JAKARTA - Hubungan erat antara dunia pendidikan tinggi dan industri kembali tercermin dalam kontribusi nyata alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) di PT Freeport Indonesia. Tercatat sebanyak 236 lulusan UGM saat ini berkarier di perusahaan pertambangan berskala internasional tersebut. Empat di antaranya bahkan telah berhasil menempati posisi strategis di jajaran manajemen tertinggi.
Keberadaan para alumni ini menjadi bukti bahwa lulusan UGM memiliki daya saing tinggi dan mampu beradaptasi di lingkungan kerja profesional dan menantang seperti industri pertambangan. Tidak hanya itu, kolaborasi antara institusi pendidikan dan perusahaan juga membuka ruang besar untuk pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang unggul dan berdaya saing global.
Rektor UGM Prof Ova Emilia menyampaikan rasa bangga dan apresiasi terhadap capaian para alumni yang telah berkiprah di Freeport Indonesia. Menurutnya, kiprah mereka tidak hanya mencerminkan keberhasilan individu, tetapi juga menjadi cerminan kualitas pendidikan yang dikembangkan UGM dalam membentuk lulusan yang kompeten dan profesional.
“Kerja sama dengan alumni di Freeport bisa diteruskan, terutama pengembangan SDM dan pemberian beasiswa, bisa pengembangan talenta, adapun di bidang CSR maupun pengembangan untuk masyarakat di sini. Saya lihat potensi ini luar biasa,” ujar Prof Ova saat bersilaturahmi dengan para alumni UGM yang kini bekerja di Freeport Indonesia, dalam sebuah acara yang digelar di Hotel Rimba Papua, Timika, Papua Barat.
Kehadiran Prof Ova dalam agenda tersebut memperkuat komitmen UGM untuk terus menjalin hubungan erat dengan dunia industri. Langkah ini sejalan dengan upaya universitas dalam mencetak lulusan yang siap menghadapi tantangan nyata di dunia kerja serta aktif berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Salah satu sosok alumni UGM yang telah lama berkiprah di Freeport Indonesia adalah Mukhlis Ishak, yang kini menjabat sebagai Vice President Tax PT Freeport Indonesia. Lulusan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM tahun 1997 ini mengungkapkan bahwa pengalamannya semasa kuliah, terutama dalam organisasi kemahasiswaan, banyak membentuk karakter kepemimpinan dan kemampuan berorganisasi yang ia butuhkan di dunia kerja.
“Dulu, kalau pulang kampung, saya sering diingatkan oleh orang tua, jangan ikut demo. Pernah aktif di ikatan BEM dan Senat Ekonomi seluruh Indonesia. Pada periode itu jarang di kampus dan sempat ikut student exchange di Singapura,” kenangnya sambil tersenyum.
Mukhlis berharap agar kerja sama antara UGM dan Freeport Indonesia terus diperkuat, termasuk dalam hal membuka akses lebih luas bagi lulusan UGM untuk bergabung di perusahaan. Ia menekankan pentingnya peran alumni dalam membangun jejaring dan mendorong perekrutan talenta baru secara berkala.
“Ke depan semakin banyak lulusan yang bergabung di Freeport dan tugas kami para alumni membangun jejaring sesama alumni mendorong alumni bisa berpartisipasi dalam rekrutmen secara periodik yang dilakukan oleh perusahaan,” katanya menegaskan.
Senada dengan Mukhlis, Katri Krisnati yang menjabat sebagai Vice President Corporate Communication Freeport Indonesia, turut menyampaikan kebanggaannya sebagai bagian dari keluarga besar UGM. Ia merupakan alumnus dari Program Studi Arsitektur angkatan 1997.
Menurut Katri, nilai-nilai yang ia pelajari selama kuliah di UGM, termasuk etos kerja dan dedikasi untuk masyarakat, sangat membekas dan menjadi landasan dalam menjalani karier profesionalnya. Ia mengakui bahwa banyak lulusan UGM memiliki daya juang tinggi serta integritas dalam bekerja, sehingga menjadi aset berharga bagi perusahaan.
Kehadiran alumni UGM dalam struktur organisasi Freeport Indonesia tidak hanya membawa nilai tambah dalam operasional perusahaan, tetapi juga berperan sebagai jembatan yang menghubungkan dunia akademik dan industri secara berkesinambungan. Hal ini menciptakan peluang sinergi yang besar, mulai dari pengembangan kompetensi, riset kolaboratif, hingga program pemberdayaan masyarakat.
Langkah UGM dalam merespons dinamika kebutuhan industri menjadi kunci penting dalam mencetak lulusan yang relevan dengan perkembangan zaman. Begitu pula dengan Freeport Indonesia yang terus membuka ruang bagi talenta-talenta muda berprestasi untuk berkarya dan memberikan dampak positif.
Keterlibatan para alumni juga menunjukkan pentingnya jaringan alumni sebagai motor penggerak dalam mendukung perkembangan karier generasi penerus. Dengan semangat kolaborasi dan saling mendukung, hubungan antara UGM dan Freeport Indonesia diproyeksikan akan semakin erat dan strategis di masa mendatang.
Komitmen ini menjadi cerminan semangat pembangunan berkelanjutan, di mana pendidikan tinggi, industri, dan masyarakat saling terhubung untuk menciptakan ekosistem pembangunan yang inklusif dan berdampak luas. Perjalanan para alumni UGM di Freeport Indonesia menjadi contoh bahwa sinergi yang dibangun sejak di bangku kuliah dapat melahirkan kontribusi besar di dunia profesional.
Dengan semakin banyaknya lulusan perguruan tinggi Indonesia yang berkarya di industri strategis seperti Freeport Indonesia, diharapkan akan terbangun kemandirian nasional dalam bidang sumber daya manusia unggul dan profesional. Hal ini tentu menjadi kabar baik yang membawa optimisme terhadap masa depan dunia kerja dan pendidikan di Tanah Air.