JAKARTA - Pasar modal Indonesia kembali menunjukkan performa impresif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melonjak tajam 2,19% ke level 8.088,98 pada perdagangan Senin 20 Oktober 2025.
Penguatan ini menandai salah satu pencapaian tertinggi sepanjang tahun dan menjadi sinyal positif bagi investor menjelang akhir tahun. Kenaikan IHSG terutama dipicu oleh saham-saham perbankan besar yang mengalami lonjakan harga signifikan.
Saham Bank Central Asia (BBCA) naik 5,00%, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menguat 5,14%, dan Bank Mandiri (BMRI) melonjak 6,17%. Ketiganya menjadi leading movers yang menopang kinerja indeks secara keseluruhan.
Sebaliknya, beberapa saham seperti AMMN (-4,37%), MLPT (-14,99%), dan BRMS (-5,85%) justru mengalami penurunan dan masuk dalam daftar lagging movers hari itu.
Investor Asing Catat Aksi Beli Bersih di Bursa
Mengutip hasil riset Mega Capital Sekuritas, pada perdagangan tersebut investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp657,03 miliar, dan di seluruh pasar mencapai Rp533,30 miliar.
Kondisi ini mencerminkan optimisme investor global terhadap prospek ekonomi Indonesia yang dinilai tetap kuat di tengah dinamika ekonomi global.
Dari sisi sektoral, 9 dari 11 sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil mencatat kenaikan. Sektor keuangan menjadi pendorong utama dengan kenaikan 3,38%, diikuti sektor infrastruktur dan industri. Hanya dua sektor yang mengalami koreksi, yakni bahan baku (-0,77%) dan energi (-0,35%).
Lonjakan Saham Perbankan Jadi Motor Penggerak IHSG
Kinerja impresif IHSG tidak lepas dari penguatan saham-saham big cap perbankan yang menjadi tulang punggung pasar. Selain BBCA, BBRI, dan BMRI, Bank Negara Indonesia (BBNI) juga mencatat kenaikan 6,32%.
Kompaknya saham-saham bank besar ini mendorong indeks LQ45 ikut terbang 3,10% ke posisi 796,31, dan ETF EIDO turut menguat 3,01% ke level 17,82.
Kenaikan serentak saham perbankan menggambarkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap sektor finansial yang dianggap paling stabil di tengah kondisi makroekonomi yang terjaga.
“Momentum transaksi aktif pada saham-saham unggulan (blue chip) menunjukkan sentimen positif investor terhadap fundamental ekonomi domestik,” tulis Mega Capital Sekuritas dalam risetnya.
Rencana Buyback BBCA Dorong Sentimen Positif
Selain faktor makro, pengumuman buyback saham oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turut memberikan dorongan besar bagi kenaikan harga saham perbankan.
BBCA mengumumkan rencana pembelian kembali saham dengan total alokasi dana maksimal Rp5 triliun, dengan batas harga maksimum Rp9.200 per saham.
Perseroan menegaskan, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20% dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh.
Periode buyback akan berlangsung mulai 22 Oktober 2025 hingga 19 Januari 2026, atau selama tiga bulan sejak pengumuman resmi yang disampaikan pada Senin 20 Oktober.
Rencana ini direspons positif oleh investor karena mencerminkan kepercayaan manajemen terhadap fundamental perusahaan dan potensi pertumbuhan jangka panjang BBCA.
Sektor Keuangan Masih Jadi Favorit Investor
Kenaikan harga saham perbankan menegaskan bahwa sektor keuangan masih menjadi primadona di bursa saham Indonesia. Likuiditas yang kuat, pertumbuhan kredit yang positif, dan digitalisasi layanan perbankan menjadi faktor utama yang menopang optimisme investor.
Sementara itu, sentimen global yang lebih stabil serta potensi pemangkasan suku bunga acuan di masa depan turut memperkuat prospek sektor keuangan.
Dengan tren ini, banyak analis memperkirakan bahwa IHSG berpotensi melanjutkan penguatan dalam jangka menengah, terutama jika dukungan dari investor asing tetap solid.
Rekomendasi Saham Hari Ini dari Mega Capital Sekuritas
Seiring penguatan IHSG, Mega Capital Sekuritas memberikan beberapa rekomendasi saham yang dinilai masih memiliki potensi kenaikan harga dalam jangka pendek. Berikut daftarnya:
BBTN (Bank Tabungan Negara Tbk) – Buy 1220–1235 | Target Price (TP) 1255–1280 | Stop Loss (SL) 1155
ERAA (Erajaya Swasembada Tbk) – Buy 414–420 | TP 426–436 | SL 392
DKFT (Central Omega Resources Tbk) – Buy 795–810 | TP 825–835 | SL 750
WIIM (Wismilak Inti Makmur Tbk) – Buy 1140–1150 | TP 1180–1215 | SL 1070
DOOH (Dunia Virtual Online Tbk) – Buy 137–140 | TP 145–148 | SL 129
Analis menyarankan investor tetap berhati-hati terhadap volatilitas pasar dan memanfaatkan momentum koreksi untuk akumulasi saham-saham berfundamental kuat, khususnya di sektor keuangan, konsumsi, dan infrastruktur.
Prospek IHSG Jelang Akhir Tahun
Kinerja positif IHSG di awal pekan ini memperkuat optimisme bahwa pasar saham domestik akan ditutup dengan tren bullish pada akhir tahun 2025.
Didukung oleh kombinasi stabilitas ekonomi makro, inflasi terkendali, dan pertumbuhan kredit yang solid, pasar saham Indonesia berpotensi melanjutkan momentum positifnya.
Selama faktor global tetap kondusif dan arus modal asing terus mengalir masuk, IHSG diperkirakan mampu bertahan di atas level 8.000 dan bahkan berpeluang menembus rekor baru menjelang akhir tahun.
Bagi investor, momentum ini menjadi peluang emas untuk memperkuat portofolio pada saham-saham unggulan, terutama di sektor perbankan yang terbukti menjadi penopang utama kenaikan indeks.