Pengertian Kapitalisme, Tokoh, Ciri-ciri, dan Kelebihannya

Senin, 30 Juni 2025 | 13:49:44 WIB
pengertian kapitalisme

JAKARTA - Pengertian kapitalisme sering kali dipandang sebagai ideologi yang dapat membawa kesejahteraan bagi manusia. 

Dalam implementasinya, kapitalisme mendorong para pelaku ekonomi untuk menguasai modal dan mengembangkan model bisnis dengan tujuan utama untuk memperoleh keuntungan. 

Istilah kapitalis merujuk pada individu yang memiliki modal, sementara paham yang mendasarinya disebut kapitalisme. Di banyak negara, sistem kapitalisme banyak diterapkan, namun tidak sepenuhnya dijadikan ideologi tunggal. 

Pemerintah biasanya tidak dapat campur tangan dalam penerapan kapitalisme, sehingga sering kali sistem ini digabungkan dengan sistem ekonomi lainnya untuk memastikan perekonomian berjalan dengan lancar. 

Lalu, bagaimana penerapan kapitalisme di Indonesia? Apa perbedaan antara ideologi kapitalisme, liberalisme, dan sosialisme? 

Pengertian kapitalisme ini akan semakin jelas ketika kita mendalami pembahasan lebih lanjut mengenai konsep dan penerapannya.

Pengertian Kapitalisme

Pengertian kapitalisme merujuk pada sebuah sistem ekonomi yang memberikan kebebasan penuh kepada individu untuk mengelola berbagai aktivitas ekonomi, seperti perdagangan, industri, dan pengelolaan alat produksi, dengan tujuan utama memperoleh keuntungan. 

Dalam pandangan lain, kapitalisme adalah sistem di mana kegiatan ekonomi sepenuhnya dijalankan oleh sektor swasta, tanpa campur tangan langsung dari pemerintah, yang hanya berperan sebagai pengawas. 

Dalam sistem ini, pemilik modal berhak menentukan harga barang atau jasa di pasar. 

Secara garis besar, kapitalisme memberikan kebebasan kepada pelaku ekonomi untuk mengatur dan menyesuaikan kegiatan mereka dengan kebutuhan dan keinginan pasar.

Karl Marx

Mendengar nama Karl Marx, orang sering kali teringat pada paham Marxisme. Marx terkenal sebagai seorang ahli yang mengembangkan pemahaman tentang ekonomi, pemerintahan, dan struktur sosial. 

Ia mempelajari kapitalisme dari berbagai perspektif, terutama dalam hal ekonomi dan politik. Kapitalisme, menurut Marx, adalah sistem ekonomi yang dirancang untuk mendapatkan keuntungan melalui setiap proses produksi. 

Hal ini tercapai dengan sistem mode of production, di mana produksi diorganisir secara sistematis dan efisien untuk mengurangi biaya produksi. Keuntungan yang didapatkan kemudian digunakan untuk mengontrol kelas buruh. 

Marx membagi masyarakat kapitalis menjadi dua kelas utama: kapitalis, yang merupakan pemilik alat produksi dan kelompok borjuis, serta proletariat atau kaum buruh, yang tidak memiliki alat produksi, bahan baku, atau ruang kerja untuk produksi.

Max Weber

Max Weber memiliki pandangan yang lebih kompleks mengenai kapitalisme. Ia menilai kapitalisme sebagai sebuah paham yang memiliki dampak positif dalam kehidupan manusia. 

Bagi Weber, semangat kapitalisme beriringan dengan ajaran agama, terutama etika Protestan. Kapitalisme, dalam pandangannya, mendorong manusia untuk hidup disiplin, bekerja keras, dan hidup hemat, yang pada akhirnya membawa kesejahteraan. 

Etika Protestan yang lahir di kalangan kaum Calvinis di Eropa mengajarkan bahwa seseorang harus berusaha sebaik mungkin di dunia ini untuk mencapai kebaikan, karena nasib di akhirat dianggap terkait dengan kesuksesan duniawi. 

Doktrin ini mendorong semangat kerja keras sebagai bagian dari ibadah kepada Tuhan.

