Bank

Bank Makin Solid Kepercayaan Investor Menguat

Bank Makin Solid Kepercayaan Investor Menguat
Bank Makin Solid Kepercayaan Investor Menguat

JAKARTA - Bank Mandiri mengungkapkan laporan keuangan tahunan dengan menegaskan kembali komitmennya terhadap para pemegang saham. Laba bersih konsolidasi perusahaan mencapai sekitar Rp55,8 triliun, mencerminkan pertumbuhan stabil dari tahun sebelumnya. Kebijakan pembagian dividen menjadi sorotan penting karena menunjukkan keseimbangan antara penghargaan kepada pemegang saham dan keberlanjutan bisnis.

Dari capaian laba tersebut, sekitar 78 persen dialokasikan sebagai dividen, yang berarti setara dengan Rp43,5 triliun. Dividen per lembar saham pun naik signifikan menjadi sekitar Rp466, mengalami lonjakan lebih dari 30 persen dibanding tahun lalu. Sisanya sebesar 22 persen dari laba ditahan digunakan untuk memperkuat struktur modal serta mendukung rencana ekspansi di masa mendatang.

Konsistensi dalam Pembagian Dividen

Selama lima tahun terakhir, Bank Mandiri telah mempertahankan rasio pembayaran dividen di kisaran 60 persen. Konsistensi ini mencerminkan arah kebijakan jangka panjang yang selaras dengan harapan para pemegang saham utama. Kendati pertumbuhan laba hanya tipis, konsistensi dalam pembagian dividen menunjukkan stabilitas perusahaan serta pendekatan kehati-hatian dalam menjaga kinerja keuangan.

Langkah ini menjadi bukti bahwa bank tetap menjunjung tinggi keseimbangan antara pencapaian keuntungan dan perlindungan terhadap struktur permodalan. Dengan tetap memberikan dividen tinggi, perusahaan secara tidak langsung turut menjaga kepercayaan investor sekaligus memberikan nilai tambah bagi mereka.

Penguatan Modal dan Dukungan Investor

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menyetujui sejumlah kebijakan penting, termasuk alokasi dividen besar dan rencana pembelian kembali saham (buyback) hingga Rp1,17 triliun. Buyback ini diambil sebagai strategi tambahan untuk mempertebal kepercayaan investor dan meningkatkan efisiensi pengelolaan modal.

Terlepas dari besarnya dividen yang dibagikan, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tetap dipertahankan dalam kisaran aman, yakni antara 19 hingga 20 persen. Ini menjadi indikator bahwa Bank Mandiri mampu menjaga kekuatan permodalan meski tetap membagikan keuntungan kepada para pemegang sahamnya.

Pertumbuhan Operasional dan Transformasi Digital

Aset konsolidasi Bank Mandiri pada periode tersebut tercatat mencapai Rp2.427 triliun, mengalami peningkatan sebesar 11,6 persen. Dari sisi penyaluran kredit, bank menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan sekitar 19 persen menjadi Rp1.670 triliun, melampaui rata-rata industri perbankan nasional.

Selain itu, kualitas aset terus ditingkatkan. Non-Performing Loan (NPL) gross berhasil ditekan ke level 0,97 persen, menandakan penurunan risiko kredit bermasalah. Sementara itu, coverage ratio tetap tinggi di angka 304 persen, menunjukkan kehati-hatian manajemen risiko yang dijalankan secara konsisten.

Digitalisasi menjadi pilar utama dalam strategi pertumbuhan Bank Mandiri. Aplikasi Livin’ by Mandiri telah menjangkau lebih dari 29,3 juta pengguna, dengan frekuensi transaksi mencapai 3,9 miliar naik 38 persen secara tahunan. Di sisi korporasi, platform Kopra membukukan volume transaksi sebesar Rp22.700 triliun dari 1,3 miliar transaksi, mencatat pertumbuhan 21 persen.

Diversifikasi Pendapatan dan Kinerja Dana Pihak Ketiga

Bank Mandiri tidak hanya mengandalkan pendapatan dari bunga, namun juga berhasil meningkatkan pendapatan non-bunga melalui berbagai inovasi layanan. Fee-based income atau pendapatan berbasis komisi meningkat menjadi Rp42,32 triliun, naik 4,12 persen dibanding tahun sebelumnya. Pendapatan ini terutama berasal dari layanan treasury, trade finance, pengelolaan dana, dan investasi.

Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh menjadi sekitar Rp1.699 triliun, meningkat 7,73 persen secara tahunan. Sekitar 80,3 persen dari total DPK berasal dari dana murah (CASA), menunjukkan efisiensi dan keberhasilan strategi penghimpunan dana berbasis tabungan dan giro.

Dalam upaya memperluas pembiayaan, Bank Mandiri menerbitkan obligasi global senilai US$800 juta. Respons pasar sangat positif dengan oversubscription mencapai 3,5 kali, memperlihatkan kepercayaan tinggi dari investor internasional terhadap reputasi dan prospek jangka panjang bank ini.

Komitmen terhadap Prinsip Keberlanjutan

Bank Mandiri secara aktif mendorong praktik keuangan berkelanjutan melalui peningkatan portofolio hijau. Nilai pembiayaan untuk proyek-proyek ramah lingkungan naik menjadi Rp149 triliun, meningkat 15,2 persen dari tahun sebelumnya. Di antaranya, pembiayaan energi baru dan terbarukan mencapai Rp11,8 triliun, mengalami kenaikan sebesar 21 persen.

Pembiayaan hijau ini disalurkan melalui skema green loan serta sustainability-linked loan, yang semakin digemari investor global maupun lokal. Secara keseluruhan, portofolio berkelanjutan Bank Mandiri telah mencapai Rp293 triliun, mencerminkan tekad perusahaan dalam mendukung proyek-proyek yang memiliki dampak positif bagi lingkungan dan sosial.

Pilar Utama Pertumbuhan yang Berkelanjutan

Keberhasilan Bank Mandiri dalam mencatatkan laba tinggi, konsistensi membagikan dividen, memperluas digitalisasi layanan, serta menerapkan prinsip-prinsip ESG, menandai perjalanan yang matang sebagai lembaga keuangan nasional. Kinerja positif ini menjadi sinyal kuat bagi para investor bahwa bank mampu berinovasi sekaligus menjaga fundamental keuangan yang sehat.

Langkah-langkah strategis yang dijalankan tidak hanya memberikan imbal hasil kepada pemegang saham, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara menyeluruh. Dengan fondasi yang kuat dan arah kebijakan yang jelas, Bank Mandiri terus memantapkan posisi sebagai mitra finansial yang dapat diandalkan dalam setiap fase pembangunan negeri.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index