Saham

Indeks Bisnis-27 Menguat, Saham AKRA dan ISAT Jadi Pendorong Utama

Indeks Bisnis-27 Menguat, Saham AKRA dan ISAT Jadi Pendorong Utama
Indeks Bisnis-27 Menguat, Saham AKRA dan ISAT Jadi Pendorong Utama

JAKARTA - Pasar saham Indonesia mengawali pekan ini dengan performa yang menjanjikan. Indeks Bisnis-27, hasil kerja sama harian Bisnis Indonesia dan Bursa Efek Indonesia (BEI), dibuka menguat 1,34% ke level 507,93 pada perdagangan Senin 20 Oktober 2025 pagi.

Kenaikan indeks ini didorong oleh penguatan mayoritas saham konstituen unggulan, terutama dari sektor energi, perbankan, dan telekomunikasi. Berdasarkan data BEI pukul 09.02 WIB, sebanyak 20 saham konstituen dibuka menguat, sementara hanya 4 saham yang melemah, dan 3 lainnya stagnan.

Saham Unggulan Jadi Motor Penggerak

Salah satu pendorong utama penguatan indeks pagi ini datang dari PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) yang naik 0,93% ke Rp1.080. Kinerja positif AKRA mencerminkan optimisme investor terhadap sektor energi dan distribusi bahan bakar yang tengah diuntungkan oleh stabilitas harga minyak dunia.

Tak hanya itu, saham PT Indosat Tbk. (ISAT) turut memberikan dorongan signifikan dengan kenaikan 1,42% ke Rp1.780, diikuti oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang melonjak 1,74% ke Rp2.930. Keduanya menunjukkan tren positif di tengah peningkatan permintaan layanan data dan ekspansi jaringan digital nasional.

Selain itu, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) mencatat lonjakan cukup tinggi sebesar 5,63% ke Rp2.250, menandakan optimisme pasar terhadap sektor ritel yang kembali menggeliat menjelang akhir tahun.

Perbankan dan Industri Konsumer Menguat Serempak

Dari sektor keuangan, saham-saham perbankan besar kompak menguat. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dibuka naik 2% ke Rp7.650, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menguat 1,84% ke Rp3.870, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) naik 1,71% ke Rp3.650, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) meningkat 1,23% ke Rp4.100.

Sementara itu, PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) juga mencatat kenaikan 1,59% ke Rp2.560, menunjukkan bahwa sektor keuangan nasional masih menjadi tulang punggung penggerak indeks di tengah tren suku bunga global yang stabil.

Dari sektor barang konsumsi, PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) naik 2,28% ke Rp2.240, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) menguat 1,11% ke Rp5.025, dan PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) turut menambah sentimen positif dengan kenaikan 0,56% ke Rp890.

Kinerja saham-saham tersebut menunjukkan bahwa pelaku pasar masih optimistis terhadap daya beli masyarakat menjelang momentum akhir tahun, di tengah berbagai stimulus ekonomi yang digulirkan pemerintah.

Saham yang Melemah Jadi Pengecualian

Meski mayoritas saham dibuka menghijau, beberapa konstituen masih menunjukkan pelemahan. Saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) terkoreksi paling dalam sebesar 3,19% ke Rp3.340, seiring penurunan harga nikel global.

Selain itu, saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) juga turun 1,11% ke Rp26.650, diikuti PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) yang turun 0,65% ke Rp1.525, serta PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) yang melemah tipis 0,42% ke Rp1.185.

Pelemahan pada sektor pertambangan dan kesehatan ini menunjukkan adanya rotasi sektor di kalangan investor yang kini lebih fokus pada saham-saham berkapitalisasi besar di sektor telekomunikasi dan perbankan.

Kinerja Mingguan: Masih Bergerak Fluktuatif

Jika menengok ke belakang, Indeks Bisnis-27 pada perdagangan pekan lalu mencatat dua kali penguatan dan tiga kali pelemahan. Penutupan tertinggi terjadi pada Senin 13 Oktober 2025 ketika indeks sempat menyentuh level 514,32, meskipun kemudian terkoreksi 0,91%.

Fluktuasi tersebut menandakan bahwa sentimen pasar domestik masih sensitif terhadap faktor eksternal, terutama dinamika suku bunga global, pergerakan rupiah, dan perkembangan harga komoditas dunia. Namun, prospek penguatan masih terbuka jika kondisi ekonomi makro nasional tetap stabil.

Faktor Pendukung: Optimisme Pasar dan Stabilitas Ekonomi

Kenaikan indeks di awal pekan ini tidak lepas dari keyakinan investor terhadap stabilitas ekonomi nasional di bawah pemerintahan baru yang genap berusia satu tahun. 

Program stimulus fiskal, penyaluran bantuan langsung tunai, serta upaya mendorong konsumsi domestik turut memperkuat sentimen positif di bursa saham.

Selain itu, stabilitas nilai tukar rupiah dan tren suku bunga yang terkendali menjadi faktor pendukung utama bagi sektor perbankan dan investasi. Investor asing pun tercatat mulai kembali masuk ke pasar domestik, menambah tekanan beli di saham-saham blue chip seperti BBCA, TLKM, dan ISAT.

Prospek Perdagangan Selanjutnya

Para analis menilai bahwa tren positif Indeks Bisnis-27 berpotensi berlanjut dalam jangka pendek, terutama jika laporan keuangan kuartal III menunjukkan hasil yang solid.

 Sektor telekomunikasi dan keuangan masih akan menjadi motor penggerak utama karena didukung permintaan tinggi terhadap layanan digital dan likuiditas yang kuat di pasar domestik.

Meski demikian, investor tetap disarankan untuk mewaspadai volatilitas pasar global, khususnya menjelang pengumuman data inflasi Amerika Serikat dan potensi perubahan kebijakan suku bunga The Fed.

Pembukaan positif Indeks Bisnis-27 di awal pekan mencerminkan optimisme investor terhadap prospek ekonomi Indonesia dan kinerja emiten unggulan.

Dengan dukungan kuat dari saham AKRA, ISAT, TLKM, dan perbankan besar, indeks memiliki peluang melanjutkan penguatannya dalam beberapa sesi ke depan.

Jika stabilitas ekonomi tetap terjaga dan arus modal asing terus masuk, maka bisnis dan pasar modal domestik berpeluang menutup Oktober 2025 dengan kinerja positif — sebuah sinyal bahwa kepercayaan terhadap ekonomi nasional mulai kembali menguat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index