Visa

Deretan Visa Termahal Dunia 2025, Syarat Investasi Miliaran Rupiah

Deretan Visa Termahal Dunia 2025, Syarat Investasi Miliaran Rupiah
Deretan Visa Termahal Dunia 2025, Syarat Investasi Miliaran Rupiah

JAKARTA - Jika sebagian besar orang masih menimbang biaya visa turis ke luar negeri yang berkisar antara Rp1,5 juta hingga Rp3 juta, ada kelompok elite dunia yang justru bersaing untuk mendapatkan visa bernilai miliaran rupiah. 

Tahun 2025 menjadi era keemasan bagi program “Golden Visa”, yaitu skema residensi atau kewarganegaraan melalui investasi yang kini marak ditawarkan oleh berbagai negara.

Visa jenis ini memungkinkan pemegangnya untuk tinggal jangka panjang, menikmati fasilitas eksklusif seperti kebebasan bepergian tanpa visa ke ratusan negara, dan bahkan memperoleh kewarganegaraan baru. Namun, tentu saja, semuanya datang dengan harga yang sangat tinggi—mulai dari Rp3 miliar hingga lebih dari Rp100 miliar.

Golden Visa: Tiket Emas Menuju Gaya Hidup Global

Program Golden Visa muncul sebagai respons terhadap meningkatnya jumlah individu berpenghasilan tinggi yang mencari fleksibilitas mobilitas dan keamanan ekonomi lintas negara. 

Melalui skema ini, investor dapat berkontribusi pada perekonomian negara penerima—baik melalui pembelian properti, investasi di obligasi pemerintah, maupun donasi langsung ke dana pembangunan nasional.

Bagi kalangan superkaya, Golden Visa bukan sekadar izin tinggal, melainkan simbol status global dan strategi perlindungan aset. Berdasarkan laporan terbaru Henley & Partners, ada sepuluh negara yang menawarkan program visa dengan biaya tertinggi di dunia pada 2025.

Berikut daftarnya.

1. Malta – Visa Termahal di Dunia, Rp102 Miliar

Malta menempati posisi teratas dengan Program Izin Tinggal Permanen Malta, yang menelan biaya sekitar US$6,2 juta (Rp102,6 miliar). Program ini mensyaratkan kontribusi besar ke Dana Pembangunan Nasional dan Sosial, investasi real estat, serta donasi amal.

Pemohon yang lolos akan memperoleh kewarganegaraan penuh Uni Eropa, akses bebas visa ke lebih dari 190 negara, serta pembebasan pajak atas pendapatan asing.

2. Turki – Investasi Properti Hingga Rp9 Miliar

Program Kewarganegaraan melalui Investasi Turki telah menarik ribuan investor global sejak 2017. Dengan setoran bank atau investasi properti senilai US$400.000–US$500.000 (Rp6–9 miliar), pemohon bisa mendapat paspor Turki dalam waktu 3–6 bulan, lengkap dengan akses bebas visa ke lebih dari 110 negara.

Keluarga juga otomatis tercakup tanpa biaya tambahan, menjadikan program ini salah satu yang paling populer di kawasan Eurasia.

3. Yordania – Paspor dan Akses Bisnis Global

Yordania menawarkan kewarganegaraan melalui kontribusi minimal US$400.000 (Rp6 miliar). Selain akses ke lebih dari 50 negara bebas visa, pemegang visa ini juga mendapat pembebasan pajak atas pendapatan luar negeri dan izin bagi keluarga besar untuk ikut serta.

Prosesnya berlangsung 6–12 bulan, menjadikan Yordania salah satu pilihan tercepat di Timur Tengah.

4. St. Kitts dan Nevis – Surga Pajak Karibia

Negara kecil di Karibia ini mematok investasi minimal US$250.000 (Rp4 miliar) untuk mendapatkan kewarganegaraan, baik melalui donasi ke dana nasional maupun pembelian properti senilai US$400.000.

