Logistik

Logistik Kaltim Diperkuat Lewat Proyek Infrastruktur Baru

Logistik Kaltim Diperkuat Lewat Proyek Infrastruktur Baru
Logistik Kaltim Diperkuat Lewat Proyek Infrastruktur Baru

JAKARTA - Upaya memperkuat sistem logistik di Kalimantan Timur terus dilakukan secara strategis dan progresif. Salah satu langkah nyata datang dari PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT), yang kini fokus memperkuat efisiensi layanan pelabuhan di wilayah Balikpapan melalui sejumlah pengembangan penting, termasuk rencana infrastruktur baru di Kilometer 8.

Dalam menghadapi tantangan perlambatan konsumsi domestik dan tekanan global terhadap perdagangan, KKT menunjukkan komitmen kuat untuk tetap menjaga kelancaran arus barang. Strategi adaptif pun diambil agar layanan yang diberikan tetap optimal dan berdaya saing tinggi, sekaligus relevan dengan kebutuhan pasar saat ini.

Direktur Utama PT KKT, Enriany Muis, menyampaikan bahwa pihaknya kini tidak semata-mata berorientasi pada capaian volume, melainkan juga pada efisiensi proses dan transformasi sistem pelayanan pelabuhan yang lebih modern.

“Kami hadir untuk meningkatkan efisiensi layanan pelabuhan di Kaltim. Khususnya di Balikpapan. Saat arus barang menurun karena konsumsi melambat, efisiensi menjadi kunci utama agar rantai logistik tetap lancar dan kompetitif,” ujar Enriany.

PT KKT sendiri merupakan perusahaan hasil sinergi antara pemerintah pusat melalui Subholding Pelindo Terminal Peti Kemas dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Pelabuhan ini memiliki keunggulan strategis karena terletak di jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II serta terkoneksi langsung dengan Kawasan Industri Kariangau.

Dengan dukungan fasilitas pelabuhan yang memadai, termasuk draft laut sedalam 14 meter LWS dan konektivitas antardaerah yang kuat, KKT diharapkan menjadi simpul utama logistik di kawasan timur Indonesia.

Untuk menjawab tantangan zaman, transformasi layanan terus dilakukan melalui program Quick Win yang mulai dijalankan sejak Maret 2024. Program ini dirancang untuk mempercepat proses bongkar muat, memperluas digitalisasi sistem layanan, hingga meningkatkan prosedur operasional yang lebih terstandar.

“Kami terus bertransformasi untuk menjawab tantangan zaman. Sistem kami kini lebih terstandar dan berbasis komputerisasi. Tenaga kerja kami juga terlatih dengan baik. Pelayanan yang efisien tidak boleh berhenti meski ekonomi sedang berat,” terang Enriany.

Langkah-langkah tersebut juga tercermin dalam capaian operasional perusahaan. Hingga pertengahan 2025, arus peti kemas yang ditangani oleh KKT sudah berada dalam jalur yang sesuai dengan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP). Kendati tekanan ekonomi masih terasa, kinerja perusahaan tetap menunjukkan tren positif.

Hal itu juga disampaikan oleh Kepala Sekretaris Perusahaan PT KKT, Tani Wijaya Rusdi. Ia menekankan bahwa meskipun volume peti kemas internasional belum menunjukkan lonjakan signifikan, segmen domestik tetap mendominasi pergerakan barang melalui pelabuhan ini.

“Volume terbanyak memang dari domestik, mencapai 97 ribu unit per semester. Sementara internasional masih di angka ratusan saja. Tapi kami tetap optimistis, hingga akhir tahun kami perkirakan bisa mendekati 200 ribu unit,” kata Tani.

Ia menjelaskan bahwa penurunan konsumsi nasional turut memengaruhi pergerakan logistik secara umum, yang pada gilirannya berpengaruh terhadap realisasi throughput pelabuhan.

“Kondisi ekonomi nasional sangat berdampak. Konsumsi turun, lalu lintas barang juga ikut melemah, sehingga target kami ikut menyesuaikan,” tambahnya.

Meski demikian, standar pelayanan tetap menjadi prioritas utama perusahaan. PT KKT berkomitmen penuh terhadap penerapan Service Level Agreement (SLA) dan Service Level Guarantee (SLG) sebagaimana ditetapkan oleh regulator. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan pengguna jasa serta memastikan keberlanjutan layanan yang efisien dan profesional.

Sejalan dengan itu, KKT juga tengah mempersiapkan sebuah proyek pengembangan infrastruktur di kawasan Kilometer 8. Proyek ini menjadi bagian dari visi jangka panjang perusahaan dalam memperkuat daya dukung logistik di Balikpapan dan wilayah sekitarnya.

“Dengan kombinasi pendekatan efisiensi, peningkatan kualitas layanan, dan investasi infrastruktur, PT KKT berharap tetap menjadi motor logistik yang andal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Kaltim, bahkan di tengah tantangan,” pungkas Tani.

Inisiatif pengembangan ini bukan hanya menunjukkan kesiapan KKT dalam merespons perubahan dinamika ekonomi, tetapi juga menggambarkan komitmen jangka panjang dalam memperkuat ekosistem logistik nasional. Dengan letak geografis yang strategis serta kolaborasi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah, KKT memiliki peluang besar untuk menjelma menjadi pelabuhan logistik utama di kawasan timur Indonesia.

Melalui transformasi yang menyentuh berbagai aspek mulai dari digitalisasi layanan, peningkatan kapasitas SDM, hingga pembangunan infrastruktur KKT membuktikan bahwa pelabuhan modern tak hanya bergantung pada volume, melainkan juga pada keandalan dan efisiensi sistem secara menyeluruh.

Langkah-langkah ini memperkuat posisi Balikpapan sebagai salah satu titik penting dalam rantai pasok nasional, sekaligus mendukung upaya pemerataan pertumbuhan ekonomi dari wilayah timur Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index