JAKARTA - Seminar Internasional ISCE 2025 mengangkat isu penting tentang dinamika komunikasi digital yang dialami oleh Generasi Z dalam konteks global. Dengan tema “The Global Dynamics of Generation Z Through Digital Communication,” acara ini menyajikan diskusi mendalam mengenai perubahan perilaku digital, tantangan komunikasi lintas budaya, serta pentingnya etika digital. Seminar yang diselenggarakan secara hybrid ini berhasil menarik perhatian 490 peserta dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, mahasiswa, dan profesional komunikasi, serta menghadirkan pembicara internasional secara daring.
Literasi Digital dan Adaptasi Teknologi sebagai Kunci Masa Depan
Dalam sesi pembukaan, Wakil Rektor I Universitas Nasional (UNAS), Dr. Dra. Erna Ermawati Chotim, M.Si., memberikan keynote speech yang menekankan perlunya literasi digital yang kuat dan kemampuan adaptasi terhadap teknologi baru. Menurutnya, kedua hal ini sangat krusial untuk membentuk karakter serta perilaku komunikasi yang sehat di kalangan Generasi Z. Hal ini menjadi fondasi agar generasi muda dapat menghadapi tantangan komunikasi di era digital dengan lebih bijak dan beretika.
Sementara itu, Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi UNAS, Djudjur Luciana Radjagukguk, S.Sos., M.Si., menyatakan apresiasinya terhadap seminar ini. Ia menilai acara ini sebagai platform strategis untuk memperluas wawasan, membangun jaringan kolaborasi, dan memperkuat kemajuan komunikasi tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga di ranah global.
Memahami Tantangan dan Peluang Digital Melalui Berbagai Perspektif
Diskusi utama seminar ISCE 2025 dipandu oleh dosen Ilmu Komunikasi UNAS, Yuri Alfrin Aladdin, M.Si., M.I.Kom., yang memfasilitasi paparan dari berbagai narasumber berkompeten dari sejumlah negara.
Dr. Siti Suriani Othman, Ph.D., dari Universiti Sains Islam Malaysia, mengangkat topik literasi media, ketahanan digital, dan etika dalam berperilaku daring dengan menggunakan formula TAA yang terdiri dari Tawa, Adab, dan Amanah. Pendekatan ini menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara hiburan, sopan santun, dan kepercayaan dalam interaksi digital generasi muda di berbagai belahan dunia.
Sedangkan Marco M. Polo, Ph.D., dari De La Salle University-Dasmarinas, Filipina, mengemukakan gagasan tentang digital storytelling sebagai inovasi strategis dalam pelestarian budaya dan identitas kolektif. Ia menjelaskan bagaimana teknologi digital menjadi sarana efektif untuk mempertahankan warisan budaya di tengah arus globalisasi yang semakin deras.
Wilson Vega dari Webedia Media Group, Kolombia, membahas sisi lain tantangan yang dihadapi oleh Generasi Z, yakni tekanan untuk mempertahankan citra digital dan menghadapi banjir informasi. Vega menekankan perlunya pendekatan autentik dalam mendampingi generasi muda agar mampu tetap konsisten dan sehat secara mental di era digital yang penuh distraksi.
Menyiapkan Generasi Muda Hadapi Era Digital Global
Tidak kalah penting, Meranti, S.I.Kom., M.Si., dari Universitas Nasional, mengangkat tema “Preparing Young People for the Digital World” yang menyoroti perlunya penguatan literasi digital, keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan beradaptasi yang tangguh. Meranti menyatakan bahwa hal tersebut mutlak diperlukan agar generasi muda dapat berkembang secara optimal dan berkontribusi positif di era globalisasi yang menuntut kecerdasan digital dan kepekaan sosial.
Lebih dari Sekadar Seminar: ISCE 2025 sebagai Wadah Inspirasi dan Kolaborasi
Selain rangkaian seminar, ISCE 2025 juga menghadirkan stan UMKM kreatif yang memperlihatkan kreativitas dan inovasi lokal dalam memanfaatkan teknologi digital. Dukungan dari berbagai sponsor dan media partner dari organisasi kampus serta komunitas komunikasi turut memperkuat kualitas acara ini.
HIMAKOM UNAS selaku penyelenggara berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan semangat akademik serta mempererat kolaborasi di kalangan mahasiswa. Lebih jauh, seminar ini ingin menginspirasi generasi muda agar aktif menggunakan teknologi digital secara kritis, kreatif, dan etis demi kemajuan komunikasi di tingkat global.
Refleksi terhadap Peran Generasi Z dalam Lanskap Komunikasi Global
Dalam era yang semakin terhubung, komunikasi digital menjadi elemen penting dalam membentuk pola interaksi sosial lintas budaya. Generasi Z, sebagai generasi yang tumbuh bersama teknologi digital, memegang peran sentral dalam menentukan bagaimana komunikasi ini berkembang secara global. Seminar ISCE 2025 berhasil membuka ruang diskusi untuk melihat berbagai sisi dinamika tersebut.
Pembicara dari berbagai negara memperkaya perspektif tentang bagaimana teknologi digital tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga medium pelestarian budaya, pendidikan etika, dan pemberdayaan generasi muda. Dengan pemahaman yang mendalam tentang tantangan dan peluang yang ada, generasi muda diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang positif dalam kancah global.
ISCE 2025 mengingatkan kita bahwa penguasaan literasi digital dan etika komunikasi menjadi sangat penting di tengah kompleksitas komunikasi global saat ini. Dengan dukungan akademisi dan profesional dari berbagai negara, seminar ini memperkuat optimisme bahwa Generasi Z dapat menghadapi masa depan digital dengan kesiapan yang matang, inovasi kreatif, dan tanggung jawab sosial yang tinggi.