JAKARTA - Festival Iraw Tengkayu XIV tahun ini menorehkan prestasi membanggakan dengan masuk ke dalam daftar 110 event nasional Karisma Event Nusantara (KEN) 2025 yang digagas oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Pengakuan ini menandai keberhasilan Kota Tarakan dalam melestarikan serta mempromosikan budaya lokal melalui penyelenggaraan festival yang sarat nilai tradisi dan semangat persatuan masyarakat.
Piagam penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Asisten Deputi Event Daerah Kemenparekraf, Reza Fahlevi, kepada Wali Kota Tarakan, Khairul.
Penghargaan ini bukan hanya bentuk apresiasi atas konsistensi pelaksanaan acara, tetapi juga pengakuan bahwa Festival Iraw Tengkayu telah menjadi ikon kebanggaan masyarakat Tarakan dan salah satu daya tarik wisata budaya nasional.
Ajang Pelestarian Budaya yang Semakin Mendunia
Dalam sambutannya, Wali Kota Tarakan Khairul menyampaikan bahwa masuknya Festival Iraw Tengkayu ke dalam agenda nasional merupakan momentum penting untuk memperkenalkan kekayaan budaya Tarakan ke panggung yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Kehadiran kita hari ini dari berbagai penjuru dan identitas adalah cerminan indah dari Tarakan yang berwarna namun tetap satu,” ujarnya saat menghadiri puncak acara Festival Iraw Tengkayu XIV 2025 di Kawasan Wisata Ratu Intan Pantai Amal.
Pantai Amal yang berada di Kelurahan Pantai Amal, Kecamatan Tarakan Timur, menjadi pusat perayaan festival yang setiap dua tahun sekali menyatukan ribuan warga dan wisatawan.
Kehangatan dan antusiasme masyarakat menjadi bukti bahwa nilai kebersamaan masih kuat tertanam dalam kehidupan sosial Tarakan.
Rangkaian Acara Penuh Makna di Tengah Semangat Gotong Royong
Tahun ini, Festival Iraw Tengkayu berlangsung meriah dengan menampilkan beragam pertunjukan seni dan tradisi khas suku Tidung, yang menjadi warisan budaya utama di wilayah tersebut. Mulai dari tari kolosal hingga prosesi penurunan Padaw Tuju Dulung, semua disajikan dengan penuh semangat dan kekompakan.
Prosesi sakral penurunan Padaw Tuju Dulung—perahu adat khas suku Tidung—menjadi momen puncak acara. Ritual ini melibatkan 14 pemikul, 5 pawang dari Lembaga Adat Tidung Ulun Pagun Tarakan, 20 pemain hadrah dari Sanggar Seni Musik Hadrah Tengara Mamburungan, serta 157 penari yang menampilkan koreografi megah di sepanjang pantai.
Ketika perahu tersebut diturunkan ke laut, ribuan warga berbondong-bondong menuju tepi pantai untuk menyaksikan tradisi turun-temurun ini. Momen itu bukan sekadar pertunjukan budaya, melainkan juga simbol rasa syukur dan persatuan masyarakat pesisir Tarakan.
Semarak Kebersamaan di Puncak Perayaan
Usai prosesi adat, suasana festival semakin semarak dengan penampilan tari zapin pergaulan dan zapin beselimur yang menggambarkan kegembiraan serta harmoni sosial masyarakat Tarakan.
Wali Kota Khairul turut bergabung menari bersama para pejabat dan warga yang hadir, memperlihatkan semangat kebersamaan yang menjadi ciri khas penyelenggaraan festival ini.
Khairul mengapresiasi semua pihak yang telah berperan aktif dalam menyukseskan penyelenggaraan tahun ini. Menurutnya, dukungan masyarakat, pelaku seni, dan lembaga adat menjadi kunci utama keberhasilan Festival Iraw Tengkayu.
“Festival ini bukan hanya milik pemerintah, tetapi milik seluruh masyarakat Tarakan. Tanpa semangat gotong royong, tidak mungkin kita bisa menjaga tradisi besar ini,” tuturnya.
Simbol Identitas dan Harapan Baru Bagi Kota Tarakan
Lebih dari sekadar acara budaya, Festival Iraw Tengkayu juga menjadi refleksi visi pembangunan Tarakan sebagai kota cerdas berbasis jasa, perdagangan, perikanan, kelautan, dan ekonomi kreatif.
Khairul menekankan bahwa nilai-nilai persatuan dan kebersamaan yang tumbuh dalam festival harus terus menjadi inspirasi bagi pembangunan berkelanjutan di daerah tersebut.
“Semangat yang kita bangun melalui Festival Iraw Tengkayu harus menjadi kekuatan untuk membangun Tarakan yang berdaya saing dan sejahtera,” tegasnya.
Bagi masyarakat Tarakan, festival ini tidak hanya ajang hiburan tahunan, melainkan juga wadah untuk memperkuat jati diri, mempererat persaudaraan, serta melestarikan kearifan lokal di tengah arus modernisasi.
Karisma Event Nusantara 2025: Ruang Promosi Budaya dan Pariwisata Lokal
Masuknya Festival Iraw Tengkayu ke dalam daftar 110 event nasional Karisma Event Nusantara (KEN) 2025) memberikan nilai tambah besar bagi sektor pariwisata Kalimantan Utara.
Program KEN sendiri merupakan inisiatif unggulan Kemenparekraf yang bertujuan mempromosikan kekayaan budaya lokal, memperkuat ekonomi kreatif, serta mendorong kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat.
Melalui program ini, Kemenparekraf berharap setiap daerah dapat menunjukkan keunikan budaya masing-masing sambil memperluas potensi wisata daerahnya.
Dengan terpilihnya Festival Iraw Tengkayu, Tarakan kini memiliki peluang lebih besar untuk memperkenalkan tradisi suku Tidung ke wisatawan mancanegara sekaligus meningkatkan kunjungan wisata ke Kalimantan Utara.
Warisan Budaya Sebagai Pilar Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan
Festival Iraw Tengkayu bukan sekadar simbol budaya, tetapi juga potensi ekonomi dan sosial yang bernilai tinggi. Kolaborasi antara masyarakat adat, pelaku seni, dan pemerintah daerah menunjukkan bahwa pelestarian budaya dapat berjalan seiring dengan pembangunan ekonomi kreatif.
Dengan pengakuan dari Kemenparekraf melalui program KEN 2025, diharapkan festival ini terus berkembang menjadi ajang tahunan yang mampu menarik wisatawan, memperkuat identitas lokal, serta menjaga kelestarian budaya bangsa.
Ke depan, Festival Iraw Tengkayu diharapkan tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Tarakan, tetapi juga salah satu ikon pariwisata budaya unggulan Indonesia yang berkontribusi terhadap promosi wisata nusantara di tingkat global.