Karier

Karier Gemilang Febriyan di Dunia Hukum

Karier Gemilang Febriyan di Dunia Hukum
Karier Gemilang Febriyan di Dunia Hukum

JAKARTA - Menapaki perjalanan selama lebih dari dua dekade di dunia kejaksaan, Febriyan Putra menunjukkan dedikasi tinggi yang membawa dirinya ke posisi strategis saat ini. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin ini resmi memimpin Kejaksaan Negeri (Kejari) Maros, mengukir babak baru dalam karier yang dibangunnya sejak 2002.

Febriyan merupakan sosok yang sederhana, namun memiliki jejak profesional yang sangat konsisten. Ia lahir di Bone, 3 April 1979, dan dikenal sebagai putra asli Watampone. Dengan latar belakang hukum, ia tidak langsung bercita-cita menjadi seorang jaksa. Tapi seperti banyak lulusan lainnya, ia mengikuti proses rekrutmen secara terbuka, dan ternyata diterima di institusi penegak hukum yang kini menjadi bagian dari hidupnya selama 24 tahun. “Ikut mendaftar sebagaimana lulusan Fakultas Hukum lainnya, dan ternyata diterima,” tutur Febriyan.

Langkah pertamanya dimulai di Papua, tepatnya di Kejari Timika, sebagai Jaksa Fungsional. Penugasan itu menjadi awal pembelajaran praktis dalam dunia penegakan hukum yang sesungguhnya. Dari situ, ia terus dipercaya menduduki berbagai posisi penting di sejumlah daerah di Indonesia.

Tahun 2006 menjadi tonggak baru dalam kariernya saat ia menjabat sebagai Kepala Seksi Pidana Umum di Kejari Soppeng. Empat tahun di posisi itu, ia menunjukkan kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang membuatnya layak dipercaya menangani tanggung jawab yang lebih besar.

Setelah Soppeng, Febriyan mengisi jabatan strategis lainnya, seperti Kepala Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara di Kejari Kotamobagu, lalu dipercaya menjadi Kepala Seksi Intelijen di Kejari Kendari. Di dua posisi tersebut, ia memperdalam pengalamannya di bidang hukum publik dan intelijen kejaksaan.

Tidak berhenti di situ, kiprah Febriyan semakin matang saat ia mengemban amanah sebagai Kepala Bagian Tata Usaha di Kejati Sulawesi Tenggara. Tanggung jawab administratif yang diemban dalam struktur besar kejaksaan wilayah memberi pandangan lebih luas tentang pengelolaan lembaga hukum.

Sebelum bertugas di Maros, ia juga pernah menjabat sebagai Jaksa Ahli Madya bidang Intelijen di Kejati Bali. Posisi ini menandakan level keahliannya dalam dunia intelijen kejaksaan, serta menunjukkan kepercayaan tinggi dari institusi terhadap rekam jejaknya yang bersih dan profesional.

Kariernya kemudian membawanya ke Kejari Kepulauan Meranti, Riau, di mana ia menjabat sebagai Kepala Kejari sejak 2021. Di sana, ia dikenal aktif menangani berbagai perkara penting, termasuk tindak pidana korupsi, narkotika, serta kasus kebakaran hutan dan lahan yang kerap menjadi perhatian nasional.

Salah satu perkara yang sempat menjadi sorotan publik adalah dugaan korupsi pengadaan bibit kopi di Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (Perkim dan LH) Kabupaten Kepulauan Meranti. Dalam kasus itu, kerugian negara ditaksir mencapai Rp700 juta. Penanganan kasus ini memperlihatkan keseriusannya dalam menjalankan tugas penegakan hukum secara transparan dan tegas.

Kini, ia secara resmi menggantikan Zulkifli Said sebagai Kepala Kejari Maros. Zulkifli sendiri kini bertugas sebagai Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) di Kejati Nusa Tenggara Barat (NTB).

Penunjukan Febriyan sebagai pimpinan baru di Kejari Maros menandai keberlanjutan kinerja institusi hukum yang berorientasi pada pelayanan dan pembenahan internal. Ia sendiri menegaskan bahwa langkah awalnya di Maros adalah melanjutkan capaian yang telah dibangun oleh pejabat sebelumnya, sambil memperkuat soliditas tim di internal Kejari.

Dalam pandangannya, memperkuat fondasi internal lembaga adalah hal mendasar untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan efektif dalam menegakkan hukum di masyarakat. “Saat ini, saya fokus melanjutkan kinerja pendahulu serta membenahi internal Kejari Maros,” tegasnya.

Pengalaman lintas daerah yang dimiliki Febriyan bukan hanya memperkaya sudut pandangnya dalam menangani berbagai permasalahan hukum, tetapi juga membuatnya lebih peka terhadap kondisi sosial dan kultural di daerah tempat ia bertugas. Hal ini menjadi modal penting untuk menyesuaikan pendekatan hukum yang tidak hanya tegas, tapi juga humanis dan kontekstual.

Ketika banyak sosok memilih jalan karier berdasarkan ambisi, Febriyan justru meniti jalan ini dengan semangat pengabdian. Keputusannya mendaftar sebagai jaksa bukan berdasarkan mimpi masa kecil, melainkan hasil dari keterbukaan terhadap peluang dan keyakinan untuk berkontribusi bagi bangsa melalui jalur hukum.

Kini, sebagai pemimpin Kejari Maros, Febriyan dihadapkan pada tantangan baru. Namun, rekam jejak panjangnya menjadi bekal yang kuat untuk mengelola lembaga tersebut secara profesional, adil, dan transparan. Kehadirannya di Maros diharapkan mampu memberikan angin segar bagi masyarakat dalam hal penegakan hukum yang berpihak pada keadilan.

Kisah karier Febriyan adalah contoh nyata bagaimana konsistensi, kerja keras, dan kesungguhan dapat membawa seseorang menuju posisi strategis. Dari Timika hingga Maros, setiap jejak langkahnya membentuk reputasi sebagai jaksa yang kompeten, berdedikasi, dan pantas menjadi panutan di institusinya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index