Adam Smith

Adam Smith memiliki pandangan berbeda tentang kapitalisme. Baginya, kapitalisme adalah sistem yang mendukung perekonomian yang lebih efisien dan berkembang. 

Dalam pandangan Smith, setiap individu berperan penting dalam memajukan ekonomi negara melalui kepemilikan alat produksi dan kemampuan mengelola laba. 

Ia berpendapat bahwa jika pemilik modal diberi kebebasan dalam menjalankan usahanya, maka ini akan berdampak positif bagi masyarakat luas, karena usaha mereka akan menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan. 

Smith mengidentifikasi empat prinsip utama dalam kapitalisme, yakni: 

  • kekayaan seharusnya menjadi perhatian individu, bukan pemerintah; 
  • individu harus memiliki properti pribadi dan sumber daya; 
  • kebebasan ekonomi menciptakan pasar kompetitif; dan 
  • peran pemerintah terbatas pada perlindungan, pengawasan, dan penyediaan lapangan pekerjaan.

Ir. Soekarno

Bagi Soekarno, kapitalisme adalah sistem sosial yang lahir akibat cara produksi yang memisahkan kaum buruh dari alat-alat produksi. 

Sistem ini menyebabkan ketimpangan antara mereka yang memiliki alat produksi dan mereka yang hanya memiliki tenaga kerja.

J.M. Romein

J.M. Romein melihat kapitalisme sebagai sistem ekonomi yang bertujuan untuk menjalankan kegiatan produksi guna memperoleh keuntungan. 

Dalam pandangan ini, kapitalisme berfokus pada produksi yang terorganisir untuk menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya.

Tokoh Kapitalisme

Kapitalisme sering kali dikaitkan dengan pemikiran Karl Marx, namun sebenarnya pandangan ini kurang tepat. Tokoh utama yang sesungguhnya berperan dalam pengembangan teori kapitalisme adalah Adam Smith. 

Sebagai ekonom klasik, Adam Smith menyampaikan kritik terhadap sistem merkantilisme yang menurutnya tidak memberikan manfaat optimal bagi kesejahteraan masyarakat pada zamannya.

Ia memperkenalkan konsep perputaran ekonomi yang dikenal sebagai M-C-M (Modal–Komoditas–Uang), di mana uang digunakan sebagai modal untuk memperoleh komoditas, lalu dijual kembali guna menghasilkan uang yang lebih besar. 

Siklus ini terus berulang karena keuntungan yang diperoleh dapat diinvestasikan kembali menjadi modal baru.

Adam Smith juga mengajukan gagasan bahwa pasar sebaiknya berjalan dengan prinsip laissez-faire, yakni bebas dari campur tangan pemerintah. 

Menurutnya, peran negara seharusnya terbatas hanya pada fungsi pengawasan demi memastikan bahwa setiap aktivitas ekonomi yang dijalankan masyarakat berlangsung dengan adil dan teratur.

Perbedaan Kapitalisme dengan Sistem Ekonomi Lain

Kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada individu maupun sektor swasta untuk terlibat aktif dalam kegiatan ekonomi dengan tujuan memperoleh keuntungan. 

Dalam sistem ini, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang sebebas mungkin, sementara peran pemerintah sangat terbatas dan tidak banyak ikut campur. 

Sebagai contoh, bentuk keterlibatan pemerintah yang paling minimal dalam sistem kapitalisme adalah penentuan upah minimum.

Sosialisme, di sisi lain, adalah sistem ekonomi dan sosial yang didasarkan pada kepemilikan bersama atas alat produksi serta pengelolaan oleh para pekerja secara kolektif. 

Dalam ideologi ini, negara memiliki peran besar dalam mengatur berbagai aspek ekonomi seperti penetapan gaji, harga barang dan jasa, hingga pengelolaan sumber daya dan aset-aset strategis lainnya.

Liberalisme adalah suatu pandangan atau aliran politik yang menjunjung tinggi prinsip kebebasan individu dan kesetaraan hak sebagai nilai utama. 

Ideologi ini mengedepankan kebebasan masyarakat, terutama kebebasan berpikir dan berpendapat bagi setiap orang, sebagai fondasi dalam membentuk kehidupan bernegara yang adil dan demokratis.

