JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan dalam sebulan terakhir. Sejak tanggal 6 Februari 2025, IHSG telah bergerak meninggalkan level psikologis 7.000 dan turun ke level 6.600 pada perdagangan terbaru yang berlangsung Senin, 11 Februari 2025. Penurunan IHSG ini sejalan dengan merosotnya harga saham perbankan, terutama bank-bank besar, yang mencatat penurunan lebih dari 10% hanya dalam enam hari perdagangan pertama di bulan Februari.
Kinerja saham bank besar yang tertekan menjadi perhatian serius pelaku pasar. Salah satu pihak yang memberikan komentarnya adalah Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Royke Tumilaar. Pada acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa, 11 Februari 2025, Royke memberikan pandangannya dengan sikap optimis. "Tunggu saja pasti balik," ujar Royke. Ia menekankan bahwa tidak hanya sektor perbankan yang mengalami koreksi tetapi juga sektor-sektor lainnya.
Secara fundamental, menurut Royke, kinerja Bank Negara Indonesia (BNI) masih sangat kokoh. "Bagus, bagus banget," katanya menegaskan. Meskipun harga saham BBNI belakangan ini mengalami tekanan, dengan penurunan dari level lebih dari 6.000 pada tahun lalu hingga terkoreksi 9,58% ke level 4.120 pada penutupan tanggal 10 Februari 2025, secara keseluruhan kinerja keuangan BNI tetap menunjukkan tren positif.
Performansi Keuangan BNI pada 2024
Melihat laporan keuangan 2024, BNI berhasil mencetak laba sebesar Rp21,46 triliun, mengalami peningkatan sebesar 2,64% secara tahunan (year on year/yoy) dari laba tahun 2023 yang tercatat Rp20,90 triliun. Peningkatan tersebut menunjukkan kemampuan bank ini untuk mempertahankan profitabilitas di tengah tantangan ekonomi.
BNI juga aktif dalam menjalankan fungsi intermediasi. Sepanjang tahun 2024, BNI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 775,87 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 11,62% yoy, sebuah pencapaian yang signifikan mengingat kondisi ekonomi global yang sedang tidak menentu. Kualitas kredit BNI pun membaik dengan rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) net turun menjadi 0,74% dan NPL gross turun menjadi 1,97%.
Total aset BNI per Desember 2024 naik 3,95% yoy menjadi Rp1.124,80 triliun. Kinerja ini menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan dari beban bunga yang meningkat, BNI tetap mampu menjaga stabilitas aset dan kualitas kreditnya.
Tantangan dan Prospek ke Depan
Analis NH Korindo Sekuritas, Leonardo Lijuwardi, memberikan analisis mendalam mengenai kinerja BBNI. Menurut Leonardo, pada tahun 2024, BBNI turut terdampak oleh kondisi suku bunga tinggi (higher for longer) yang menyebabkan kenaikan beban bunga dan mengikis net interest margin (NIM). Namun demikian, Leonardo mencatat adanya pertumbuhan yang cukup baik dalam non-interest income dan penyaluran kredit BNI. "Namun, berbicara dari pertumbuhan kinerja seperti non-interest income, penyaluran kredit masih bertumbuh cukup baik serta hasil 'wondr' cukup membantu BBNI di FY2024," tulis Leonardo.
Pendapatan komisi/provisi/fee dan administrasi bank juga mengalami kenaikan sebesar 1,27% yoy menjadi Rp10,25 triliun. Sementara itu, pendapatan lain-lain mengalami pertumbuhan lebih signifikan, yakni sebesar 20,86% yoy menjadi Rp7,36 triliun. Ini menunjukkan bahwa strategi diversifikasi pendapatan BNI mulai membuahkan hasil dan dapat menjadi faktor pendorong kinerja bank ke depan.
Selama kondisi pasar yang volatile seperti sekarang, para investor dan pemangku kepentingan di sektor perbankan diingatkan untuk tetap optimis namun juga waspada. Fluktuasi harga saham yang terjadi saat ini memang menjadi ujian bagi perusahaan, namun dengan landasan fundamental yang kuat, harapan akan pemulihan yang segera tetap ada.
Di tengah situasi yang menantang ini, sinyal optimisme dari pimpinan bank seperti Royke Tumilaar diharapkan dapat memberikan keyakinan kepada pelaku pasar dan investor untuk terus percaya pada prospek jangka panjang saham perbankan Indonesia. Sebagai salah satu bank berpengaruh di tanah air, langkah dan kebijakan yang diambil BNI tentunya akan berkontribusi signifikan bagi stabilitas dan pertumbuhan sektor keuangan nasional.