JAKARTA - Dalam lanskap digital yang makin bising oleh berbagai jenis konten, membangun kedekatan emosional dengan konsumen menjadi kunci utama untuk memenangkan perhatian. Di balik layar industri logistik ekspres yang dikenal serba cepat dan presisi, ternyata tersembunyi kekuatan komunikasi berbasis narasi yang kuat. Lion Parcel melihat celah ini sebagai potensi strategis, lalu menjadikannya pijakan utama dalam membangun hubungan bermakna dengan publik.
Hal inilah yang diwujudkan melalui kehadiran Liolio, sosok Virtual CEO pertama di Indonesia yang menjadi wajah komunikasi Lion Parcel. Dikenal lewat pendekatannya yang unik dan ringan, Liolio menunjukkan bagaimana storytelling mampu membawa layanan logistik menjadi lebih relevan dalam kehidupan konsumen.
Berbicara dalam sebuah sesi eksklusif, Liolio membagikan bagaimana strategi komunikasi kreatif menjadi senjata utama di tengah persaingan logistik yang makin ketat. Baginya, sekadar memakai figur publik atau influencer saja tak lagi cukup. Yang dibutuhkan adalah pendekatan yang tidak biasa dan mudah diingat.
“Kita tahu, ketika menggandeng selebritas atau influencer sebagai brand ambassador, kita sudah harus bersaing dengan klien lain dari sosok tersebut. Untuk itu, kami selalu menggunakan pendekatan yang kreatif untuk menarik perhatian publik,” ujarnya.
Salah satu contoh paling mencolok dari kreativitas ini adalah ketika Lion Parcel mengangkat aktor Denny Sumargo sebagai CEO. Namun alih-alih sebagai Chief Executive Officer dalam arti konvensional, gelar itu diubah menjadi Chief Eksentrik Officer, sebuah permainan kata yang justru memperkuat karakter kampanye mereka. Reaksi publik pun luar biasa: kampanye tersebut viral dan mendapat perhatian luas di media sosial.
Langkah ini mempertegas strategi Lion Parcel yang lebih memilih jalur berbeda di tengah ketatnya kompetisi industri logistik di Tanah Air. Meskipun banyak pemain baru bermunculan dan mencoba peruntungan di pasar pengiriman ekspres, Lion Parcel fokus pada pembeda yang kuat karakter, bukan sekadar fitur.
Di balik semua narasi ini, Lion Parcel juga tak melupakan bahwa bisnis logistik bukan hanya soal tampilan luar. Ada kerumitan proses yang tak terlihat, melibatkan sumber daya manusia, sistem kerja, serta infrastruktur yang harus berjalan sangat efisien.
“Pengiriman ekspres ini sejak zaman kolonial tetap sama. Fundamentalnya tetap sama, yakni menjemput dan mengirimkan barang. Tapi di belakang itu semua, bisnis ini sangat melibatkan people, process, dan infrastruktur. Dan banyak orang tidak tahu bahwa teknologi di balik industri ini sangat kompleks untuk menjalankan bisnis ini,” jelas LIOLIO.
Menurutnya, optimalisasi dalam layanan logistik merupakan pekerjaan yang tidak pernah selesai. Hanya untuk menaikkan tingkat layanan dari 90% menjadi 95% saja, upaya yang dibutuhkan bisa berlipat ganda. Saat ini, Lion Parcel telah berhasil mencapai 97% hingga 98% Service Level Agreement (SLA) sebuah capaian tinggi di industri pengiriman ekspres.
Teknologi menjadi fondasi penting dalam menjalankan layanan tersebut, namun bukan satu-satunya penentu keberhasilan. Perusahaan tetap mengedepankan pendekatan yang menyentuh konsumen secara emosional. Oleh karena itu, peran branding menjadi sentral untuk memperkuat persepsi publik terhadap identitas perusahaan.
LIOLIO mengambil tugas ini dengan menghidupkan sosoknya sebagai tokoh yang akrab, ringan, dan komunikatif di media sosial. Narasi yang dibawa tidak melulu soal promo, rute baru, atau tarif pengiriman yang lebih murah. Yang diangkat adalah cerita, sudut pandang, dan karakter yang melekat kuat di benak konsumen.
Perusahaan melihat bahwa fitur layanan dan strategi pemasaran seharusnya berjalan beriringan. Bukan hanya fokus pada aktivitas komunikasi, Lion Parcel menekankan pentingnya kesiapan internal sebelum meluncurkan kampanye besar. Semua elemen dari keuangan hingga operasional harus selaras terlebih dahulu.
“Kami percaya bahwa seluruh fitur dan produk juga harus matang, berjalan beriringan bersama dengan strategi marketing yang ada. Maka sebelum kampanye besar dimulai, Lion Parcel memastikan bahwa struktur operasional, finance, dan service level benar-benar siap. Marketing bisa mengundang orang masuk ke rumah. Tapi kalau dalamnya berantakan, trust akan hilang,” tutur Liolio.
Pernyataan ini memperlihatkan konsistensi perusahaan dalam membangun reputasi dari dalam ke luar. Artinya, keandalan layanan dan daya tarik komunikasi bukan berdiri sendiri, melainkan saling menopang.
Strategi storytelling yang diterapkan Lion Parcel juga bukan tanpa arah. Tujuannya jelas: membentuk persepsi yang kuat bahwa logistik bukan sekadar pengiriman barang, tapi bagian dari pengalaman konsumen secara utuh. Di era di mana konsumen makin cerdas dan punya banyak pilihan, diferensiasi seperti inilah yang membuat sebuah merek bertahan dan terus tumbuh.
Dalam dunia yang makin terkoneksi dan cepat berubah, pendekatan Lion Parcel menjadi contoh bahwa bisnis logistik juga bisa tampil dengan wajah yang segar, menyenangkan, dan dekat dengan pelanggan. Lewat kekuatan narasi yang otentik dan layanan yang solid, perusahaan ini perlahan tapi pasti memperkuat posisinya sebagai pemain yang bukan hanya andal dalam pengiriman, tetapi juga dalam membangun hubungan.