Dalam waktu 3–6 bulan, pemohon bisa mendapatkan paspor yang memungkinkan perjalanan bebas visa ke lebih dari 150 negara, termasuk Inggris dan Uni Eropa. Negara ini juga dikenal sebagai tax haven, tanpa pajak penghasilan maupun pajak warisan.

5. Mesir – Pilihan Murah di Afrika Utara

Mesir membuka peluang kewarganegaraan bagi investor asing melalui setoran minimal US$250.000 (Rp4 miliar) atau investasi properti senilai US$300.000–500.000. Dalam waktu 6–9 bulan, peserta bisa memperoleh paspor Mesir dan akses bebas visa ke lebih dari 60 negara.

Program ini sekaligus memberikan insentif pajak bagi investor lokal, membuatnya cukup diminati di kawasan Afrika dan Timur Tengah.

6. Antigua dan Barbuda – Ramah Keluarga, Investasi Rp3,8 Miliar

Antigua dan Barbuda menargetkan investor yang ingin memperoleh kewarganegaraan ganda melalui kontribusi US$230.000 (Rp3,8 miliar) ke Dana Pembangunan Nasional atau investasi real estat sebesar US$400.000.

Program ini ramah keluarga karena bisa mencakup hingga enam anggota keluarga dan hanya mewajibkan tinggal lima hari dalam lima tahun pertama.

7. Grenada – Akses Unik ke Amerika Serikat

Grenada menawarkan kewarganegaraan melalui kontribusi US$235.000 (Rp4 miliar) ke Dana Transformasi Nasional atau investasi properti senilai US$350.000. 

Keunggulan utamanya adalah kesepakatan Visa Investor E-2 dengan Amerika Serikat, yang memungkinkan pemegangnya membuka bisnis di AS. Selain itu, paspor Grenada memberikan akses bebas visa ke lebih dari 140 negara, termasuk China.

8. Dominika – Proses Cepat Tanpa Wajib Tinggal

Program Golden Visa Dominika termasuk yang paling efisien. Dengan donasi US$200.000 (Rp3,3 miliar), pemohon bisa mendapatkan paspor dalam waktu 3–6 bulan tanpa syarat tinggal.

Paspor Dominika memberikan akses bebas visa ke lebih dari 140 negara, termasuk Uni Eropa dan Inggris.

9. Yunani – Visa Emas Eropa Mulai Rp5 Miliar

Yunani menawarkan residensi melalui investasi properti sebesar €270.000 (Rp5,2 miliar) untuk wilayah luar Athena, atau €800.000 (Rp15,5 miliar) di ibu kota.

Visa ini berlaku lima tahun dan bisa diperpanjang, serta memberi peluang memperoleh kewarganegaraan setelah tujuh tahun. Pemegang visa bisa bepergian bebas ke seluruh Wilayah Schengen Eropa.

10. Siprus – Jalur Cepat Menuju Kewarganegaraan Uni Eropa

Siprus memiliki program residensi investasi senilai €300.000 (Rp5,7 miliar). Pemohon dapat memperoleh izin tinggal permanen hanya dalam dua bulan, dan setelah tujuh tahun, bisa mengajukan kewarganegaraan Uni Eropa.

Negara ini juga menawarkan akses bebas visa ke lebih dari 190 negara tanpa kewajiban tinggal minimum.

Antara Gengsi dan Mobilitas Global

Meski tampak fantastis, biaya tinggi visa-visa ini sepadan dengan manfaat yang ditawarkan. Program Golden Visa menjadi solusi bagi orang-orang kaya dunia untuk meningkatkan mobilitas global, keamanan finansial, dan kemudahan berbisnis lintas negara.

Namun bagi masyarakat biasa, daftar ini juga menggambarkan betapa besarnya kesenjangan global—di mana satu visa bisa setara harga puluhan rumah di Indonesia. 

Meski demikian, keberadaan program ini menunjukkan bagaimana status ekonomi kini bisa membeli kewarganegaraan, sesuatu yang dulu hanya ditentukan oleh tempat lahir.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index