Ciri-ciri Kapitalisme

Berikut adalah sejumlah karakteristik utama dari sistem kapitalisme:

  • Adanya pengakuan penuh terhadap hak milik individu.
  • Alat-alat produksi dikuasai secara pribadi oleh perseorangan.
  • Setiap individu memiliki kebebasan untuk menentukan jenis pekerjaan atau usaha yang ingin dijalankannya.
  • Sistem perekonomian bergerak dan dikendalikan oleh mekanisme pasar.
  • Keterlibatan pemerintah dalam urusan ekonomi sangatlah terbatas atau minimal.
  • Dorongan utama dalam kegiatan ekonomi adalah keinginan untuk memperoleh keuntungan.
  • Manusia dipandang sebagai makhluk ekonomi (homo economicus) yang bertindak berdasarkan kepentingan dan keuntungan pribadi.

Selain itu, ideologi individualisme yang menjadi bagian dari kapitalisme berakar pada pandangan materialistik dan hedonistik, suatu warisan dari pemikiran zaman Yunani Kuno.

Kelebihan Sistem Kapitalisme

Meskipun kerap dianggap tidak berpihak pada kelompok ekonomi lemah, terutama mereka yang tidak memiliki atau kekurangan modal, sistem kapitalisme tetap memiliki sejumlah keunggulan. 

Menurut sumber dari Capitalism, berikut adalah beberapa kelebihannya:

Persaingan Usaha

Kapitalisme mendorong munculnya persaingan antar pelaku bisnis. Pemilik modal berlomba-lomba menawarkan barang dan jasa terbaik dengan harga yang kompetitif untuk menarik minat konsumen.

Dorongan Inovasi

Persaingan bebas di pasar turut merangsang munculnya inovasi. Inovasi produk menjadi elemen penting dalam mempertahankan keberlangsungan dan daya saing sebuah usaha.

Penentuan Harga

Selain memicu inovasi, kompetisi antar pelaku usaha juga berdampak pada fluktuasi harga. Dalam sistem ini, konsumen bebas menentukan seberapa besar nilai yang ingin mereka keluarkan untuk memperoleh barang atau layanan tertentu.

Produktivitas dan Efisiensi

Sistem kapitalisme mendorong pelaku usaha untuk bekerja secara lebih efisien, yaitu dengan menghasilkan produk atau jasa berkualitas tinggi dengan pengeluaran yang seminimal mungkin namun tetap meraih keuntungan maksimal.

Kewirausahaan

Kapitalisme memberi ruang seluas-luasnya bagi individu untuk merintis dan menjalankan usaha sesuai minat dan potensi masing-masing. Kebebasan dalam berwirausaha menjadi salah satu daya tarik utama sistem ini.

Kekurangan Sistem Kapitalisme

Meskipun menawarkan sejumlah manfaat, sistem kapitalisme juga memiliki berbagai kelemahan. Menurut Economicshelp, berikut ini adalah beberapa sisi negatif dari sistem tersebut:

Keterbatasan Akses terhadap Modal

Salah satu kelemahan utama dalam kapitalisme adalah kenyataan bahwa hanya kelompok tertentu saja yang memiliki akses terhadap modal. 

Hal ini dapat menciptakan ketidakseimbangan dalam persaingan pasar dan bahkan membuka peluang munculnya praktik monopoli.

Rendahnya Kesejahteraan Pekerja

Karena orientasi utama sistem kapitalisme adalah meraih keuntungan sebesar-besarnya, isu mengenai upah layak dan perlindungan bagi tenaga kerja sering kali diabaikan.

Ketimpangan Sosial

Kapitalisme kerap dikritik karena memperbesar jurang ketidaksetaraan. Kepemilikan pribadi atas sumber daya memungkinkan akumulasi kekayaan yang dapat diwariskan, sehingga kesenjangan antar generasi terus berlanjut.

Eksploitasi Sumber Daya Alam

Dorongan untuk meraup keuntungan sebanyak mungkin mendorong pelaku usaha untuk mengeksploitasi alam secara berlebihan, tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan.

