JAKARTA - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) menunjukkan ketangguhan dalam menjaga fokus investasinya, meskipun menghadapi tantangan pasar yang menyebabkan kerugian investasi meningkat. Dalam periode perusahaan mencatat rugi investasi sebesar Rp6,6 triliun, naik 32,83% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,97 triliun.
Kinerja ini mencerminkan dinamika pasar saham yang penuh tantangan, terutama terkait dengan fluktuasi nilai wajar atas portofolio investasi yang dimiliki oleh Saratoga. Namun, penting untuk dicermati bahwa kerugian tersebut bukan merupakan kerugian kas nyata, melainkan lebih kepada penurunan nilai tercatat akibat penyesuaian mark-to-market dari aset-aset yang belum direalisasi.
Dalam laporan keuangan interim yang dipublikasikan perseroan, Saratoga mencatat total beban keuangan sebesar Rp360,74 miliar. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp354,54 miliar. Meski demikian, beban pajak penghasilan tercatat mengalami penurunan cukup signifikan dari Rp59,98 miliar menjadi Rp26,39 miliar.
Saratoga tetap menjaga keberlanjutan operasionalnya secara disiplin. Pada semester I, perusahaan membukukan total pendapatan dividen sebesar Rp1,2 triliun. Jumlah ini meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp951,46 miliar. Artinya, aliran kas dari entitas asosiasi dan anak usaha tetap memberikan kontribusi signifikan terhadap likuiditas perusahaan.
Kinerja dividen ini menunjukkan bahwa portofolio Saratoga masih memiliki potensi menghasilkan arus kas yang sehat, bahkan dalam kondisi pasar yang sedang bergejolak. Hal ini juga menandakan bahwa perusahaan-perusahaan investasi Saratoga mampu tetap beroperasi dengan profitabilitas yang baik, yang tercermin dari kemampuan mereka dalam membagikan dividen secara konsisten.
Presiden Direktur Saratoga, Michael W.P. Soeryadjaya, menegaskan bahwa perusahaan terus berkomitmen untuk memberikan nilai tambah jangka panjang bagi para pemegang saham. “Kami tetap fokus menjaga keberlanjutan dan nilai investasi portofolio yang ada, sambil memantau secara selektif peluang-peluang strategis yang sesuai dengan visi perusahaan,” ujarnya.
Pernyataan tersebut mencerminkan keyakinan manajemen terhadap strategi investasi yang dijalankan. Saratoga memang dikenal sebagai perusahaan investasi yang memiliki portofolio di berbagai sektor strategis seperti infrastruktur, sumber daya alam, dan produk konsumen.
Michael menambahkan bahwa meskipun tantangan eksternal cukup berat, pihaknya tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dalam setiap pengambilan keputusan investasi. Hal ini dilakukan guna melindungi kepentingan para pemegang saham serta menjaga keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.
Dari sisi neraca, total aset Saratoga per akhir Juni 2024 tercatat sebesar Rp46,61 triliun, sedikit menurun dari posisi akhir Desember 2023 yang sebesar Rp47,76 triliun. Penurunan ini dipengaruhi oleh penyesuaian nilai investasi pada sejumlah portofolio saham, mengikuti dinamika harga pasar. Meski demikian, struktur keuangan perseroan tetap terjaga dengan rasio utang terhadap ekuitas yang berada pada tingkat sehat.
Sebagai perusahaan yang berbasis investasi aktif, Saratoga menerapkan strategi pengelolaan portofolio secara dinamis. Perusahaan tidak hanya mengandalkan kenaikan nilai investasi jangka panjang, namun juga secara aktif mencari peluang strategis yang dapat menghasilkan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk tetap adaptif di tengah gejolak pasar modal dan perekonomian global.
Salah satu kekuatan utama Saratoga adalah kemampuannya untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan dengan fundamental kuat serta potensi pertumbuhan yang menjanjikan. Dalam jangka panjang, pendekatan ini telah terbukti menghasilkan keuntungan berkelanjutan dan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.
Walaupun mengalami rugi investasi yang belum terealisasi, perusahaan tetap menunjukkan kemampuan dalam menjaga arus kas yang kuat dari aktivitas dividen. Dengan strategi diversifikasi dan manajemen portofolio yang cermat, Saratoga memiliki potensi untuk pulih dan tumbuh lebih solid ke depan, seiring membaiknya sentimen pasar.
Para analis pasar modal menilai bahwa fluktuasi nilai investasi adalah hal wajar dalam dunia saham, terlebih bagi perusahaan investasi seperti Saratoga yang portofolionya sebagian besar terdiri dari saham-saham yang diperdagangkan di pasar terbuka. Oleh karena itu, evaluasi kinerja jangka pendek perlu dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan konteks yang lebih luas.
Saratoga pun terus memanfaatkan kekuatan jaringan dan pengalaman tim manajemen dalam mengelola portofolio, sekaligus mengevaluasi peluang-peluang baru yang selaras dengan visi keberlanjutan jangka panjang. Dalam konteks ini, perusahaan tidak hanya fokus pada kinerja kuartalan, melainkan lebih menitikberatkan pada penciptaan nilai berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan.
Dengan pendekatan investasi yang terukur dan disiplin, Saratoga menunjukkan komitmen untuk terus tumbuh dan beradaptasi di tengah perubahan pasar. Dukungan dari pemegang saham serta kekuatan fundamental dari perusahaan-perusahaan investee menjadi modal utama untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di masa depan.