JAKARTA - Pasar modal Indonesia kembali mencatatkan pencapaian luar biasa di awal tahun 2025. Pada akhir Januari, jumlah investor pasar modal telah menembus angka 15 juta untuk single investor identification (SID), sebuah tanda positif yang mencerminkan pertumbuhan pesat dan semakin tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi.
Tonggak penting ini tidak lepas dari peran besar Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Self-Regulatory Organization (SRO), dan berbagai pihak terkait yang giat melaksanakan program edukasi pasar modal. Kolaborasi erat ini menghasilkan pencapaian yang signifikan dalam hal jumlah investor, memperkuat posisi pasar modal sebagai fondasi utama bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kunci Sinergi untuk Pertumbuhan
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, dalam keterangan resminya pada Senin, 10 Februari 2025, menekankan pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, regulator, hingga korporasi dan investor. “Bersama-sama, kita dapat mewujudkan cita-cita besar untuk ekonomi Indonesia yang lebih kuat dan berkelanjutan,” ujar Iman. Menurutnya, pasar modal bisa mengambil peran strategis dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif, transparan, dan berdaya saing.
Peningkatan Jumlah Investor yang Signifikan
Data dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 30 Januari 2025 menunjukkan, jumlah investor pasar modal telah mencapai 15.161.166 SID. Angka ini mengalami pertumbuhan sebanyak 289.527 SID dibandingkan bulan sebelumnya. Pergeseran ini juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulanan Januari 2024 yang hanya mencapai 144.888 SID. Pertumbuhan pesat ini mengindikasikan optimisme yang meningkat terhadap pasar modal Indonesia, seiring dengan makin tingginya literasi keuangan di kalangan masyarakat dan kesadaran akan pentingnya investasi jangka panjang.
Pasca mencapai 14 juta SID, berbagai upaya edukasi pasar modal semakin digalakkan oleh BEI. Sepanjang tahun 2024, BEI telah menyelenggarakan beragam kegiatan, termasuk Capital Market Summit & Expo 2024 (CMSE 2024), Road to CMSE 2024, dan program-program seperti Duta Pasar Modal. Total, 34.676 kegiatan edukasi telah dilaksanakan dengan melibatkan hingga 59,66 juta peserta, baik secara daring, luring, maupun hybrid, yang memperkuat kampanye Aku Investor Saham.
Langkah Strategis 2025
Memasuki 2025, Bursa Efek Indonesia semakin gencar dalam melakukan berbagai program edukasi di seluruh Indonesia. Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan BEI, menegaskan pentingnya memperluas jangkauan edukasi ke seluruh lapisan masyarakat. "Jika dibandingkan dengan total penduduk Indonesia yang melebihi 280 juta jiwa, pencapaian jumlah investor saat ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang masih sangat besar,” kata Jeffrey.
Sepanjang Januari 2025, BEI telah melaksanakan 411 kegiatan edukasi. Mulai dari sekolah pasar modal, forum investor, edukasi publik, kunjungan ke BEI, hingga pembuatan konten edukatif di media sosial. Strategi ini ditujukan untuk terus mendorong peningkatan jumlah investor secara berkelanjutan dengan pendekatan yang inklusif dan aman.
Fokus pada Generasi Muda dan Literasi Keuangan
Dalam upayanya meningkatkan jumlah investor, BEI fokus pada segmentasi generasi muda dan peningkatan literasi keuangan. “Kami sangat mengapresiasi semua pendukung, termasuk mitra strategis yang telah bekerja keras dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di seluruh Indonesia,” ujar Iman Rachman.
Dengan menggandeng mitra-mitra strategis, BEI berharap dapat menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat, generasi muda khususnya, agar berperan aktif dalam mengembangkan pasar modal Indonesia. Melalui berbagai inisiatif yang telah dilakukan, diharapkan pasar modal dapat terus menjadi fondasi kuat bagi perekonomian yang lebih tangguh dan berkelanjutan.
Harapan dan Tantangan di Masa Depan
Ke depan, BEI bersama seluruh pemangku kepentingan berkomitmen untuk memperkuat infrastruktur dan regulasi pasar modal demi menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif. Tantangan ini melibatkan pengembangan produk investasi inovatif dan aman yang dapat diakses oleh semua kalangan.
Peningkatan jumlah investor hingga 15 juta merupakan sinyal positif menuju inklusi keuangan yang lebih luas. Namun, ini juga menjadi panggilan untuk berbuat lebih dalam meningkatkan kualitas edukasi dan perlindungan investor. Dengan demikian, pasar modal Indonesia diharapkan dapat menjadi tulang punggung perekonomian nasional yang berkeadilan dan inklusif.
Pasar modal Indonesia terus membuka babak baru dalam perjalanannya, dengan harapan bahwa semakin banyak masyarakat, dari semua lapisan, yang dapat merasakan manfaat dari investasi yang tumbuh secara sehat dan berkelanjutan. Di bawah bimbingan strategis semua pemangku kepentingan, titik pencapaian ini bukan hanya sekadar angka, tetapi langkah menuju masa depan ekonomi yang lebih cerah.