JAKARTA - Instrumen pembiayaan baru bernama Patriot Bond kini tengah menarik perhatian publik ekonomi nasional. Tak hanya sebagai inovasi finansial, keberadaan obligasi ini juga dinilai menjadi langkah penting dalam memperkuat pembiayaan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menilai, penerbitan Patriot Bond berpotensi memberikan keuntungan signifikan bagi Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) — lembaga investasi milik negara yang berfokus pada proyek-proyek strategis, termasuk energi baru dan terbarukan (EBT).
“Danantara mah untung kalau pakai Patriot Bond. Saya awasi saja dari jauh, tapi rasanya sih risikonya kecil dan menguntungkan untuk Danantara,” ujar Menkeu Purbaya seusai Serah Terima Jabatan di Kantor Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Jakarta, Rabu malam.
Purbaya yang juga menjabat sebagai anggota Dewan Pengawas Danantara, memastikan bahwa meski dirinya mengapresiasi manfaat Patriot Bond, pengawasan terhadap penggunaannya tetap akan dilakukan secara ketat dan profesional.
Menkeu Purbaya: Risiko Kecil, Potensi Besar untuk Danantara
Dalam pernyataannya, Purbaya mengakui bahwa dirinya belum mempelajari secara detail struktur dan mekanisme Patriot Bond. Namun, berdasarkan pandangan umumnya terhadap skema pembiayaan tersebut, instrumen ini termasuk kategori berisiko rendah namun memberikan potensi imbal hasil yang baik bagi lembaga seperti Danantara.
“Saya awasi saja dari jauh, tapi rasanya sih risikonya kecil dan menguntungkan untuk Danantara,” tegasnya.
Patriot Bond, menurut Purbaya, secara konsep menyerupai instrumen serupa yang telah digunakan di beberapa negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat (AS).
Di negara-negara tersebut, obligasi sejenis terbukti berperan penting dalam mendukung kemandirian pembiayaan nasional dan memperkuat ketahanan ekonomi jangka panjang.
Patriot Bond: Instrumen Baru Dukung Pembangunan Nasional
Patriot Bond diterbitkan oleh Danantara Indonesia sebagai bagian dari upaya untuk menggalang dana investasi strategis yang akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek nasional berskala besar.
Obligasi ini hadir dalam dua seri, yaitu:
Seri tenor lima tahun, dan
Seri tenor tujuh tahun,
dengan imbal hasil (yield) tetap sebesar dua persen.
Skema tersebut dianggap cukup menarik bagi investor karena memberikan tingkat pengembalian yang stabil, sambil mendukung proyek-proyek pembangunan yang berorientasi pada transisi energi hijau dan berkelanjutan.
“Patriot Bond merupakan instrumen pembiayaan strategis yang lazim digunakan di berbagai negara, seperti Jepang hingga Amerika Serikat (AS), yang diterbitkan dengan tujuan untuk memperkuat kemandirian pembiayaan nasional,” ujar Purbaya.
Danantara Indonesia Himpun Rp50 Triliun untuk Proyek Energi Hijau
Kesuksesan Patriot Bond langsung terlihat dari hasil penerbitan perdananya. Danantara Indonesia berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp50 triliun, yang seluruhnya akan dialokasikan untuk proyek energi baru dan terbarukan (EBT), termasuk konversi sampah menjadi energi (Waste to Energy).
“Ya, pokoknya dananya sudah tercapai Rp50 triliun, fokus untuk Waste to Energy dan juga energi baru terbarukan,” ungkap CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani.
Program ini sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dalam mendorong transisi menuju ekonomi hijau, serta mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil.
Selain itu, proyek-proyek yang didanai melalui Patriot Bond diharapkan mampu memberikan nilai tambah ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat.
Menkeu Tegaskan Kemenkeu Tak Terlibat Langsung dalam Desain Patriot Bond
Meski memberikan dukungan moral terhadap penerbitan Patriot Bond, Menkeu Purbaya menegaskan bahwa Kementerian Keuangan tidak terlibat langsung dalam perancangan maupun pelaksanaannya.
Menurutnya, penerbitan dan manajemen obligasi ini sepenuhnya menjadi urusan antara Danantara Indonesia dengan investor yang berpartisipasi.
“Tapi apakah fair atau enggak? Itu saya gak tahu. Saya enggak terlibat desainnya. Ini (Patriot Bond) sudah ada sebelum saya masuk (ke Kemenkeu),” jelas Purbaya.
Dengan demikian, peran Kemenkeu lebih bersifat pengawasan makro dan kebijakan umum, bukan intervensi terhadap mekanisme teknis yang dijalankan Danantara.
Purbaya menegaskan, meskipun tidak terlibat langsung, ia tetap akan memastikan bahwa penggunaan Patriot Bond selaras dengan prinsip tata kelola keuangan negara yang transparan dan akuntabel.
Dukungan terhadap Transisi Energi dan Pembiayaan Inovatif
Patriot Bond dipandang sebagai terobosan penting dalam menghadirkan sumber pembiayaan inovatif bagi sektor energi berkelanjutan. Pendekatan ini membantu mengurangi tekanan terhadap APBN sekaligus memperluas partisipasi investor dalam pembangunan nasional.
Keberhasilan Danantara menggalang Rp50 triliun juga memperlihatkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi hijau Indonesia.
Selain menggerakkan sektor energi bersih, investasi ini diharapkan mampu membuka lapangan kerja baru, meningkatkan efisiensi energi, serta memperkuat ketahanan energi nasional.
Selain itu, dengan imbal hasil yang kompetitif dan tenor menengah, Patriot Bond menjadi opsi menarik bagi investor yang mencari instrumen stabil dengan dampak sosial-lingkungan positif.
Patriot Bond dan Masa Depan Pembiayaan Nasional
Kehadiran Patriot Bond memperlihatkan bahwa pembangunan nasional tidak lagi semata mengandalkan pembiayaan tradisional, tetapi juga mengoptimalkan instrumen keuangan inovatif yang selaras dengan prinsip keberlanjutan.
Bagi pemerintah dan lembaga seperti Danantara, ini menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi publik-swasta (PPP) serta membuka akses investasi baru bagi proyek strategis nasional.
Bagi Menkeu Purbaya, fokus utama bukan hanya pada nilai ekonominya, tetapi juga manfaat sosial dan lingkungan yang dihasilkan. Dengan risiko yang relatif kecil dan potensi keuntungan yang besar, Patriot Bond diyakini dapat menjadi model pembiayaan masa depan Indonesia — yang tidak hanya menumbuhkan ekonomi, tetapi juga menjaga bumi.
“Risikonya kecil dan menguntungkan untuk Danantara,” tutup Purbaya optimistis.
Kesimpulan
Dukungan Menkeu Purbaya terhadap Patriot Bond menandai sinyal positif bagi dunia investasi hijau di Indonesia. Di tengah upaya global mengurangi emisi dan memperkuat kemandirian energi, instrumen seperti ini tidak hanya menawarkan keuntungan finansial, tetapi juga mempertegas komitmen Indonesia terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Dengan langkah Danantara Indonesia yang berhasil menghimpun dana besar untuk proyek EBT dan Waste to Energy, Patriot Bond berpotensi menjadi ikon baru pembiayaan hijau nasional yang menghubungkan dunia keuangan dengan masa depan energi bersih Indonesia.