JAKARTA - Kunjungan kerja Menteri Transmigrasi (Mentrans) M. Iftitah Sulaiman Suryanagara ke Tiongkok menjadi langkah strategis pemerintah Indonesia dalam mencari inspirasi untuk mempercepat pembangunan berbasis industrialisasi dan konektivitas wilayah.
Melalui lawatan ini, Iftitah ingin mempelajari bagaimana China mampu mengentaskan kemiskinan serta membangun ekonomi nasional yang berorientasi ekspor melalui pengembangan industri terintegrasi.
Menurutnya, pengalaman China yang berhasil menurunkan angka kemiskinan hingga 1,4 miliar penduduk selama periode 2012–2021 patut menjadi contoh bagi Indonesia dalam mengelola potensi wilayah transmigrasi.
“Targetnya adalah belajar dari Tiongkok bagaimana mereka berhasil menurunkan angka kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja industri yang berorientasi ekspor,” ujar Iftitah Sulaiman saat mengunjungi Commercial Aircraft Corporation of China, Ltd (COMAC), sebagaimana disampaikannya dalam keterangan resmi.
Ia menilai, industrialisasi yang terencana dengan baik dan berbasis konektivitas antarwilayah menjadi kunci keberhasilan Tiongkok dalam mendorong transformasi ekonomi secara cepat dan masif.
“Tiongkok menjadi contoh nyata bagaimana industrialisasi mampu mendorong transformasi ekonomi secara cepat dan masif,” tegasnya.
Kunjungan ke COMAC Jadi Langkah Awal Kerja Sama Strategis
Kunjungan Mentrans ke perusahaan dirgantara COMAC bukan sekadar lawatan diplomatik, melainkan bentuk penjajakan kerja sama konkret di bidang teknologi dan pengembangan industri berbasis wilayah.
COMAC dikenal sebagai perusahaan produsen pesawat berkapasitas menengah yang telah menembus pasar internasional.
Iftitah menjelaskan, kunjungan tersebut membuka peluang kerja sama dalam pengembangan industri kedirgantaraan yang dikaitkan dengan konsep konektivitas di kawasan transmigrasi Indonesia.
Ia menilai, konektivitas udara menjadi unsur penting bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan banyak wilayah terpencil.
“Kami melihat peluang agar kawasan transmigrasi di wilayah tengah dan timur Indonesia dapat dikembangkan menjadi kawasan industri pendukung sektor kedirgantaraan, termasuk layanan maintenance pesawat,” katanya.
Dorong Transfer Teknologi dan Penguatan SDM Lokal
Mentrans menegaskan, kerja sama dengan COMAC diharapkan menjadi pintu masuk bagi transfer teknologi serta peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.
Hal ini sejalan dengan visi Kementerian Transmigrasi (Kementrans) untuk menjadikan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru yang berbasis produktivitas dan inovasi industri.
“Kita sudah punya industri kedirgantaraan sendiri, dan dengan kerja sama seperti ini, kita belajar untuk menjadi bangsa yang lebih produktif, bukan semata-mata konsumtif,” ujarnya.
Iftitah menilai, penguasaan teknologi mutakhir akan mempercepat kemandirian Indonesia dalam industri transportasi udara sekaligus menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat transmigran.
Selain memperkuat basis ekonomi lokal, langkah ini juga diharapkan mampu memicu tumbuhnya sektor-sektor turunan seperti logistik, manufaktur, dan perawatan pesawat.
Pembangunan Kawasan Timur Indonesia Jadi Fokus Utama
Kunjungan kerja ke China juga merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto yang meminta percepatan pembangunan kawasan timur Indonesia, terutama Papua.
Iftitah menjelaskan, arah pembangunan transmigrasi saat ini tidak lagi terbatas pada pemindahan penduduk, melainkan diarahkan pada pengembangan ekonomi melalui investasi dan industrialisasi terukur.
“Kementerian Transmigrasi (Kementrans) tidak lagi hanya memindahkan penduduk, tetapi mendorong pembangunan berbasis investasi dan industrialisasi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, model pembangunan semacam ini dapat menjadi solusi pemerataan ekonomi nasional di tengah kesenjangan antarwilayah.
Dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan memperkuat konektivitas, kawasan transmigrasi dapat tumbuh menjadi pusat pertumbuhan baru yang berdaya saing.
Adaptasi Model China untuk Transmigrasi Modern Indonesia
Konsep industrialisasi berbasis wilayah yang diterapkan di China menjadi acuan bagi Iftitah dalam mentransformasi kebijakan transmigrasi di Indonesia.
Ia menilai, pola pengembangan kawasan transmigrasi perlu diarahkan pada integrasi antarsektor mulai dari pendidikan, infrastruktur, hingga pengembangan industri unggulan.
Langkah strategis ini diharapkan menjadi tonggak transformasi kebijakan transmigrasi modern, dari program pemerataan penduduk semata menjadi motor pembangunan ekonomi dan peningkatan kualitas SDM unggul. “Konsep serupa terbukti sukses diterapkan di Tiongkok,” ujarnya.
Dalam kunjungannya, rombongan Kementrans juga dijadwalkan bertemu pejabat pemerintah, kalangan universitas, serta pelaku usaha di Shanghai dan Provinsi Hubei.
Pertemuan tersebut diharapkan menghasilkan bentuk kolaborasi baru dalam bidang pendidikan vokasi, pengembangan industri, hingga peluang investasi berkelanjutan di kawasan transmigrasi Indonesia.
China Siap Perkuat Kerja Sama Ekonomi dengan Indonesia
Dukungan terhadap rencana kerja sama ini turut disampaikan oleh Duta Besar China untuk Indonesia, Wang Lutong. Ia menegaskan, hubungan kedua negara semakin erat dengan terbukanya peluang kolaborasi di berbagai sektor, termasuk pertanian, industri mekanisasi, hingga pariwisata.
“Kami sangat bangga dapat menyambut sahabat saya, Menteri Iftitah dan seluruh delegasinya. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk mengimplementasikan kesepakatan antara kedua Presiden, khususnya dalam upaya bersama mengatasi kemiskinan, memperkuat kerja sama pembangunan, dan saling berbagi pengalaman dalam pemberdayaan masyarakat,” kata Wang Lutong di Jakarta beberapa waktu lalu.
Menuju Pemerataan Ekonomi Melalui Konektivitas dan Industrialisasi
Kementrans menargetkan hasil kunjungan ke China menjadi inspirasi dalam mempercepat pembangunan transmigrasi yang lebih modern, inklusif, dan berbasis konektivitas. Pendekatan ini tidak hanya menekankan aspek pemerataan penduduk, tetapi juga pertumbuhan ekonomi yang merata antarwilayah.
Melalui adaptasi model industrialisasi berbasis konektivitas wilayah, Indonesia berpotensi memperkuat daya saing ekonomi nasional sekaligus membuka lapangan kerja baru di kawasan transmigrasi.
Kolaborasi dengan China diharapkan menjadi langkah awal dalam menciptakan kawasan transmigrasi yang produktif, berkelanjutan, dan berkontribusi nyata terhadap pembangunan nasional.
Dengan strategi ini, Kementerian Transmigrasi berupaya menjadikan transmigrasi sebagai motor pembangunan baru yang menggerakkan industri, memperkuat SDM, dan menjembatani kesenjangan antarwilayah — menuju Indonesia yang lebih merata, mandiri, dan berdaya saing global.