JAKARTA - Federasi Sepak Bola Asia (AFC) baru saja mengumumkan peringkat terbaru kompetisi sepak bola Asia, dan hasilnya menjadi evaluasi mendalam bagi Liga Indonesia. Pada pembaruan peringkat yang dirilis oleh Liga Indonesia berada di posisi ke 25 dari 47 kompetisi yang dinilai, jauh tertinggal bahkan dari beberapa negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Di puncak klasemen, liga sepak bola Arab Saudi bertengger dengan kuat, berkat kehadiran pemain-pemain kelas dunia. Seperti diketahui, klub-klub Saudi telah menarik perhatian internasional setelah berhasil mendatangkan talenta balap lapis dunia seperti Cristiano Ronaldo, Sadio Mane, dan Karim Benzema. Inovasi dan investasi besar-besaran dalam dunia sepak bola Arab Saudi tampak membuahkan hasil dengan menempatkan liga mereka di urutan pertama daftar peringkat AFC.
Mengambil posisi kedua dan ketiga dalam klasemen adalah J League dari Jepang dan K League dari Korea Selatan. Kedua liga ini stabil dalam menarik minat besar, tidak hanya dari sisi penonton lokal tetapi juga dalam menarik perhatian internasional, menempatkan mereka sebagai liga elit di Asia.
Beda Jauh Posisi Liga Indonesia
Ironisnya, Liga 1 Indonesia harus puas berada di posisi ke-25, jauh di bawah ekspektasi. Bahkan, jika dilihat dari perspektif Asia Tenggara, liga Indonesia tertinggal dari Thai League yang menempati posisi ke-8, dan Malaysia yang berada di posisi ke-10. Dua negara tetangga lainnya, Vietnam dan Singapura, juga mengungguli Indonesia dalam hal peringkat liga AFC.
Penonton dan penggemar sepak bola di Indonesia tentunya berharap lebih agar Liga 1 dapat bersaing di kawasan Asia. Kenyataan bahwa kompetisi sepak bola di negara ini tertinggal dibandingkan kompetisi dari negara-negara tetangga mungkin menunjukkan perlunya perbaikan sistem sepak bola di Indonesia secara lebih mendalam. Ini adalah peringatan bagi kita semua untuk memikirkan kembali strategi dan kerja keras yang diperlukan. Kami tidak bisa terus terusan berada di posisi ini jika ingin bermain di level internasional, kutip seorang pakar sepak bola Indonesia yang merasa terpanggil atas kondisi ini.
Kesenjangan dengan Tetangga Negara
Thailand dan Malaysia telah menempatkan diri mereka sebagai kekuatan dominan di Asia Tenggara dengan masing-masing mencatat pencapaian luar biasa di 10 besar peringkat AFC. Sementara itu, Singapura dan Vietnam juga menunjukkan perkembangan yang baik, membuat Indonesia harus berjuang keras untuk menyusul.
Thailand, melalui Thai League nya, telah memfokuskan pada pengembangan infrastruktur dan pembinaan talenta muda. Hal ini jelas terlihat pada capaian mereka yang berhasil menduduki peringkat ke8 di Asia. Sementara itu, dukungan pemerintah dan investasi yang berdampak positif pada liga Malaysia tercermin dari posisi mereka di peringkat ke10. Thailand dan Malaysia telah memainkan strategi tingkat tinggi dalam menumbuhkan liga domestik mereka, dan hasilnya terlihat jelas. Kami harus mengadopsi sistem dan strategi yang memungkinkan Indonesia untuk bersaing di panggung yang lebih besar, tambah pakar tersebut.
Langkah ke Depan untuk Indonesia
Untuk meningkatkan peringkat, PSSI perlu memikirkan langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan. Pembinaan pemain muda, perbaikan infrastruktur klub, peningkatan kualitas pertandingan, serta pengelolaan liga secara profesional dapat menjadi langkah awal yang baik dalam meningkatkan kualitas kompetisi domestik.
Ada banyak pelajaran yang dapat dipelajari dari liga-liga yang saat ini berada di puncak. Investasi besar pada akademi pemain muda, dukungan penuh dari pihak pemerintah, dan adopsi praktik manajerial klub-klub top dunia adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh pengelola sepak bola Indonesia. Ini bukan hanya tentang menang dan kalah di lapangan, tetapi juga bagaimana kita mengelola dan mengembangkan sepak bola dari segala aspek. Fokus kami harus lebih dari sekadar memenangkan pertandingan lokal, tetapi juga meraih prestasi di ajang yang lebih besar, demikian lanjut komentar pakar tersebut.
Harapan Untuk Masa Depan
Meskipun dirasa ironis, peringkat ini datang sebagai pengingat sekaligus motivasi bagi PSSI dan seluruh stakeholder sepak bola di Indonesia. Dengan potensi besar yang dimiliki, seharusnya tidak ada alasan bagi Indonesia untuk tertinggal di belakang tetangganya.
Dengan perencanaan dan eksekusi yang tepat, ada harapan bahwa suatu hari Liga 1 Indonesia bisa duduk di kursi terhormat sebagai salah satu liga papan atas di Asia. Transformasi ini memerlukan kolaborasi semua pihak, mulai dari klub, pemain, pemerintah, hingga setiap penggemar sepak bola di tanah air. Dengan optimisme, Indonesia masih memiliki peluang besar untuk bangkit dan menunjukkan taringnya di panggung sepak bola Asia dalam waktu dekat.