JAKARTA - Musibah banjir bandang yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Mandau Talawang, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, menjadi pengingat bahwa bencana alam datang tanpa diduga. Luapan Sungai Mandaun sejak pertengahan pekan membuat warga harus berjuang di tengah derasnya arus, bahkan belasan rumah dilaporkan hanyut terbawa banjir. Dalam situasi genting tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kapuas bersama berbagai pihak bergerak cepat menyalurkan bantuan logistik awal untuk meringankan beban masyarakat terdampak.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas, Pangeran S Pandingan, menegaskan bahwa bantuan yang dikirimkan merupakan bentuk respon cepat pemerintah daerah terhadap kondisi darurat. “Bantuan logistik pendahuluan yang disalurkan adalah makanan cepat saji seperti beras, mi instan, sarden, gula dan lainnya,” ujarnya.
Pangeran menjelaskan, selain dari pemerintah daerah, bantuan juga datang dari banyak pihak lain. Sejumlah anggota DPR RI, DPRD Kapuas, perusahaan, Dinas Sosial, BPBD Kalimantan Tengah, serta organisasi perangkat daerah (OPD) turut memberikan dukungan. Menurutnya, bentuk kepedulian yang muncul dari berbagai elemen masyarakat ini menjadi cerminan semangat gotong royong yang masih kuat di tengah bencana.
“Ini adalah bantuan awal atau pendahuluan untuk segera disalurkan. Mudah-mudahan ini sampai tujuan dan tanpa ada hambatan maupun gangguan, karena untuk menuju ke lokasi penyaluran bantuan, air cukup deras di sana,” ungkapnya.
Kondisi Lapangan Mulai Berangsur Surut
Meski beberapa titik sudah menunjukkan tanda-tanda surut, kondisi banjir di Mandau Talawang masih menyisakan kekhawatiran. Pangeran menuturkan, di Dusun Jakatan Masupa, Desa Tumbang Manyarung, air mulai berangsur surut sehingga sebagian warga sudah bisa kembali ke rumah masing-masing. Namun demikian, desa-desa lain di sekitarnya justru mengalami dampak banjir bandang yang cukup besar.
“Ada sebanyak lima desa turut terdampak banjir bandang di Kecamatan Mandau Talawang, yakni Desa Tumbang Menyarung, Karetau Manta’at, Lawang Tamang, Tumbang Bokui dan Tumbang Tihis,” jelasnya.
Situasi di lapangan cukup menantang. Selain arus air yang deras, akses menuju lokasi terdampak juga tidak mudah dilalui. Kondisi inilah yang membuat penyaluran bantuan membutuhkan kerja sama banyak pihak, baik dari aparat, relawan, maupun masyarakat setempat.
Tindakan Cepat Setelah Banjir Bandang
Sebelumnya, banjir bandang yang menerjang Desa Tumbang Manyarung pada Rabu (20/8) menyebabkan belasan rumah warga hanyut. Peristiwa itu memperlihatkan betapa derasnya arus air Sungai Mandaun yang meluap. Banyak warga terpaksa mengungsi demi keselamatan, meninggalkan rumah serta harta benda mereka.
Menanggapi kejadian ini, pemerintah daerah segera menetapkan langkah darurat berupa penyaluran bantuan logistik dan pemantauan kondisi lapangan. Respons cepat ini diharapkan dapat membantu warga bertahan sembari menunggu penanganan lanjutan.
Bantuan yang dikirim bukan hanya soal makanan pokok, tetapi juga bentuk kepedulian agar masyarakat terdampak merasa tidak sendiri. Dalam kondisi darurat, keberadaan bantuan awal menjadi sangat berarti, setidaknya untuk menjamin ketersediaan pangan sebelum bantuan tahap selanjutnya datang.
Kolaborasi untuk Pemulihan
Bencana banjir di Kapuas juga menunjukkan bagaimana kerja sama lintas sektor dapat terjalin. Pemerintah pusat, provinsi, daerah, serta legislatif dan dunia usaha, semuanya hadir dalam memberikan kontribusi. Masing-masing pihak berupaya memberikan yang terbaik sesuai kapasitasnya.
Direktur Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kapuas menegaskan bahwa bentuk solidaritas ini sangat penting dalam menghadapi bencana. Semakin cepat kolaborasi dijalankan, semakin besar peluang pemulihan bagi warga terdampak.
Di sisi lain, warga juga terus berupaya bangkit. Beberapa keluarga yang sudah bisa kembali ke rumah mulai membersihkan sisa lumpur dan memperbaiki bangunan. Namun, di desa lain, terutama yang terdampak banjir bandang lebih parah, warga masih harus bertahan di pengungsian menunggu air benar-benar surut.
Harapan ke Depan
Peristiwa banjir di Mandau Talawang bukan hanya menimbulkan kerugian material, tetapi juga menjadi pembelajaran penting mengenai mitigasi bencana. Pemerintah diharapkan bisa memperkuat upaya pencegahan, seperti pembangunan infrastruktur pengendali banjir, sistem peringatan dini, serta peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesiapsiagaan.
Bagi warga, pengalaman ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Luapan sungai yang deras bisa jadi merupakan dampak dari rusaknya daerah resapan air atau perubahan tata guna lahan. Dengan demikian, penanganan pasca bencana sebaiknya juga diiringi dengan perbaikan di sisi lingkungan hidup.
Di tengah situasi sulit, semangat kebersamaan menjadi modal utama. Apresiasi patut diberikan kepada Pemkab Kapuas, BPBD, serta semua pihak yang telah bahu membahu membantu. Bantuan logistik awal memang hanya langkah pertama, tetapi sangat berarti bagi warga yang tengah berjuang melewati masa-masa sulit.
Dengan kolaborasi yang terus berlanjut, diharapkan pemulihan akan berjalan lebih cepat dan kehidupan warga terdampak banjir bisa kembali normal.