JAKARTA - Langkah sigap tim pemadam kebakaran Kabupaten Musi Banyuasin kembali membuktikan pentingnya kesiapsiagaan dalam situasi darurat. Ketika kobaran api melanda sebuah rumah warga di Kecamatan Sekayu, tindakan cepat para petugas tidak hanya mampu menanggulangi amukan si jago merah, tetapi juga menyelamatkan 40 tabung gas yang berpotensi membahayakan lingkungan sekitar.
Insiden kebakaran terjadi di kawasan Jalan Sekayu Sukarami, tepatnya di RT 016 RW 005, Kelurahan Balai Agung. Peristiwa tersebut berlangsung pada Jumat siang dan langsung mengundang perhatian masyarakat sekitar.
Api yang muncul mendadak itu sontak memicu kepanikan, terlebih karena di dalam rumah terdapat puluhan tabung gas LPG 3 kg dalam kondisi kosong. Meski tidak berisi, tabung-tabung tersebut tetap menyimpan potensi bahaya apabila terkena suhu tinggi atau percikan api langsung.
Plt. Kepala Bidang Damkar Satpol PP Muba, Junaidi, menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan adanya kebakaran sekitar pukul 14.30 WIB. Laporan pertama datang dari seorang warga bernama Leni Anggraini S.Ag. yang melihat kepulan asap dan langsung menghubungi pihak berwenang.
Tak menunggu lama, dalam waktu hanya 15 menit, tiga unit armada pemadam kebakaran sudah berada di lokasi kejadian. Petugas yang tergabung dalam tim tersebut segera melakukan upaya pemadaman dan pendinginan secara intensif.
“Api pertama kali diketahui sekitar pukul 13.30 WIB dan kami mendapatkan laporan resmi sekitar pukul 14.30. Kami langsung bergerak cepat. Syukurlah, dalam waktu sekitar satu jam, tepatnya pukul 15.40, api berhasil kami padamkan sepenuhnya,” ujar Junaidi.
Sumber api diduga berasal dari korsleting listrik atau nyala api dari kompor di area dapur. Lokasi ini menjadi titik awal munculnya api yang dengan cepat menyebar. Untungnya, dengan upaya terkoordinasi dan respons tangkas, api tak sempat menjalar lebih luas.
Lebih lanjut, Junaidi mengungkapkan betapa besarnya risiko yang bisa terjadi apabila puluhan tabung gas tersebut sampai tersambar api. Meskipun berada dalam kondisi kosong, jumlahnya yang mencapai 40 buah sangat berpotensi menimbulkan ledakan jika terkena suhu panas secara terus-menerus.
“Kami turunkan tiga armada lengkap bersama personel. Syukurlah, api bisa segera dikendalikan, dan meskipun ada 40 tabung gas di dalam rumah, semuanya berhasil diamankan tanpa terjadi ledakan,” tegasnya.
Rumah yang terbakar diketahui dihuni oleh dua kepala keluarga dengan total sembilan orang. Meski tidak ada korban luka maupun korban jiwa, peristiwa ini tetap meninggalkan kerugian materiil yang belum dapat dipastikan nilainya karena masih dalam proses pendataan.
Camat Sekayu, Edi Heryanto, yang meninjau langsung lokasi usai kebakaran berhasil dikendalikan, memberikan apresiasi besar atas kerja profesional dari tim pemadam kebakaran. Ia menyebut bahwa aksi cepat mereka bukan hanya menyelamatkan rumah yang terbakar, tetapi juga mencegah potensi kebakaran meluas ke lingkungan sekitar yang padat penduduk.
“Respons cepat ini menyelamatkan banyak nyawa dan mencegah kerugian yang lebih besar. Terima kasih untuk tim Damkar atas kerja luar biasanya,” ujar Edi.
Menurutnya, tanpa gerak cepat dan terukur dari tim lapangan, tidak menutup kemungkinan rumah-rumah di sekitar lokasi juga ikut terdampak. Apalagi, selain padat pemukiman, kawasan tersebut juga memiliki akses jalan yang relatif sempit, sehingga menyulitkan jika pemadaman tidak dilakukan secepatnya.
Dari sisi penanganan, Damkar Muba juga menunjukkan kesiapan logistik dan personel yang mumpuni. Penggunaan tiga armada sekaligus dalam waktu singkat menunjukkan bahwa skenario tanggap darurat telah disiapkan dengan matang.
Situasi ini menjadi contoh nyata bahwa penyediaan sarana dan prasarana pemadam kebakaran, ditambah pelatihan yang konsisten, menjadi kunci sukses dalam mengurangi dampak bencana kebakaran. Tak hanya itu, peran aktif masyarakat dalam melaporkan kejadian secara cepat juga sangat penting untuk mendukung keberhasilan penanganan.
Peristiwa ini menyisakan pelajaran penting mengenai pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bahaya di dalam rumah, termasuk keberadaan tabung gas. Sekalipun dalam keadaan kosong, tabung gas tetap harus disimpan dengan baik dan dijauhkan dari sumber panas atau api.
Dukungan pemerintah daerah, melalui peningkatan kapasitas tim pemadam kebakaran dan edukasi kepada masyarakat mengenai penanganan awal kebakaran, menjadi langkah strategis yang terus digenjot. Dengan pendekatan preventif dan responsif seperti ini, risiko bencana dapat ditekan seminimal mungkin.
Momen ini juga sekaligus menjadi pengingat bahwa peran setiap pihak baik pemerintah, petugas lapangan, hingga warga memiliki kontribusi vital dalam menjaga keselamatan lingkungan. Kolaborasi yang berjalan baik antara warga dan petugas di lapangan membuktikan bahwa kesiapsiagaan adalah kunci keselamatan bersama.
Dengan keberhasilan pemadaman ini, tidak hanya rumah warga yang berhasil diselamatkan, tetapi juga lingkungan sekitarnya dari potensi bahaya yang lebih besar. Situasi tersebut memperlihatkan bahwa komitmen terhadap keselamatan publik dan kesiapan teknis dari petugas di lapangan mampu menjadi pelindung utama masyarakat dalam menghadapi bencana.