Petani

Petani Rayakan Panen dengan Tradisi Makan Bersama

Petani Rayakan Panen dengan Tradisi Makan Bersama
Petani Rayakan Panen dengan Tradisi Makan Bersama

JAKARTA - Di Desa Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Klaten, antusiasme petani menjelang panen jagung terlihat jelas. Tradisi wiwit ageng menjadi momen istimewa yang menyatukan seluruh petani di desa tersebut untuk makan bersama. Acara yang berlangsung di salah satu ruas jalan desa ini sekaligus menjadi ungkapan syukur atas hasil kerja keras menanam jagung di lahan seluas 2 hektar.

Kegiatan ini tak hanya diikuti oleh petani lokal, tetapi juga didukung oleh berbagai pihak, termasuk anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, serta pemerintah setempat. Tradisi yang sarat makna ini menunjukkan eratnya hubungan antara budaya dan pertanian di wilayah Klaten.

Jagung, Pilihan Baru Petani dengan Metode Modern

Sabiq Muhammad, Kepala Desa Prawatan, menyampaikan bahwa jagung merupakan komoditas yang sebelumnya kurang diminati oleh petani desa. Namun, dengan metode baru yang diperkenalkan lewat kerja sama bersama PT Agri Makmur Pertiwi, pandangan petani mulai berubah.

“Jagung ini sebenarnya jagung yang paling dihindari oleh petani Prawatan. Karena berkali-kali nandur jarang panen. Tetapi dengan metode baru dan kami diberi semacam SOP serta semuanya terjadwal, sehingga petani tinggal melaksanakan dan memberi nutrisi terbaik supaya hasil panennya itu lebih berisi. Ini panen perdana jagung dari kerja sama kami dengan perusahaan,” jelas Sabiq.

Inovasi ini memberikan harapan baru bagi petani agar hasil panen lebih optimal dan menguntungkan.

Dukungan Teknologi dan Jaminan Pasar

Selain metode tanam, aplikasi pupuk khusus hasil inovasi tim anggota DPRD P. Bayu Kusuma turut dimanfaatkan dalam budidaya jagung. Menurut Sabiq, pupuk ini tidak hanya efektif untuk jagung tetapi juga untuk komoditas lain, sehingga memberikan hasil lebih baik.

Pemasaran hasil panen juga mendapat perhatian serius. Kerja sama dengan PT Agri Makmur Pertiwi memberikan kepastian pasar dengan harga yang kompetitif, yaitu Rp6.000 per kilogram jagung.

“Di jagung ini kami mendapatkan jaminan harga Rp6.000 per kg,” terang Sabiq.

Hal ini tentu menjadi insentif kuat bagi petani untuk terus mengembangkan budidaya jagung dengan metode baru.

Produktivitas Jagung Klaten yang Meningkat

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Klaten, Lilik Nugraharja, menyebutkan bahwa wilayah Klaten memiliki potensi jagung yang besar. Dengan lebih dari 11.000 hektar lahan yang ditanami jagung, produksi di daerah ini termasuk tinggi di Jawa Tengah.

“Rata-rata petani di Klaten memilih benih jagung yang unggul dari sisi ketahanan terhadap hama maupun sisi hasil,” kata Lilik. Produktivitas jagung per hektar bahkan dapat mencapai 9 ton, angka yang menggembirakan bagi sektor pertanian lokal.

Kesejahteraan Petani sebagai Fokus Utama

Anggota DPRD Jawa Tengah, P. Bayu Kusuma, menekankan pentingnya model kemitraan yang tak hanya memaksimalkan produksi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani.

“Jadi petani ini harapannya tidak hanya sebagai objek untuk produksi saja. Tetapi, ada nilai untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Bayu.

Dalam kesempatan yang sama, Bayu juga mendengarkan aspirasi petani terkait kebutuhan perbaikan saluran irigasi, yang akan dibahas lebih lanjut bersama pihak eksekutif.

Harapan Kerja Sama yang Berkelanjutan

Sigit, perwakilan PT Agri Makmur Pertiwi, menjelaskan tujuan kerja sama ini adalah menjaga kualitas tanaman agar hasil panen optimal.

“Jadi kami bermitra dengan petani nanti sampai panen dibeli. Jadi secara budi daya dan perawatan kalau itu bisa terjaga dengan baik, kualitasnya baik. Ini juga butuh dukungan dari dinas serta PPL,” jelas Sigit.

Semangat kemitraan ini menunjukkan sinergi yang kuat antara petani, perusahaan, dan pemerintah demi kemajuan sektor pertanian di Prawatan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index