Berselawat

Keutamaan Berselawat di Hari Jumat, Ini 5 Alasannya!

Keutamaan Berselawat di Hari Jumat, Ini 5 Alasannya!
Keutamaan Berselawat di Hari Jumat, Ini 5 Alasannya!

JAKARTA - Berselawat kepada Nabi Muhammad ﷺ bukan hanya bentuk cinta umat Islam kepada Rasulullah, tetapi juga amalan yang memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah.

 Di antara berbagai waktu utama untuk berselawat, Hari Jumat menempati posisi yang paling mulia. Banyak ulama dan hadis yang menegaskan keutamaan memperbanyak selawat pada hari tersebut, bahkan Rasulullah ﷺ secara khusus menganjurkannya.

Imam As-Syafi'i (150–204 H) dalam Al-Umm menyampaikan kecintaannya terhadap amalan ini dengan berkata:

“Saya suka memperbanyak selawat kepada Nabi di setiap waktu, tetapi saya lebih banyak membacanya pada hari Jumat dan malamnya, karena ada kesunnahan.”
(Kitab Al-Umm)

Ucapan itu menjadi penegasan betapa hari Jumat bukan hanya hari ibadah, tetapi juga momentum mendekatkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya melalui selawat. Lalu, apa saja alasan mengapa hari ini begitu dianjurkan untuk berselawat?

1. Jumat: Hari Terbaik dan Waktu Mustajab untuk Berdoa

Hari Jumat dikenal sebagai Sayyidul Ayyam atau penghulu segala hari. Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa di dalamnya terdapat waktu mustajab ketika doa-doa akan dikabulkan oleh Allah.

Rasulullah ﷺ bersabda: 

“Sesungguhnya Hari Jumat adalah hari terbaik dan hari agung bagi Allah melebihi Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Pada hari itu Adam diciptakan, diturunkan ke bumi, dan wafat. Pada hari Jumat juga terdapat waktu tertentu bila digunakan untuk berdoa, maka Allah akan mengabulkannya.”
(HR Ahmad dan Ibnu Majah)

Karena keutamaannya, membaca selawat di waktu penuh berkah ini menjadi bentuk doa sekaligus amal yang diharapkan mendapatkan rahmat Allah secara berlipat.

2. Selawat di Hari Jumat Disampaikan Langsung kepada Nabi Muhammad ﷺ

Salah satu keistimewaan besar berselawat di hari Jumat adalah karena selawat tersebut akan sampai langsung kepada Rasulullah ﷺ. Hal ini ditegaskan dalam sabda beliau yang diriwayatkan Aus bin Aus radhiyallahu ‘anhu:

“Perbanyaklah selawat kepadaku pada hari Jumat, karena selawat kalian akan dipersembahkan kepadaku.”
(HR Ibnu Majah, Abu Dawud)

Ketika para sahabat bertanya bagaimana selawat mereka bisa sampai kepada beliau setelah wafat, Nabi ﷺ menjawab bahwa Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi. 

Dengan demikian, berselawat di hari Jumat bukan hanya ibadah, tetapi juga cara untuk mengekspresikan cinta dan penghormatan langsung kepada Rasulullah.

3. Dekat Kedudukannya dengan Nabi di Akhirat

Berselawat tidak hanya bernilai ibadah, tetapi juga menjadi sarana mendekatkan diri kepada Rasulullah ﷺ di akhirat kelak. Nabi bersabda:

“Selawat dan doa umatku sampai kepadaku pada setiap hari Jumat. Orang yang paling banyak berselawat kepadaku di antara mereka adalah orang yang paling dekat kedudukannya denganku.”
(HR Al-Baihaqi)

Maka, semakin sering seseorang berselawat, semakin tinggi derajat dan kedekatannya dengan Nabi. Ini menjadi motivasi bagi umat Islam untuk memperbanyak selawat, khususnya di hari Jumat, agar kelak mendapat syafaat beliau.

4. Menghapus Sepuluh Kesalahan dan Meninggikan Derajat

Setiap selawat yang dilantunkan tidak akan sia-sia. Dalam hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa berselawat untukku sekali, maka Allah akan memberkatinya dengan sepuluh doa, dihapus sepuluh kesalahannya, dan ditinggikan sepuluh derajat untuknya.”
(HR An-Nasa’i)

Ini menunjukkan bahwa selawat bukan hanya amalan lisan, tetapi juga bentuk pembersihan jiwa dan dosa. 

Dengan membaca satu kali selawat, seorang muslim memperoleh sepuluh kebaikan, diampuni sepuluh dosa, dan dinaikkan sepuluh derajat di sisi Allah — sebuah ganjaran yang luar biasa besar.

5. Menghapus Dosa Selama Delapan Puluh Tahun

Keutamaan terakhir yang tak kalah menakjubkan ialah dihapuskannya dosa selama 80 tahun bagi orang yang berselawat 80 kali pada hari Jumat. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barangsiapa yang berselawat kepadaku hari Jumat sebanyak 80 kali, niscaya Allah mengampuni dosanya selama 80 tahun.”
(HR Al-Hafizh Al-Iraqi, dinilai Hasan)

Rasulullah ﷺ juga mengajarkan lafaz selawat yang dibaca dalam hadis ini:

“Allahumma shalli ‘ala Muhammadin ‘abdika wa nabiyyika wa rasulika an-nabiyyil ummiyyi.”

Amalan yang tampak sederhana ini ternyata menyimpan ganjaran yang amat besar. Dalam sehari, seorang muslim bisa meraih pengampunan dosa bertahun-tahun hanya dengan melantunkan selawat dengan penuh ikhlas.

Kesimpulan: Hari Jumat, Waktu Emas untuk Menghidupkan Cinta Rasulullah ﷺ

Lima alasan di atas menunjukkan betapa istimewanya amalan berselawat di hari Jumat. Ia bukan sekadar zikir, melainkan ungkapan cinta, bentuk penghormatan, dan jembatan menuju rahmat Allah serta kedekatan dengan Rasulullah ﷺ.

Seperti yang dikatakan Imam As-Syafi’i, memperbanyak selawat setiap waktu sangat dianjurkan, tetapi hari Jumat dan malamnya memiliki nilai lebih besar. Di saat doa mustajab terbuka dan pahala berlipat ganda, berselawat menjadi jalan untuk memperindah hubungan seorang hamba dengan Tuhannya dan Nabinya.

Maka, jadikanlah hari Jumat sebagai momentum untuk memperbanyak selawat, bukan hanya sebagai rutinitas, tetapi juga sebagai bukti cinta sejati kepada Rasulullah ﷺ. Dengan begitu, semoga kita termasuk golongan yang dekat dengan beliau di akhirat kelak — mendapatkan syafaat dan rahmat tanpa batas.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index