjajakan ini dinilai penting untuk menjawab kebutuhan akan efisiensi operasional serta peningkatan kualitas layanan. Dengan armada yang lebih modern dan efisien, Garuda Indonesia diharapkan dapat memperluas jangkauan layanannya, termasuk membuka rute-rute strategis baru.
Langkah ekspansi ini juga menjadi simbol pemulihan dan kebangkitan Garuda setelah melewati masa-masa menantang akibat pandemi dan proses restrukturisasi. Fokus perusahaan kini adalah menciptakan model bisnis yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Dukungan dari Danantara menjadi titik balik penting yang memperkuat langkah strategis tersebut. Dana tahap awal ini akan diarahkan pada berbagai kebutuhan vital, termasuk pemeliharaan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair and overhaul (MRO). Tak hanya untuk Garuda, fasilitas ini juga akan menopang operasional anak usahanya, Citilink.
Chief Operating Officer Danantara Indonesia, Dony Oskaria, menjelaskan bahwa kelanjutan dari komitmen investasi akan bergantung pada performa kinerja Garuda Indonesia ke depan.
“Kalau kita melihat kinerja Garuda membaik, suntikan berikutnya akan dilakukan. Tapi jika tidak sesuai harapan, kita akan evaluasi dan mungkin tidak lanjut,” jelas Dony dalam konferensi pers terpisah.
Ia menambahkan bahwa perhatian utama dari Danantara adalah memastikan bahwa pendanaan ini digunakan secara tepat, guna mendorong efisiensi biaya serta kesiapan armada. Hal ini mencerminkan komitmen bersama untuk menciptakan sinergi yang produktif dan berkelanjutan antara dua entitas.
Kerja sama ini mencakup perencanaan jangka panjang untuk menjadikan Garuda sebagai maskapai dengan dual model bisnis, yakni sebagai full service carrier (FSC) dan juga low cost carrier (LCC) melalui Citilink. Dengan pendekatan ini, perusahaan diharapkan mampu menjangkau lebih banyak segmen pasar, baik dalam negeri maupun internasional.
Pendanaan tahap awal ini sekaligus memberikan fondasi kuat bagi Garuda untuk berbenah. Langkah transformasi armada dinilai krusial dalam menjawab tantangan industri penerbangan yang terus berkembang. Pesawat-pesawat baru dari Boeing yang tengah dijajaki, seperti 737 Max dan 787 Dreamliner, dikenal memiliki efisiensi bahan bakar yang tinggi dan teknologi terkini yang mendukung pengalaman penumpang yang lebih baik.
Selain meningkatkan kapasitas, strategi ini juga akan berdampak positif terhadap keberlanjutan operasional dan efisiensi biaya. Dalam jangka panjang, Garuda diharapkan mampu memperkuat posisinya sebagai maskapai nasional unggulan yang kompetitif di kawasan Asia Pasifik.
Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah dalam memperkuat infrastruktur konektivitas udara nasional dan memperluas konektivitas antarwilayah di Indonesia. Dengan armada yang lebih modern dan dukungan operasional yang mumpuni, Garuda memiliki peluang besar untuk meningkatkan kontribusinya terhadap sektor pariwisata dan ekonomi nasional.
Pendekatan bertahap dalam pendanaan juga menjadi nilai tambah. Hal ini memberikan ruang bagi evaluasi yang berkelanjutan terhadap capaian kinerja Garuda, serta mendorong tata kelola yang transparan dan akuntabel. Evaluasi ini diharapkan memperkuat kepercayaan investor sekaligus menjaga stabilitas keuangan perusahaan.
Dengan hadirnya Danantara sebagai mitra strategis, publik menaruh harapan besar bahwa transformasi ini dapat membawa Garuda menuju fase pertumbuhan yang lebih berkelanjutan. Apalagi, kinerja Garuda Indonesia dalam beberapa kuartal terakhir mulai menunjukkan pemulihan, didorong oleh peningkatan jumlah penumpang dan efisiensi biaya.
Momentum ini menjadi peluang emas bagi Garuda untuk menatap masa depan dengan lebih percaya diri. Penambahan pesawat, peningkatan kualitas layanan, serta perbaikan struktur bisnis menjadi fondasi penting untuk memastikan Garuda mampu terus terbang tinggi membawa nama Indonesia ke berbagai penjuru dunia.
Dengan sinergi yang solid, Garuda Indonesia kini berada di jalur yang tepat untuk meraih kembali kepercayaan publik, mitra bisnis, serta pemegang saham. Suntikan dana dari Danantara bukan hanya soal modal, melainkan juga kepercayaan bahwa Garuda memiliki potensi besar untuk bangkit dan tumbuh lebih kuat ke depan.