JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) tengah berpacu dengan waktu untuk memastikan kesiapan pelayaran internasional perdana rute Krueng Geukueh–Penang, Malaysia, yang dijadwalkan mulai beroperasi pada akhir Oktober 2025.
Upaya ini bukan sekadar membuka jalur baru lintas negara, tetapi juga menjadi momentum penting bagi Aceh dalam memperkuat sektor ekonomi maritim dan perdagangan internasional.
Rute ini diharapkan menjadi tonggak baru yang menandai kebangkitan pelabuhan Krueng Geukueh sebagai gerbang utama ekspor-impor kawasan utara Aceh. Dengan dukungan infrastruktur yang kian lengkap, Pelindo menargetkan pelayaran ini mampu meningkatkan konektivitas regional serta mempercepat arus logistik dari dan menuju Malaysia.
Fasilitas Pelabuhan Disiapkan Maksimal
Pelindo memastikan seluruh fasilitas pendukung di Pelabuhan Krueng Geukueh telah memasuki tahap penyempurnaan. Dermaga sepanjang 267 meter dengan kedalaman 9 LWS kini siap menampung kapal berkapasitas hingga 3.000 GT.
Selain itu, sistem bongkar muat barang dan penumpang juga telah dirancang untuk melayani kebutuhan pelayaran internasional.
“Kami pastikan semua fasilitas siap mendukung pelayaran internasional ini,” ujar DBM OPSTEK Pelindo SPMT Branch Lhokseumawe, Taufik Rahmat Nasution. Menurutnya, berbagai aspek teknis dan operasional terus diuji untuk memastikan pelayanan berjalan lancar tanpa hambatan.
Gudang dan Alat Berat Disiagakan untuk Ekspor-Impor
Selain infrastruktur utama, Pelindo juga menyiapkan gudang penampungan sementara (TPS) seluas 800 meter persegi dengan kapasitas hingga dua ribu ton. Area khusus untuk penempatan 500 kontainer pun telah disiapkan untuk mendukung kelancaran distribusi barang.
Untuk menunjang kegiatan bongkar muat, sejumlah peralatan pelabuhan modern disiagakan, seperti mobile crane berkapasitas 150 ton, reach stacker 45 ton, serta forklift lima ton.
Peralatan tersebut diharapkan dapat mempercepat proses logistik, terutama bagi aktivitas ekspor dan impor yang akan meningkat setelah rute internasional ini resmi dibuka.
Kolaborasi Lintas Instansi untuk Operasional Aman
Taufik menegaskan bahwa kesuksesan pelayaran perdana ini tidak hanya bergantung pada kesiapan Pelindo, tetapi juga hasil sinergi dengan berbagai instansi terkait.
Pihaknya menggandeng Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KPLP) serta Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan (KP3) untuk memastikan keamanan dan kelancaran operasional.
“Tidak ada kendala berarti sejauh ini. Semua pihak bersinergi agar pelayaran perdana ini berjalan sukses,” tambahnya. Kolaborasi ini dianggap penting mengingat rute Krueng Geukueh–Penang akan menjadi jalur vital dalam perdagangan lintas batas, sehingga faktor keselamatan dan ketepatan waktu harus dijaga maksimal.
Peluang Ekonomi Baru bagi Aceh Utara
Pelayaran langsung dari Krueng Geukueh ke Penang merupakan bagian dari inisiatif Pemerintah Aceh bersama Pelindo untuk membuka jalur perdagangan baru yang lebih efisien.
Sebelumnya, ekspor-impor dari wilayah Aceh kerap bergantung pada pelabuhan di luar provinsi, yang berdampak pada tingginya biaya logistik dan waktu tempuh yang panjang.
Dengan dibukanya jalur ini, aktivitas ekonomi di wilayah Aceh Utara diharapkan meningkat signifikan. Tidak hanya sektor perdagangan, tetapi juga industri pendukung seperti transportasi darat, pergudangan, dan jasa kepelabuhanan akan terdorong berkembang.
Krueng Geukueh Siap Jadi Gerbang Internasional
Keberhasilan pelayaran rute Krueng Geukueh–Penang nantinya akan menjadi bukti bahwa pelabuhan di Aceh mampu bersaing di level internasional. Selain memperluas akses pasar, rute ini juga berpotensi menjadikan Krueng Geukueh sebagai hub logistik strategis untuk wilayah barat Indonesia.
Langkah Pelindo mempercepat kesiapan infrastruktur ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menghidupkan kembali jalur pelayaran internasional dari Aceh yang sempat vakum selama beberapa dekade.
Dengan fasilitas yang modern dan dukungan lintas instansi, Pelindo optimistis pelayaran perdana ini akan menjadi titik awal bagi kebangkitan maritim Aceh di masa depan.
Momentum Kebangkitan Ekonomi Maritim Aceh
Pelayaran internasional Krueng Geukueh–Penang bukan hanya simbol kemajuan infrastruktur pelabuhan, tetapi juga bukti konkret transformasi ekonomi Aceh.
Dengan persiapan matang dari Pelindo dan dukungan pemerintah daerah, pelabuhan ini berpotensi menjadi simpul penting dalam rantai perdagangan Asia Tenggara.
Langkah strategis ini sekaligus menegaskan bahwa Aceh tidak lagi hanya dikenal karena sejarah dan budayanya, tetapi juga sebagai pemain aktif dalam dunia maritim modern.
Jika rencana ini berjalan lancar, Aceh siap menatap era baru — era di mana pelabuhan Krueng Geukueh menjadi titik terang bagi ekonomi maritim Indonesia bagian barat.