JAKARTA - PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menegaskan tidak memiliki hubungan apa pun dengan PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), setelah munculnya kabar yang mengaitkan pemegang saham pengendali RAJA, Happy Hapsoro, dengan perusahaan tersebut.
Klarifikasi ini disampaikan manajemen untuk meluruskan isu yang berkembang di pasar modal agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di kalangan investor.
Corporate Secretary RAJA, Yuni Patinasarani, menyatakan bahwa kabar yang beredar tersebut tidak benar dan tidak memiliki dasar fakta hukum maupun data resmi.
Menurutnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, tidak ada hubungan kepemilikan, afiliasi, ataupun kerja sama bisnis antara RAJA Group dan/atau Happy Hapsoro dengan CBRE.
“Berdasarkan data resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) serta laporan kepemilikan saham publik di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tidak ditemukan satu pun dokumen yang menunjukkan adanya hubungan atau keterlibatan dengan CBRE. Kami menghargai perhatian publik terhadap Perseroan dan pemegang sahamnya, namun perlu ditegaskan bahwa tidak terdapat keterkaitan apa pun antara keduanya,” ujar Yuni dalam keterangan tertulis.
Pentingnya Klarifikasi untuk Menjaga Kredibilitas Pasar
Sebagai perusahaan publik, RAJA menilai penting untuk memberikan klarifikasi terbuka agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi di pasar modal. Yuni menekankan bahwa RAJA berkewajiban memastikan setiap informasi terkait pemegang saham pengendali disampaikan secara faktual, akurat, dan proporsional.
Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya menjaga integritas dan kredibilitas perusahaan di hadapan publik dan pemegang saham. “Kami memahami bahwa perhatian publik terhadap pemegang saham utama cukup besar, tetapi semua informasi harus didasarkan pada data dan sumber resmi,” katanya.
Imbauan agar Investor Waspada terhadap Informasi Spekulatif
Yuni mengingatkan masyarakat, analis, serta pelaku pasar untuk berhati-hati dalam menanggapi isu atau rumor yang belum terverifikasi. Ia menyoroti maraknya informasi yang bersumber dari media sosial dan forum investasi yang sering kali tidak memiliki acuan data valid.
“Kami memahami bahwa dinamika pasar sering kali diwarnai spekulasi, apalagi saat terjadi pergerakan harga saham yang ekstrem. Namun penyebutan nama individu tanpa dasar dokumen atau fakta hukum merupakan bentuk disinformasi yang dapat menyesatkan investor,” tegasnya.
Menurut Yuni, penyebaran informasi yang tidak benar dapat berdampak negatif pada persepsi publik terhadap perusahaan, bahkan dapat memengaruhi keputusan investasi secara luas.
Karena itu, RAJA mengimbau agar setiap pihak hanya mengacu pada informasi resmi dari otoritas pasar modal dan perusahaan terkait.
Latar Belakang Munculnya Isu di Pasar Modal
Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah saham di sektor energi dan jasa penunjangnya, termasuk CBRE, mengalami lonjakan harga yang signifikan di Bursa Efek Indonesia.
Kondisi ini kemudian memicu spekulasi di kalangan pelaku pasar yang mencoba mencari keterkaitan antara pergerakan harga saham dengan pihak-pihak tertentu.
Spekulasi tersebut akhirnya menyeret nama Happy Hapsoro, pemegang saham pengendali RAJA, ke dalam pemberitaan. Namun RAJA menegaskan, isu tersebut tidak berdasar dan tidak memiliki kaitan dengan kegiatan bisnis perusahaan maupun struktur kepemilikan saham.
Fokus pada Transparansi dan Tata Kelola yang Baik
Klarifikasi ini sekaligus menunjukkan komitmen RAJA dalam menjaga prinsip transparansi dan tata kelola perusahaan (good corporate governance/GCG). Manajemen menilai bahwa keterbukaan informasi yang tepat dan akurat menjadi kunci penting untuk menjaga kepercayaan investor dan stabilitas pasar modal.
RAJA memastikan seluruh aktivitas perusahaan dijalankan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta berada dalam pengawasan lembaga otoritatif seperti BEI dan OJK. Dengan demikian, setiap informasi mengenai kepemilikan dan hubungan antar perusahaan dapat diverifikasi secara terbuka.
Ajakan untuk Menilai Berdasarkan Data Fundamental
Melalui klarifikasi resmi ini, RAJA berharap masyarakat, investor, dan media dapat menilai setiap dinamika korporasi berdasarkan data fundamental dan laporan resmi yang terpublikasi.
Manajemen menegaskan bahwa spekulasi tanpa dasar hanya akan mengganggu kepercayaan pasar dan menciptakan ketidakstabilan persepsi terhadap perusahaan publik.
“Melalui penjelasan ini, kami ingin memastikan bahwa RAJA tetap berfokus pada kinerja bisnis yang sehat dan tata kelola yang transparan. Kami mendorong semua pihak untuk selalu merujuk pada data yang faktual agar integritas pasar modal Indonesia tetap terjaga,” tutur Yuni.
Menjaga Kepercayaan Investor di Tengah Dinamika Pasar
Pasar modal Indonesia dikenal sangat dinamis dan sensitif terhadap isu, terutama yang menyangkut nama besar atau pemegang saham pengendali.
Karena itu, RAJA berupaya menjaga komunikasi yang terbuka dengan seluruh pemangku kepentingan agar tidak terjadi kesalahpahaman yang bisa menurunkan tingkat kepercayaan investor.
RAJA juga menegaskan bahwa semua aktivitas bisnis dan keuangannya dijalankan secara profesional dan independen, tanpa campur tangan pihak luar yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan operasional.
Dengan pendekatan tersebut, perusahaan berharap dapat mempertahankan reputasi positif serta memastikan kejelasan arah bisnisnya di sektor energi nasional.
Menegaskan Komitmen terhadap Keterbukaan dan Integritas
Melalui pernyataan resmi ini, RAJA sekali lagi menepis kabar yang mengaitkan Happy Hapsoro dengan CBRE dan menegaskan bahwa tidak ada hubungan kepemilikan maupun kerja sama di antara keduanya.
Klarifikasi tersebut menjadi bentuk tanggung jawab perusahaan untuk menegakkan prinsip keterbukaan informasi, menjaga kepercayaan investor, serta memperkuat kredibilitas perusahaan publik di tengah derasnya arus informasi di era digital.
Dengan komitmen pada transparansi, RAJA berharap seluruh pelaku pasar dapat menilai berdasarkan fakta, bukan spekulasi, demi terciptanya ekosistem pasar modal Indonesia yang sehat dan terpercaya.