JAKARTA - Komitmen untuk menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan operasional PT Freeport Indonesia terus diperkuat. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah melalui pergantian pasukan pengamanan oleh TNI di bawah koordinasi Kodam XVII/Cenderawasih. Serah terima Satuan Tugas Pengamanan Objek Vital Nasional (Satgas Pam Obvitnas) dilakukan sebagai bagian dari rotasi rutin demi memastikan keberlanjutan perlindungan terhadap objek vital nasional tersebut.
Dalam prosesi resmi yang berlangsung di Lapangan Upacara Kodim 1710/Mimika, Distrik Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, pasukan Yonif 301/Prabu Kian Santang secara resmi menggantikan Yonif 611/Awang Long. Upacara yang dilaksanakan pada 1 Agustus ini dipimpin langsung oleh Kasdam XVII/Cenderawasih, Brigjen TNI Thevi A. Zebua, dengan dihadiri oleh jajaran TNI, Polri, pejabat daerah, dan komando teritorial setempat.
Dalam sambutannya, Brigjen Thevi menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada pasukan Yonif 611/Awang Long atas dedikasi mereka selama menjalankan misi pengamanan di wilayah operasional Freeport Indonesia. Menurutnya, keberhasilan tugas yang diemban selama penempatan mencerminkan profesionalisme yang tinggi dan kebanggaan terhadap institusi.
“Pengamanan Obvitnas bukanlah tugas ringan, namun Yonif 611 telah melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab dan loyalitas,” ujar Brigjen Thevi. Ia menambahkan bahwa setiap keberhasilan tugas merupakan hasil dari kesiapan, disiplin, serta sinergi yang terbangun antar unsur pengamanan.
Sebagai bagian dari estafet tanggung jawab, Brigjen Thevi menekankan pentingnya adaptasi cepat oleh pasukan baru dari Yonif 301/Prabu Kian Santang. Ia mendorong agar sinergi yang telah terbangun sebelumnya terus dilanjutkan dan bahkan ditingkatkan, baik dengan aparat TNI-Polri, pemerintah daerah, maupun masyarakat di sekitar area operasional.
“Laksanakan tugas dengan penuh dedikasi, jaga nama baik institusi, dan tingkatkan kewaspadaan dalam setiap situasi. Jangan lengah terhadap potensi gangguan keamanan yang masih terjadi di Papua,” tegasnya.
Kasdam juga mengingatkan seluruh prajurit untuk mengedepankan pendekatan humanis, menjalin komunikasi yang kuat lintas sektoral, dan menjaga netralitas dalam menjalankan tugas. Ia juga kembali menegaskan agar nilai-nilai dasar TNI, seperti Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 Wajib TNI, terus dijadikan landasan dalam pengabdian di lapangan.
Lebih lanjut, Dandim 1710/Mimika, Letkol Inf M. Slamet Wijaya, juga menyoroti pentingnya kewaspadaan di tengah kondisi wilayah Papua yang masih berpotensi mengalami gangguan keamanan. Dalam keterangannya, ia menyebut bahwa dinamika di beberapa titik rawan harus terus diwaspadai dan direspons secara terukur.
“Satgas baru harus waspada, terus memantau dinamika situasi, dan menjaga kekompakan bersama aparat lain agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan aman,” ujarnya.
Tak hanya dalam aspek strategi dan koordinasi, perhatian terhadap kesehatan personel juga menjadi prioritas. Sebelum dilakukan serah terima, seluruh anggota Yonif 611/Awang Long menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh di RS Waa Banti. Pemeriksaan ini mencakup sejumlah tes seperti malaria, HIV, dan sifilis, sebagai bagian dari protokol kesehatan bagi pasukan yang bertugas di wilayah dengan risiko tinggi seperti Papua Tengah.
Rotasi pengamanan yang dilakukan ini sejatinya merupakan bagian dari skema rutin TNI untuk menjamin keamanan jangka panjang dan kesinambungan operasional di Freeport Indonesia. Langkah ini juga sejalan dengan komitmen nasional untuk terus menjaga keberlangsungan pembangunan di Papua serta mendukung kelancaran aktivitas sektor pertambangan yang memiliki kontribusi besar bagi perekonomian negara.
Dengan kehadiran Yonif 301/Prabu Kian Santang sebagai pengganti, diharapkan proses pengamanan dapat terus berlangsung secara optimal. Pasukan ini diharapkan mampu menjaga standar pengamanan yang sudah dijalankan oleh pendahulunya, bahkan dapat memperkuat sinergi lintas sektor dalam upaya menjaga stabilitas di area vital.
Kepercayaan yang diberikan kepada TNI untuk mengamankan kawasan operasional Freeport Indonesia mencerminkan peran strategis institusi pertahanan dalam menjaga objek vital negara. Kerja sama yang baik antara aparat dan masyarakat akan menjadi fondasi penting dalam menciptakan iklim keamanan yang kondusif.
Melalui kolaborasi berkelanjutan dan pendekatan yang humanis, keberadaan Satgas Pam Obvitnas di kawasan Papua bukan hanya menjadi simbol pertahanan, tetapi juga bagian dari upaya kolektif untuk memperkuat rasa aman dan kepercayaan masyarakat terhadap negara.