Contoh Bentuk Kapitalisme

Dalam kehidupan sehari-hari, praktik kapitalisme dapat dijumpai dalam berbagai bentuk, antara lain:

  • Kehadiran supermarket dan minimarket yang berada di sekitar kawasan pasar tradisional, yang menunjukkan persaingan langsung dalam dunia perdagangan ritel.
  • Perusahaan teknologi terus menciptakan berbagai inovasi yang secara tidak langsung mendorong masyarakat menjadi lebih konsumtif terhadap produk-produk digital maupun elektronik.
  • Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi tambang yang dilakukan demi memperoleh keuntungan besar, tanpa memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
  • Aktivitas di pasar saham, di mana saham diperjualbelikan sebagai upaya untuk menambah modal usaha. Dalam sistem ini, siapa pun—baik individu maupun perusahaan besar—dapat ikut serta dalam perdagangan saham.
  • Munculnya banyak pesaing di berbagai bidang usaha, yang mencerminkan dinamika kompetitif khas sistem kapitalisme.

Kapitalisme di Indonesia

Pertumbuhan kapitalisme di Indonesia hingga saat ini tidak dapat dilepaskan dari jejak sejarah kolonialisme Belanda. 

Salah satu bentuk awal masuknya sistem ini bisa ditelusuri melalui kebijakan tanam paksa yang diterapkan oleh VOC. Sistem tersebut menjadi titik awal berkembangnya kapitalisme di wilayah nusantara.

Penerapan tanam paksa oleh Belanda merupakan wujud konkret dari praktik kapitalisme, di mana penduduk lokal dipaksa menyerahkan hasil kekayaan alam mereka demi kepentingan dan keuntungan pemerintah kolonial.

Setelah sistem ini dihapuskan dan Indonesia meraih kemerdekaan, kapitalisme tidak menghilang, melainkan berevolusi dalam bentuk baru. 

Selama masa Orde Baru, arus investasi asing mulai masuk secara masif ke dalam negeri, yang pada akhirnya memperjelas kesenjangan antara kelompok masyarakat yang memiliki akses terhadap modal dan mereka yang tidak.

Hingga kini, kapitalisme masih menjadi bagian dari sistem ekonomi Indonesia. Salah satu buktinya dapat dilihat dari dominasi pihak asing dalam pengelolaan sumber daya alam nasional. 

Namun demikian, pemerintah Indonesia juga telah menunjukkan usaha untuk membalikkan keadaan tersebut, misalnya dalam kasus pengelolaan tambang Freeport di Papua, di mana pemerintah akhirnya berhasil menguasai mayoritas saham sebesar 51%.

Apakah Penerapan Sistem Kapitalisme Baik atau Buruk pada Suatu Negara?

Secara umum, kapitalisme dapat diartikan sebagai suatu sistem ekonomi yang memberi keleluasaan kepada pemilik modal untuk menjalankan kegiatan usaha secara bebas. 

Sistem ini mencakup berbagai aspek seperti proses produksi, distribusi barang dan jasa, hingga aktivitas penjualan. 

Lalu, apakah kapitalisme merupakan sistem yang tepat untuk diterapkan? Jawabannya sangat bergantung pada perspektif masing-masing individu dalam menilainya.

Jika dilihat dari pandangan para tokoh, maka penafsiran terhadap kapitalisme pun bisa beragam. 

Bagi mereka yang memandang kapitalisme semata-mata sebagai cara untuk mengejar keuntungan pribadi atau memperkaya diri sendiri, pandangan tersebut sejalan dengan pemikiran Karl Marx. 

Namun, apabila kapitalisme dianggap sebagai sarana untuk mencapai kesuksesan baik di dunia maupun dalam konteks spiritual, maka pemahaman ini lebih dekat dengan pemikiran Max Weber.

Sementara itu, jika kapitalisme dipahami sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi suatu bangsa, maka pandangan ini merupakan cerminan dari teori yang dikemukakan oleh Adam Smith. 

Dengan demikian, apakah kapitalisme dipandang positif atau negatif sangat bergantung pada sudut pandang yang digunakan dalam menilainya.

Sebagai penutup, pengertian kapitalisme adalah sistem ekonomi yang memberi kebebasan individu dalam mengelola usaha dan kepemilikan, dengan dampak yang bergantung pada cara pandang masing-masing.

Terkini