JAKARTA - Upaya Indonesia untuk mencapai kemandirian pangan nasional kini mendapat dukungan dari sektor pertambangan. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi memperkenalkan kalium humat, produk turunan dari batu bara berkalori rendah yang dapat berfungsi sebagai pembenah tanah sekaligus pupuk hayati. Kehadiran kalium humat ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian, menjaga kesuburan tanah, dan mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia.
Produk yang diberi nama BA Grow ini tersedia dalam bentuk padat maupun cair. Kehadirannya menandai langkah nyata hilirisasi batu bara yang tidak lagi terbatas pada energi, melainkan juga menyentuh sektor pangan yang langsung bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat.
Peluncuran Pilot Project di UGM
Peresmian pilot project alat produksi kalium humat dilaksanakan di Smart Green Learning Center (SGLC) UGM, Yogyakarta, dihadiri oleh jajaran petinggi PTBA, perwakilan Kementerian ESDM, Kementerian Pertanian, pimpinan UGM, hingga stakeholder terkait.
Turut hadir antara lain Direktur Utama Holding BUMN Pertambangan MIND ID Maroef Sjamsoeddin, Direktur Utama PTBA Arsal Ismail, Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA Turino Yulianto, Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid, hingga Ketua Tim Peneliti dari Fakultas Teknik UGM Prof. Dr. Ferian.
Agenda peresmian tidak hanya diisi dengan paparan mengenai teknologi, tetapi juga kunjungan langsung ke demplot Desa Bimomartani, tempat kalium humat diuji coba di lahan pertanian. Para petani yang telah mencoba produk ini bahkan memberikan testimoni terkait peningkatan hasil panen.
Komitmen PTBA dalam Hilirisasi
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menegaskan bahwa inovasi ini menjadi bukti keseriusan perusahaan untuk memberikan nilai tambah pada batu bara.
"Inisiatif ini membuktikan bahwa batu bara dapat diolah menjadi produk bernilai tambah yang ramah lingkungan dan memberikan manfaat nyata, khususnya bagi para petani. Sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia yang berfokus pada kemandirian pangan, hilirisasi industri, dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA Turino Yulianto menyampaikan bahwa pengembangan kalium humat adalah bagian dari komitmen perusahaan untuk menghadirkan inovasi berkelanjutan.
“Kalium humat adalah bukti persembahan kami bagi negeri untuk menghadirkan energi tanpa henti,” tegasnya.
Manfaat Kalium Humat untuk Pertanian
Hasil uji coba awal menunjukkan bahwa penggunaan kalium humat mampu meningkatkan produktivitas pertanian hingga 30 persen. Selain itu, kalium humat juga terbukti dapat menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang serta mengurangi kebutuhan pupuk kimia hingga 50 persen.
Dengan manfaat tersebut, produk ini diharapkan menjadi solusi bagi petani yang selama ini menghadapi tantangan tingginya harga pupuk kimia sekaligus penurunan kesuburan tanah akibat pemakaian pupuk non-organik secara terus-menerus.
Dukungan dan Apresiasi dari Berbagai Pihak
Langkah PTBA dan UGM mendapatkan sambutan positif dari sejumlah pihak.
Direktur Utama Holding MIND ID, Maroef Sjamsoeddin, menilai bahwa langkah ini menunjukkan bahwa komoditas tambang bisa memberi kontribusi lebih dari sekadar energi dan transportasi.
“Melalui hilirisasi, batu bara bisa mendukung ketahanan pangan nasional,” ungkapnya.
Senada, Direktur Pupuk Kementerian Pertanian Jekvy Hendra menyatakan bahwa kalium humat menjadi solusi nyata dalam program swasembada pangan.
"Kami siap membuka diri untuk bersama-sama menyediakan kebutuhan pupuk dalam target swasembada pangan dalam waktu secepat-cepatnya," katanya.
Rektor UGM, Ova Emilia, turut memberikan apresiasi terhadap keberanian PTBA menggandeng universitas untuk riset dan pengembangan.
“Namanya penelitian hasilnya dan waktunya kan belum tentu, dan keberanian itu kami apresiasi. Hasil ini nantinya akan dinikmati oleh semua pihak. Kami sangat mendukung agar lebih banyak korporasi yang bersifat seperti Bukit Asam ini,” ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh pejabat Kementerian ESDM. Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Surya Herjuna berharap PTBA tidak berhenti pada inovasi kalium humat, melainkan terus menggali potensi lain dari batu bara. Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid pun optimistis bahwa pilot project ini bisa menjadi awal bagi industri kalium humat berbasis batu bara di Indonesia.
Kontribusi untuk Kemandirian Ekonomi
Lebih dari sekadar proyek riset, peluncuran kalium humat mencerminkan kolaborasi strategis antara dunia usaha, perguruan tinggi, dan pemerintah. Upaya ini sejalan dengan semangat HUT ke-80 Republik Indonesia yang mengusung tema “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”.
Dengan adanya BA Grow, PTBA berharap kontribusi hilirisasi batu bara dapat menjawab dua tantangan sekaligus: meningkatkan nilai tambah komoditas tambang serta memperkuat kemandirian pangan nasional.
Apabila inovasi ini berhasil diimplementasikan secara luas, maka ke depan kalium humat dapat menjadi salah satu faktor pendorong transformasi pertanian Indonesia menuju era yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing global.