JAKARTA - Upaya menguatkan petani lokal kembali ditegaskan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat menyerahkan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada kelompok tani di Kabupaten Probolinggo. Langkah ini menjadi bagian penting dari strategi jangka panjang dalam mendorong kedaulatan pangan nasional, dimulai dari tingkat desa.
Bantuan alsintan yang disalurkan secara simbolis di Desa Sukokerto, Kecamatan Pajarakan, merupakan hasil pengadaan khusus melalui APBD Provinsi Jawa Timur. Hadir dalam kegiatan tersebut Panglima Koarmada II Laksamana Muda TNI I Gung Putu Alit Jaya dan Bupati Probolinggo Muhammad Haris Damanhuri Romly.
Khofifah menyampaikan bahwa kehadiran alsintan akan menjadi motor penggerak produktivitas pertanian yang lebih efisien dan modern. “Alsintan yang kita serahkan hari ini adalah pengadaan khusus dari APBD Jatim untuk petani Probolinggo. Ini adalah upaya kita untuk mempercepat ketahanan pangan di Indonesia, agar kesejahteraan dan keadilan sosial segera terwujud,” ucap Khofifah.
Bantuan Tepat Sasaran untuk Kelompok Tani
Beberapa kelompok tani yang menerima bantuan antara lain Kelompok Tani Sido Tentrem di Desa Sidomulyo yang mendapatkan satu unit corn sheller mobile, dan Kelompok Tani Sumber Rejeki 1 dari Desa Rondokuning yang memperoleh satu unit handtraktor rotary.
Selain itu, Poktan Mahajaya Tani dari Desa Liprak Wetan juga mendapat lima unit handsprayer elektrik serta satu unit handtraktor rotary. Di Desa Karanganyar, Kelompok Tani Tunas Harapan turut menerima satu unit corn sheller mobile.
Bantuan ini diharapkan tidak hanya mempercepat proses tanam dan panen, tetapi juga memotong biaya produksi, sehingga petani bisa mendapatkan hasil yang lebih optimal dengan efisiensi yang tinggi.
Jawa Timur Stabil sebagai Lumbung Pangan Nasional
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menunjukkan bahwa luas baku sawah (LBS) di Jawa Timur mencapai 1.207.997 hektare. Angka ini menjadikan provinsi tersebut berkontribusi sebesar 17,48 persen terhadap total produksi beras nasional.
Dari total LBS tersebut, sebanyak 719.598 hektare merupakan lahan dengan irigasi teknis, sedangkan sisanya 488.379 hektare termasuk kategori non-teknis atau lahan tadah hujan.
Secara keseluruhan, Jawa Timur mencatat luas panen sebesar 1.616.985 hektare untuk padi. Sementara untuk tanaman jagung, luas panennya mencapai 739.157 hektare. Dari luasan ini, produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 28 persen tercatat sebanyak 6.216.814 ton. Jika disesuaikan menjadi kadar air 14 persen, produksinya mencapai 4.595.752 ton. “Sebagai lumbung pangan nasional, Jatim tidak hanya menjaga stabilitas produksi beras dan jagung, tapi juga memastikan kontribusi ini merata hingga ke seluruh wilayah,” tegas Khofifah.
Fokus pada Komoditas Unggulan Lokal
Secara lokal, Kecamatan Sukokerto tempat berlangsungnya penyerahan bantuan memiliki luas baku sawah sekitar 205 hektare menurut data statistik. Namun dalam pengamatan langsung, luasan riilnya sekitar 164 hektare. Pada bulan Agustus ini, ditargetkan penanaman padi mencapai 50 hektare, menggunakan varietas unggulan Inpari 32 dengan produktivitas sekitar 7 ton gabah kering panen per hektare.
Menurut Khofifah, masyarakat petani di Probolinggo umumnya fokus pada komoditas utama seperti padi dan jagung. Namun di musim panas seperti sekarang, sebagian petani beralih menanam tembakau sebagai alternatif yang menguntungkan. Kendati demikian, petani yang memiliki sistem irigasi baik tetap konsisten dengan padi. “Komoditas utama di Probolinggo adalah padi dan jagung. Tapi kalau musim panas seperti sekarang, sebagian petani beralih ke tembakau. Walaupun ada yang tetap bertahan di padi karena irigasinya bagus,” jelas Khofifah.
Petani dan Kedaulatan Komoditas
Khofifah menekankan pentingnya memberikan ruang kebebasan bagi petani untuk menentukan komoditas dan pola tanam yang sesuai dengan kondisi lokal masing-masing. Menurutnya, hal ini mencerminkan nilai luhur dari kedaulatan pangan yang sedang dibangun oleh pemerintah. “Saya doakan di semua tempat, irigasi dan fasilitas selalu terjaga. Agar para petani selalu punya pilihan. Dan ini adalah esensi dari kemerdekaan yang kita rayakan di bulan Agustus ini,” tutup Khofifah.
Kolaborasi Antar Lini
Penyerahan alsintan ini juga menjadi bentuk kolaborasi antara pemerintah daerah, unsur TNI, dan legislatif. Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur Heru Suseno, serta anggota DPRD Kabupaten Probolinggo Wahid Nurrachman dan Intan Cahya Kurnia Sari.
Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan mampu mengawal program pertanian agar tetap pada jalurnya, sekaligus menjadi dorongan moral bagi para petani agar terus produktif dan berdaya saing.